• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Kabar Fakultas
  • Kiat Sukses Menjadi Petani Cabai Millenial

Kiat Sukses Menjadi Petani Cabai Millenial

  • 16 April 2021, 07:55 WIB
  • Oleh: Satria
  • 9738
Kiat Sukses Menjadi Petani Cabai Millenial

Berdasarkan data dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementrian Pertanian, petani muda di Indonesia yang berusia 20-39 tahun hanya berjumlah 2,7 juta orang. Jumlah ini hanya sekitar 8 persen dari total petani kita yang berjumlah 33,4 juta orang.

Melihat fenomena tersebut Kagama Pertanian dan Fakultas Pertanian UGM menghadirkan petani cabai millenial Pulung Widi Handoko, S.P., pada Webinar Kamis (15/4). Pulung adalah Alumnus Fakultas Pertanian UGM Angkatan 2014 yang merupakan petani cabai dari Kabupaten Magelang. Sekali panen, omzetnya bisa mencapai puluhan juta rupiah.

Pulung menjelaskan bagaimana pengalamannya sebagai petani dan bagaimana membudidayakan cabai dengan baik. Menurutnya, untuk budi daya cabai sendiri, yang pertama menjadi kunci adalah pemilihan lahan dan ketersediaan air. Selain itu, pengolahan tanah juga penting seperti pembersihan sisa tanaman atau gulma, pembuatan bedengan, pengapuran, pemupukan dasar, dan penutupan mulsa,” paparnya.

Hal kedua adalah pemilihan varietas (diterima pasar, mempunyai produktivitas yang tinggi, sesuai kondisi lahan, mempunyai keunggulan toleran terhadap OPT tertentu). Ketiga adalah waktu tanam, lahan kering atau tegalan penanaman pada awal musim penghujan, lahan sawah bekas padi pada akhir musim penghujan.

“Pada musim hujan, sebaiknya kita menanam pada jarak yang lebih lebar misalnya 40 x 45cm, atau 50cm x 60cm agar sinar matahari lebih banyak masuk dan mudah untuk melakukan penyemprotan. Penguatan bibit cabai juga harus diperhatikan, penanaman lebih baik dilakukan pada sore hari karena intensitas matahari tidak terlalu tinggi agar lebih survive,” ujarnya.

Menurut Pulung, hal lain yang penting adalah berkaitan dengan pemeliharaan karena semua orang bisa menanam cabai, tapi tidak semua orang bisa memelihara dengan baik. Pemeliharaan meliputi sanitasi atau kebersihan (jaga kebersihan lahan, air, tanaman, perkakas yang digunakan), pengamatan (perlu tidaknya pemupukan, serangan OPT, dan kebutuhan air), aksi atau tindakan dan evaluasi.

Pulung menuturkan ketika cabai mahal, orang cenderung untuk ikut menanam cabai untuk mendapatkan harga mahal. Hal ini harus dihindari karena beberapa bulan kemudian harganya akan mulai turun.

Oleh karena itu, sebagai petani harus bisa melihat peluang panen cabai untuk mendapat harga tinggi seperti apa.

“Pertama kita harus bisa melihat pertanaman cabai daerah lain (mapping), untuk sentra produksi cabai rawit berada di Jawa Timur. Kalau untuk produksi cabai produksi berada di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sumatera Utara. Kita harus tahu daerah lain menanam cabai di bulan apa dan kita bisa melihat peluang untuk menanam cabai dari hal tersebut,” ujarnya.

Penulis: Desy

Berita Terkait

  • Pertanian Pesisir Kulon Progo Memiliki Prospek Bagus

    Friday,05 July 2013 - 13:03
  • Workshop Realitas Kerja vs Idealisme Mahasiswa

    Friday,29 April 2011 - 10:55
  • Integritas, Kunci Sukses Bekerja

    Monday,19 October 2015 - 11:31
  • Solarisasi Tanah, Solusi Atasi Gulma Pada Tanaman Cabai

    Monday,26 May 2014 - 14:11
  • Memberdayakan Warga Disabilitas Lewat Manisan Cabai

    Friday,10 June 2016 - 15:11

Rilis Berita

  • Inisasi Konsorsium Riset Kopi, UGM Terima Kunjungan Tim Riset Kopi University of California 06 June 2023
    UGM menerima kunjungan tim riset kopi dari University of California-Davis, Selasa (6/6)
    Ika
  • Arie Sujito: Jadikan KKN Sebagai Panggilan Jiwa 06 June 2023
    Wakil Rektor Bidang  Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat dan Alumni, Universitas GAdja
    Gusti
  • Guru Besar Baru UGM Ratna Susandarini Angkat Pentingnya Revitalisasi Taksonomi 06 June 2023
    Krisis biodiversitas akibat kerusakan habitat, alih fungsi lahan, dan eksploitasi
    Gloria
  • Hakikat HAM 06 June 2023
    Oleh Dr. Bagus Riyono, M.A., Psikolog. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
    Universitas Gadjah Mada
  • LPPT UGM Raih Penghargaan dari Kemenkes RI 06 June 2023
    Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) UGM mendapat penghargaan dari Menteri Keseha
    Gusti

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
  • 02Oct Conference of Critical Island Studies...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual