Pemerintah Kabupaten Sleman meluncurkan program Si Wolly Nyaman dalam pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan menerapkan teknologi nyamuk ber-Wolbachia Jumat (21/5) di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman. Program ini dilaksanakan dengan kerja sama antara World Musquito Progra (WMP) Yogyakarta, UGM, dan dukungan Yayasan Tahija.
Peluncuran Program Si Wolly Nyaman ditandai dengan peletakan ember berisi telur nyamuk ber-Wolbachia oleh Bupati Sleman. Kegiatan ini secara simbolis mengawali tahapan peletakan ember serupa di seluruh 588 padukuhan yang tersebar di wilayah Sleman.
Bupati Sleman, Dra. Hj. Kustini Sri Purnomo, menjelaskan diluncurkannya Program Si Wolly Nyaman ini merupakan bentuk komitmen pemerintah terhadap kesehatan warga Sleman.
“Manfaat program ini untuk mengurangi kasus penularan lokal DBD di Sleman, minimal sampai 50 persen,” jelasnya.
Meskipun telah mengimplementasikan program Si Wolly Nyaman, Kustini tetap berpesan kepada warga Sleman untuk selalu melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan dan menjalani perilaku hidup bersih dan sehat.
Project Leader WMP Yogyakarta, Prof. dr. Adi Utarini, M.Sc, MPH, Ph.D, menyampaikan inovasi pengendalian DBD melalui nyamuk ber-Wolbachia telah terbukti menurunkan 77 persen kasus DBD di Kota Yogyakarta. Selain itu, penerapan teknologi ini juga terbukti aman bagi lingkungan dan manusia.
“Kegiatan peletakan ember berisi telur nyamuk ber-Wolbachia di Kabupaten Sleman akan dimulai sejak Mei hingga November 2021, dan dilakukan dengan kerja sama antara kader kesehatan dan staf WMP Yogyakarta,” jelas Guru Besar FKKMK UGM ini.
Ia mengungkapan pencanangan sekaligus soft launching Program Si Wolly Nyaman sebenarnya telah dilakukan 16 Februari 2021 silam oleh Bupati Sleman saat itu, Drs. H. Sri Purnomo, M.Si. Implementasi Si Wolly Nyaman dilakukan pada 20 puskesmas yang tersebar di 13 kapanewon, 39 kalurahan, dan 588 padukuhan di Sleman dengan mempertimbangkan tingkat angka kejadian DBD di wilayah yang bersangkutan. Agar dapat menjangkau semua lokasi tersebut, akan dititipkan lebih dari 22 ribu ember yang secara rutin akan diisi telur nyamuk ber-Wolbachia. Selama enam bulan periode penitipan ember ini di masyarakat akan dilakukan penggantian telur nyamuk selama dua minggu sekali.
“Kemudian setelah grand launching ini, tahapan program yang akan berlangsung hingga November 2021 mendatang adalah Penitipan Ember berisi Telur Nyamuk ber-Wolbachia, dilanjutkan Monitoring Populasi Nyamuk, dan diakhiri dengan Penarikan Ember berisi Telur Nyamuk ber-Wolbachia. Diharapkan setelah tahapan-tahapan tersebut terlaksana, penurunan angka kasus DBD di Kabupaten Sleman dapat terwujud,”paparnya.
Ditambahkan tim WMP Yogyakarta lainnya, dr. Riris Andono Ahmad, M.P.H., Ph.D, keamanan nyamuk ber-Wolbachia yang dititipkan di rumah warga telah dipastikan karena tidak dapat lagi menularkan virus dengue. Dari hasil analisis risiko oleh tim ahli independen yang dibentuk Kemenristek Dikti dan Balitbangkes Kemenkes diketahui bahwa risiko teknologi ini dapat diabaikan.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman, dr. Joko Hastaryo, M.Kes., berpesan bagi orang tua asuh ember telur nyamuk ber-Wolbachia, baik yang berada di pemukiman, perkantoran, atau fasilitas umum, agar dapat selalu memantau kondisi ember yang dititipkan, supaya tetap aman, tidak tumpah, dan tidak sampai hilang.
“Jika ada pertanyaan terkait program dan implementasinya, orang tua asuh dan warga dapat langsung bertanya melalui Lapor Sleman dan nomor hotline Dinas Kesehatan Sleman,” tuturnya.
Trihadi Saptoadi dari Yayasan Tahija yang hadir secara daring, berharap implementasi program Si Wolly Nyaman di Sleman dapat berhasil dengan baik dalam menurunkan kasus Dengue.
Penulis: Ika