• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Dr. Sudibyakto: Pesisir sebagai Daerah Terparah Perubahan Iklim

Dr. Sudibyakto: Pesisir sebagai Daerah Terparah Perubahan Iklim

  • 04 Februari 2010, 16:54 WIB
  • Oleh: Agung
  • 15145

Pemanasan global (global warming) telah mengakibatkan perubahan iklim (climate change) di Indonesia. Kondisi ini ditandai dengan meningkatnya frekuensi hujan dengan intensitas sangat tinggi, ketidakpastian musim hujan dan musim kemarau, kenaikan muka air laut yang mengancam wilayah pesisir, serta munculnya berbagai bencana yang diakibatkan oleh iklim (climatic hazards).

Menurut Dr. H.A. Sudibyakto, M.S., hampir 90% bencana alam di kawasan Asia, termasuk di Indonesia, diakibatkan oleh perubahan iklim. Akibat perubahan iklim ini mengancam pula tujuan pencapaian MDG's (Millenium Development Goals) pada tahun 2020 dan Rencana Aksi Pengurangan Risiko Bencana (Hyogo Framework for Action 2005-2015).

Pada sektor pertanian, dampak perubahan iklim menunjukkan variasi antarnegara di kawasan Asia Tenggara. Secara umum, perubahan iklim berpengaruh pada kegiatan yang bersifat musiman dan hubungan antara fluktuasi hujan dengan produktivitas padi. Selain itu, perubahan iklim juga berdampak pada hubungan antara curah hujan dengan setiap tanaman dan meningkatnya suhu permukaan air laut akibat pemanasan global yang diperkirakan sekitar 10 cm dalam 100 tahun terakhir ini. "Sangat serius dampaknya pada wilayah delta dan daratan rendah pantai. Dalam hal ini, budidaya padi dan produksi garam laut akan ikut terpengaruh serius," ujarnya di Auditorium Fakultas Geografi UGM, Kamis (4/2), saat dikukuhkan dalam jabatan Lektor Kepala.

Dalam pidato "Perubahan Iklim di Indonesia, Konsep, Adaptasi, dan Mitigasi Dampak", Sudibyakto memberikan beberapa contoh dampak perubahan iklim terhadap kenaikan permukaan air laut di Indonesia, antara lain, di wilayah Pantai Utara Pulau Jawa (Pantura). Berdasarkan skenario dan survei, perubahan iklim akan berdampak pada kenaikan permukaan air laut di Pantura antara 6-10 mm per tahun. Hitungan ini mengandung arti kota-kota di pesisir Pantai Utara Pulau Jawa, seperti Pekalongan dalam jangka waktu 100 tahun ke depan akan tergenang air laut hingga sejauh 2,1 km dari garis pantai, dan Kota Semarang akan mengalami hal yang sama sejauh 3,2 km dari garis pantai.

Dosen Fakultas Geografi UGM ini berkesimpulan pemanasan global telah nyata berdampak terhadap terjadinya perubahan iklim di Indonesia. Oleh karena itu, faktor-faktor penyebab perubahan iklim, dampak, dan upaya mitigasi serta adaptasi perlu diketahui dan dilaksanakan dalam Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana (RAN PRB) di bidang perubahan iklim.

Disimpulkan pula bahwa wilayah pesisir dan laut akan menerima dampak kenaikan permukaan air laut, berupa hilangnya wilayah daratan dan perubahan garis pantai. Di samping itu, akibat perubahan iklim telah terjadi peningkatan intensitas hujan, frekuensi badai, banjir, kekeringan, dan tanah longsor, serta kondisi lingkungan yang semakin memburuk sehingga dapat meningkatkan kerentanan wilayah. "Oleh karena itu, ke depan perlu dilakukan analisis risiko secara kuantitatif sebagai akibat dari perubahan iklim di Indonesia sehingga dapat dilakukan prioritas penanganannya dalam rangka mengurangi dampak perubahan iklim di berbagai sektor kehidupan," jelasnya. (Humas UGM/ Agung)

Berita Terkait

  • Pakar UGM: Pahami Isu Perubahan Iklim dengan Benar

    Friday,23 September 2011 - 17:21
  • Tempo 100 Tahun, Suhu Bumi Diperkirakan Naik 1 Derajat Celcius

    Wednesday,28 November 2012 - 7:44
  • Fakultas Geografi Gelar Seminar Dampak Perubahan Iklim Terhadap Pembangunan Regional

    Thursday,23 June 2011 - 19:24
  • Prof. Sudibyakto: Penting, Analisis terhadap Risiko Bencana

    Tuesday,22 February 2011 - 15:16
  • SDM Manajemen Bencana Masih Minim

    Wednesday,16 December 2015 - 12:53

Rilis Berita

  • Cegah Diabetes Pada Anak Dengan Membatasi Makanan Manis dan Lakukan Aktivitas Fisik 06 February 2023
    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat kasus diabetes pada anak meningkat signifikan pada t
    Ika
  • Tim Peneliti UGM Lakukan Riset Inverter Statik Kereta Api 06 February 2023
    Tim peneliti dari Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik Univers
    Gusti
  • Mahasiswa KKN UGM Kembangkan Wisata Panas Bumi Kawah Sikidang 06 February 2023
    Dataran Tinggi Dieng merupakan kompleks gunung api. Selain menjadi sumber energi panas bumi denga
    Gusti
  • Lebih dari 3 Ribu Mahasiswa UGM Terima Insentif Prestasi Sebesar 2 Miliar di 2022 06 February 2023
    UGM berkomitmen kuat untuk terus mendukung dan memfasilitasi para mahasiswanya dalam pengembangan
    Satria
  • UGM Terlibat Aktif Dalam Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Tengah 03 February 2023
    Stunting masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Data Asian Development Bank mencatat ang
    Ika

Agenda

  • 07Feb Dies Natalis Fakultas Hukum UGM...
  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual