Lebih dari 100 mahasiswa mengikuti kegiatan Kurator Hayati yang dikelola oleh “Komite Indeks Biodiversitas Indonesia -Konsorsium Biologi Indonesia (IBI-KOBI)” dalam Program Studi/ Proyek Independen – Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Kegiatan ini berlangsung pada November 2020 hingga Januari 2021 dan telah menghasilkan ribuan data keanekaragaman hayati.
“Hasil kerja mahasiswa sebagai kurator hayati sangat menggembirakan karena telah berhasil merekam 3.160 data keanekaragaman hayati flora dan fauna,” terang Barano Siswa Sulistyawan mewakili Panitia Kegiatan MBKM KH pada Inagurasi Kelulusan Kurator Hayati, Rabu (28/4).
Barano menerangkan, program ini diikuti oleh 119 mahasiswa yang terdiri atas 61 peserta individu dan 11 peserta kelompok. Para peserta berasal dari 19 perguruan tinggi Indonesia yang memiliki fakultas atau program studi bidang Biologi, Kehutanan, dan Perikanan.
Deputi Bidang Kemaritiman dan SDA Bappenas, Dr. Ir. Arifin Rudiyanto, M.Sc., menyampaikan bahwa kurator diharapkan dapat berperan dalam memperbarui status keanekaragaman hayati Indonesia baik dari lingkup ecoregion maupun nasional.
Dalam acara inagurasi ini, ia menyampaikan paparan terkait tantangan mengukur pencapaian Indonesia Biodiversity Strategy and Action Plan (IBSAP). Keanekaragaman hayati, terangnya, merupakan salah satu landasan pembangunan berkelanjutan.
“Pembangunan ekonomi Indonesia yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan manusia bertumpu pada kapasitas lingkungan dan alam untuk mendukung pembangunan berkelanjutan sehingga perencanaan kahati sebagai aset pembangunan menjadi bagian penting,” terangnya.
Pemerintah sendiri telah menyusun aturan pengelolaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati dalam dokumen IBSAP 2015-2020 yang merupakan pemutakhiran dari IBSAP 2003-2020 dengan mengakomodasi isu-isu terkini sesuai dengan dinamika nasional dan global.
Tantangan pencapaian IBSAP sendiri cukup beragam, salah satunya adalah kurangnya dan tersebarnya data informasi keanekaragaman hayati untuk membantu implementasi dan pencapaian terget.
“Kecukupan data menjadi krusial untuk mencapai target-target IBSAP sehingga adanya kekosongan atau kekurangan data membuat pencapaian target kurang optimal,” kata Arifin.
Program Kurator Hayati merupakan inisiatif kerja sama antara Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI) dengan praktisi konservasi yang merupakan anggota Forum Komunikasi Konservasi Indonesia (FKKI) sebagai salah satu model pelaksanaan program MBKM.
Dari kegiatan ini, tersusun struktur basis data keanekaragaman hayati yang dapat dikaji lebih lanjut. Usai menyelesaikan tahap awal, inisiatif MBKM ini selanjutnya akan dilanjutkan dengan kegiatan tahap kedua yaitu analisis data dan menyusun publikasi ilmiah.
Penulis: Gloria