Sebanyak 50 Dosen Pembimbing Lapangan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) UGM mendapat sertifikasi. Pemberian sertifikasi ini dalam rangka pengembangan penjaminan mutu pelaksanaan berbagai program KKN PPM UGM di masyarakat.
“Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) merupakan salah satu komponen ujung tombak keberhasilan pelaksanaan program KKN PPM, maka perlu dilakukan sertifikasi,†ungkap sekretaris LPPM UGM, Dr. drh. R. Wisnu Nurcahyo dalam sambutannya sekaligus membuka kegiatan Sertifikasi DPL KKN PPM, Rabu (24/10) di Ruang Sidang I Gedung Pusat UGM.
Menurut Wisnu, Program KKN sendiri mensyaratkan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) berperan aktif dalam mengetahui permasalahan yang ada, bahkan sebelum mereka terjun selama 2 hingga 2,5 bulan di tengah-tengah masyarakat. Sebab, tambah Wisnu, konsep KKN bukan lagi ‘working for the community’ tapi berganti menjadi konsep ‘working with community’.
“Kegiatan Kuliah Kerja Nyata sudah menjadi bentuk nyata kontribusi UGM bagi masyarakat, UMKM dan kelompok masyarakat yang ingin mandiri secara ekonomi maupun sosial,†jelasnya.
Kegiatan sertifikasi DPL ini dilaksanakan selama dua hari 24 & 25 Oktober 2007, ikut juga memberikan materi dan pelatihan diantaranya Prof. Dr. Retno S Sudibyo, M.Sc, Apt, Prof. Dr. (Tech). Ir. Danang Parikesit, M.Sc.(Eng), Dr. R. Wisnu Nurcahyo, Dr. drh. Joko Prastowo, M.Si, Eko Agus Suyono, M.App.Sc, dra. Aisah Indati, MS.
Sementara itu, Dr. drh. Joko Prastowo, M.Si dalam pengarahan dan penyampaian materi pola KKN PPM mengungkapkan tantangan masa depan KKN PPM meliputi sinergisme pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masayarakat. Selain itu, mengupayakan Haki dan unit jasa Industri (UJI) di tingkat nasional dan internasional.
“Namun yang tak kalah pentingnya, melakukan kerjasama kemitraan dengan stakeholder dan pihak asing untuk internasionalisasi program KKN PPM,†ujar Kepala Bidang Pengelolaan KKN dan Pemberdayaan UKM LPPM UGM ini.
Joko menambahkan, beberapa bentuk implementasi KKN PPM UGM yang sudah dilakukan diantaranya, program pemberantaasan buta aksara, program wajib belajar 9 tahun, peningkatan pembelajaran berkualitas, kecakapan hidup (lifeskill) bagi remaja putus sekolah dan korban gempa, eksploitasi air gua plawan dengan energi tebarukan. Sedangkan bentuk kerjasama kemitraan dilakukan dengan pihak asing diantaranya UNDP (United Nations development Programe), AUSAID, World Bank, dan Schlumberger. (Humas UGM)