Yogya, KU
Banyak inovasi dan kreasi baru yang dikembangkan dan dipamerkan oleh para mahasiswa UGM dalam Research Week 2007 di Graha Sabha Pramana (GSP). Beberapa temuan dan inovasi baru tersebut misalnya bisa dijumpai di stand Fakultas Teknik Elektro UGM. Di sana beberapa temuan dan inovasi mahasiswa dipamerkan dan salah satunya yang cukup banyak menarik minat para pengunjung adalah robot sensor dan canting batik elektronik.
Yahya Farqadaein, mahasiswa teknik elektro angkatan 2005 mengatakan bahwa robot mikro kontroler mampu bergerak mengikut mengikuti garis (line follower).
“Prinsipnya menggunakan mikro untuk mengatur gerak menggunakan sensor,†ujarnya.
Mekanisme kerja robot ini pula bisa digunakan sebagai sensor dalam mengemudi mobil, misalnya “alat ini dapat memberitahu pengemudi saat parker jika ada mobil di belakangnya dan risiko terjadi tabrakan karena sensor akan bekerja pada jarak tertentu,†ungkapnya.
Selain itu, kata Yahya, ada canting batik elektronik yang sebelumnya telah ditemukan oleh fery Tri Haryanto, mahasiswa teknik elektro ekstensi 2005 yang sudah lulus. Dan keberadaan canting ini saat ini terus dikembangkan dan menjadi kebanggaan mahasiswa jurusan teknik elektro.
Prinsip kerja dari canting batik elektronik ini kata Yahya adalah membantu serta memperlancar proses membatik yang dinilai terlalu repot dan memakan waktu lama. Dengan canting batik elektronik tersebut maka dengan menggunakan power suply yang tersedia. Pembatik tinggal menyeting pemanas suhu yang ada di dalamnya.
“Selama ini canting digunakan secara manual, setelah dipanaskan canting lalu ditiupkan untk mendapatkan suhu yang diinginkan oleh pembatik. Sedangkan canting elektronik ini tidak perlu lagi merebus dan meniup yang masih panas. Tinggal pilih suhu pada pemanas yang sesuai yaitu sekitar 70 derajat celcius, maka kita siap membatik dengan waktu yang tak terlalu lama. Produksi pun akan bisa bertambah banyak,” kata Yahya di sela-sela pameran di GSP UGM, Selasa (30/10).
Menurut Yahya, batik canting elektronik ini sepengetahuannya baru satu-satunya di Indonesia. Dan ini masih orisinil merupakan hasil tugas akhir mahasiswa teknik elektro UGM. Untuk pembuatan canting batik ini memakan waktu sekira 2-3 bulan dengan biaya yang tidak terlalu mahal sekira Rp 300 ribu.
“Paling-paling hanya untuk membeli suply power dan pemanas serta beberapa elemen kecil lain seperti ic mas. Murah dan praktis untuk generasi muda membatik karena tidak lagi repot merebus dan proses pembatikan tidak terputus-putus selama membatik,†imbuh Yahya. (Humas UGM)