• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  • Kabar UGM
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Pengendalian Tuberkulosis dan Diabetes Mellitus di Kota Yogyakarta Belum Kolaboratif

Pengendalian Tuberkulosis dan Diabetes Mellitus di Kota Yogyakarta Belum Kolaboratif

  • 10 May 2021, 14:47 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 13551
  • PDF Version
Pengendalian Tuberkulosis dan Diabetes Mellitus di Kota Yogyakarta Belum Kolaboratif

Tuberkulosis dan Diabetes Mellitus (TB-DM) merupakan penyakit penyerta yang dianggap memiliki risiko keparahan tinggi apabila terinfeksi virus Covid-19. Meskipun di fasilitas layanan primer telah terdapat panduan nasional pengelolaan TB-DM,, namun implementasinya di fasilitas kesehatan belum rutin dan sistematis. Hingga saat ini masih terdapat hambatan dari aspek penyelenggaraan layanan kesehatan termasuk dampak pandemi Covid-19, faktor pasien, faktor petugas kesehatan, serta regulasi BPJS. Oleh karena itu, capaian pelaksanaan skrining 2 arah masih sangat rendah yakni rata-rata 16,5 persen meskipun terus mengalami peningkatan. Bahkan, capaian indikator proporsi temuan kasus TB-DM baru juga masih rendah yaitu 5,8 persen dari seluruh pasien TB. Sedangkan capaian proporsi pengobatan TB 100 persen dan capaian pasien DM terkendali gula darahnya 85,7 persen.

Secara epidemiologis, gambaran beban penyakit menular di Indonesia dalam kasus TB sangatlah berat, di mana Indonesia menyumbang 8,5 persen jumlah penderita TB atau peringkat kedua terbanyak di dunia menurut WHO, 2020. Dalam Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019, diketahui bahwa jumlah kasus TB yang ditemukan sebanyak 543.874 kasus. Tingginya prevalensi TB di Indonesia membutuhkan penemuan kasus TB (case finding) dan notifikasi yang lebih signifikan.

Sementara penyakit Diabetes Mellitus, Indonesia menduduki peringkat 7 dunia jumlah penderita DM pada usia 20-79 tahun. Di sisi lain, prevalensi DM di Indonesia terus meningkat dan ditunjukkan dengan peningkatan yang mencolok dalam hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2006 sebanyak 5,9 persen menjadi 6,9 persen pada tahun 2016. Mayoritas penduduk penderita DM (75  persen) tidak menyadari kesakitannya dan umumnya datang ke fasilitas kesehatan dalam keadaan terlambat dengan sudah dengan beragam komplikasi. Prevalensi DM yang yang terdiagnosis dokter sebesar 2,1 persen dan prevalensi tertinggi berada di Provinsi DIY  sebesar 2,6 persen. “Dibutuhkan pendekatan komprehensif agar kondisi pre-diabetik dapat diidentifikasi sedini mungkin, salah satunya melalui skrining pada individu berisiko,” kata Mahasiswa Program Doktor FKKMK, dr. Merita Arini, MMR., dalam ujian terbuka promosi doktor, Senin (10/5).

Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini menuturkan penelitian yang dilakukannya terhadap 18 puskesmas di Kota Yogyakarta, disimpulkan bahwa pengelolaan TB-DM di Kota Yogyakarta belum kolaboratif meskipun terdapat peningkatan beban kasus. Kolaborasi TB-DM telah mulai dikenalkan dalam bentuk sosialisasi dan didukung dengan kebijakan-kebijakan. Namun, dari aspek kesiapan struktur dan proses, puskesmas memiliki jenis sumber daya yang memadai, namun membutuhkan kolaborasi multisektor.

Model kolaborasi TB-DM secara teknis meliputi upaya skrining dua arah, edukasi, penatalaksanaan TB-DM terintegrasi serta pencatatan dan pelaporan. Perumusan model melibatkan perspektif dan pengalaman pasien, petugas kesehatan, pemangku kepentingan, serta pakar untuk memastikan terpenuhinya komponen-komponen pelayanan penyakit kronis terintegrasi yang appropriate (berkualitas, aman) dan dapat diterapkan.

Kolaborasi TB-DM yang dirumuskan dan telah diujicobakan di tiga puskesmas potensial dapat diterima dan diterapkan meskipun masih didapatkan beberapa hambatan yang dapat menurunkan acceptability dan feasibility. Faktor-faktor penghambat meliputi hambatan penyelenggaraan layanan kesehatan termasuk dampak pandemi Covid-19, faktor pasien, faktor petugas kesehatan, serta regulasi BPJS. “Faktor pemungkin yang dapat mendukung penerapan kolaborasi TB-DM meliputi aspek komunitas dan kebijakan, sistem kesehatan, serta pola komunikasi dan karakteristik individu petugas,”katanya.

Menurutnya, dibutuhkan peningkatan upaya-upaya pelayanan yang berpusat pada pasien, peningkatan kapasitas petugas, institusionalisasi kolaborasi hingga tingkat faskes, termasuk perlunya advokasi kepada pemangku kepentingan terkait, serta monitoring dan evaluasi yang intensif. “Pelibatan fasilitas kesehatan swasta, RS, dan lintas sektor penting untuk diupayakan guna meningkatkan kolaborasi pelayanan dan pengendalian TB-DM di Kota Yogyakarta,”pungkasnya.

Penulis : Gusti Grehenson
Foto     : Pixabay.com 

Berita Terkait

  • Depresi Tingkatkan Risiko Kematian Diabetesi

    Thursday,03 April 2014 - 14:49
  • Jan Voskens dan Pengendalian TB di Jogjakarta

    Friday,07 October 2016 - 23:44
  • Triswheat, Solusi Penyembuh Luka Diabetes Mellitus

    Wednesday,14 June 2017 - 14:24
  • Penderita Diabetes Berisiko Kena Retinopati Diabetik dan Periodontitis

    Tuesday,12 November 2013 - 13:11
  • UGM dan UKDW Gelar Hari Diabetes Sedunia

    Friday,23 November 2018 - 11:09

Rilis Berita

  • UGM Manfaatkan Lahan Tidur di Klaten Untuk Pengembangan Padi Unggul 18 May 2022
    Fakultas Pertanian UGM berkolaborasi dengan Taman Sehat Rejosari (Tasero) Delanggu Klat
    Gusti
  • Tim Catur UGM Raih Prestasi di GACC ke-25 di University of Malaya 18 May 2022
    Tim Catur UGM berhasil meraih sejumlah prestasi membanggakan dalam kejuaraan 25th Grand Asian Che
    Agung
  • Menteri PPPA Apresiasi Upaya UGM Tangani Kekerasan Seksual 17 May 2022
    Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, S.E, M.Si, m
    Gloria
  • UTBK di UGM Diikuti 12.232 Peserta 17 May 2022
    Sebanyak 12.232 peserta mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Universitas Gadjah Mada
    Ika
  • Pengamat UGM Bicara Soal Penyesuaian Tarif Listrik Progresif 17 May 2022
    Beberapa waktu lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Bins
    Agung

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

  • 30May International Academic Conference on Tourism (INTACT) 2022 ...
  • 21Jul The International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT)...
  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual