UGM kehilangan sang guru sejati, Prof Dr Teuku Jacob MS MD DSc. Guru Besar Fakultas Kedokteran UGM tersebut, tutup usia pada hari Rabu, 17 Oktober 2007 pukul 17.45 WIB di Rumah Sakit Dr Sardjito, Yogyakarta.
Pakar anthreopolog sekaligus mantan Rektor UGM (1981-1986) meninggal dunia akibat menderita komplikasi penyakit lever. Almarhum dimakamkan pada hari Kamis, 18 Oktober 2007 pukul 13.00 WIB di pemakaman keluarga UGM Sawit Sari, setelah sebelumnya disemayamkan di Balairung UGM untuk mendapatkan penghormatan terakhir dari Keluarga Besar UGM.
Ungkapan belangsungkawa mengalir dari tokoh-tokoh masyarakat, pimpinan universitas, fakultas, dosen, mahasiswa dan karyawan UGM. Mereka sangat kehilangan seorang guru pemerhati ilmu anthropologi dan kepurbakalaan, terutama situs purbakala Sangiran.
Almarhum lahir di Peurelak (Aceh Timur) 6 Desember 1929, menyelesaikan pendidikan Drs. Med dari Fakultas Kedokteran UGM tahun 1956, MS dari Howard University Graduate School Washington DC tahun 1960, MD dari Orovifence Hospital Washington DC di tahun 1961 dan gelar Doktor Paleoanthroplogie pada tahun 1967 dari Rijkuniversiteit the Utrecht.
Mengawali pengabdian di UGM sebagai Asisten Mahasiswa Anatomi FK UGM pada tahun 1953, Asisten Antroplogi FK UGM tahun 1954, Asisten Ahli (1956), Lektor Muda (1962), Lektor (1963), Lektor Kepala (1965) dan Guru Besar pada tahun 1971. Almarhum Prof Jacob pernah menjabat sebagai Sekretaris Fakultas Kedokteran UGM tahun 1973-1975 dan Dekan Fakultas Kedokteran UGM 1975-1979.
Selain pernah mendapat penghargaan Honorary Citizen of The Sunshine City-Mayor Of Tucson, AR ditahun 1958, almarhum Prof Jacob banyak menerima berbagai macam penghargaan. Tercatat, diantaranya di tahun 1980, dirinya mendapat anugerah Satya Lencana Karya Satya Presiden RI dan Medali Paul Broca-NNRS, DSc open Internasional University for Complementary Medicine Colombo, Srilanka tahun 1992, Medali Emas Indian Board of Alternatif Medicine (1993), Anugerah Hamengkubuwono IX tahun 1997 serta Bintang Mahaputra Nararia Republik Indonesia tahun 2002.
Disamping pernah menjabat Wakil Ketua Kagama (1981-1985), almarhum pernah menjabat anggota MPR RI (1982-1987). Almarhum meninggalkan istri, Nuraini Jacob dan putrinya Nila Nurilani Jacob, serta anak menantu Afmi.
Menurut Ketua Majelis Guru Besar UGM Prof Drs Suryo Guritno M Stats PhD, terdapat tiga hal penting berkait almarhum Prof Dr Teuku Jacob MS MD. Pertama, almarhum adalah seorang nasionalis sejati. Hal ini ditunjukkan melalui pandangan almarhum tentang kasus manusia purba Liang Bua di Flores.
“Walau para ilmuwan asing berpendapat bahwa itu merupakan spesies baru, namun almarhum bersikukuh pada pandangannya, jika hal itu bukan spesies baru,†ujar Suryo Guritno saat upacara pelepasa jenazah di Balairung, Kamis (18/10).
Kedua, prestasi signifikan almarhum adalah dalam kurun waktu 36 tahun usia UGM, sebanyak 56,8% dari Doktor yang dihasilkan oleh UGM dihasilkan saat almarhum Prof Jacob menjabat sebagai Rektor UGM.
“Yang ketiga, walaupun almarhum Prof Dr Teuku Jacob telah menderita sakit lever cukup lama, komitmennya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu antroplogi Ragawi sangat luar biasa,†lanjutnya.
Dalam pandangan Prof Suryo Guritno, almarhum merupakan gambaran sosok seorang ilmuwan sejati. Internasional Paleo-Antropologi pada bulan Juli 2007 lalu, merupakan forum ilmiah terakhir yang almarhum hadiri.
“Dengan meninggalnya Prof Teuku Jacob, Indonesia khususnya Universitas Gadjah Mada sangat kehilangan seorang putra terbaiknya. Semoga suri tauladan yang dirintisnya senantiasa menjadi panutan bagi seluruh civitas akademika UGM yang ditinggalkannya,†tandas Prof Suryo Guritno. (Humas UGM).