Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Kementerian Perhubungan sepakat menandatangani nota kesepahaman bersama pelaksanaan kerja sama pengembangan Aerotropolis di wilayah sekitar Ibu kota Negara Baru.
Kerja sama antar pihak akan dilakukan melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan (Balitbanghub) Kemenhub dan Direktorat Penelitian UGM. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Penelitian UGM, Prof. Dr. Mustofa., Apt., M.Kes., dan Kapusbalitbang Transportasi Udara Kemenhub, Capt. Novyanto Widadi, S.AP., MM., di Balairung, Kantor Pusat UGM, Selasa (8/6). Turut menyaksikan Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU., ASEAN., Eng., dan Kepala Balitbanghub Kemenhub, Dr. Umar Aris., S.H., M.M., M.H.
Kepala Balitbanghub Kemenhub, Dr. Umar Aris., S.H., M.M., M.H., mengatakan nota kesepahaman bersama ini menjadi langkah awal dalam rangka usaha kerja sama yang saling menguntungkan dengan memanfaatkan potensi, keahlian dan fasilitas yang dimiliki masing-masing pihak dalam rangka penyelenggaraan kerja sama Pengembangan Aerotropolis di Wilayah Sekitar Ibu kota Negara Baru. Selain itu, juga menggali potensi kolaborasi kedepan baik dalam aspek penelitian, penyediaan, maupun pengembangan SDM.
“Sebelumnya antara UGM dan Balitbanghub Kemenhub telah melakukan kerja sama bidang tridarma, pengembangan SDM dan teknologi transportasi. Harapannya bisa terus memperkuat kerja sama yang telah terjadi sehingga mohon bantuan UGM bisa menjadi partner strategis Balitbanghub Kemenhub,” katanya.
Ia mengungkapkan Balitbanghub Kemenhub memiliki tugas melakukan penelitian dan pengembangan transportasi di tanah air termasuk transportasi udara. Oleh sebab itu, pihaknya terus mengupayakan penelitian untuk menjawab berbagai persoalan dan tantangan di bidang transportasi di Indonesia sekaligus memberikan rekomendasi dalam pengambilan keputusan yang solutif dan bermanfaat bagi bangsa.
Berbagai penelitian di bidang strategis telah dilakukan terkait keamanan transportasi, konektivitas dan aksesibilitas, pengembangan transportasi, sistem transportasi ibukota negara baru, pengembangan transportasi di dearah 3T, peningkatan SDM dan kelembagaan transportasi dan lainnya.
“Kemajuan transportasi membutuhkan inovasi dan sinergi antar stakeholder melalui pendekatan pentahelix sehingga perlu kolaborasi antara akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, serta media. Harapannya melalui kesepahaman bersama ini bisa terjalin kerja sama yang sinergis dan implementatif,” tuturnya.
Sementara Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU., ASEAN., Eng., menyampaikan rasa terima kasih karena telah mempercayai UGM menjadi partner kerja sama. Ia pun menyambut baik kerja sama yang akan dilakukan dalam pengembangan Aerotropolis di wilayah sekitar Ibu kota Negara Baru.
“Dengan ditandatanganinya nota kesepahaman bersama ini diharapkan kerja sama antara kedua belah pihak bisa semakin kuat. UGM bisa memberikan berbagai hal yang dimiliki dalam pengembangan perhubungan di Indonesia,” paparnya.
Menurutnya, semakin maju sebuah negara maka mobilitas masyarakatnya juga akan semakin meningkat. Meskipun mobilitas masyarakat saat ini dibatasi karena adanya pandemi, tetapi kedepan pergerakan manusia akan berjalan semakin intens.
“Disini peran perhubungan sangat luar biasa karena persoalan kenyamanan, keamanan, dan ketepatan transportasi menjadi hal yang penting,” jelasnya.
Oleh sebab itu, dikatakan Panut, penelitian terkait persoalan transportasi di lapangan harus terus dilakukan secara kontinu. Ditambah dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat maka diperlukan pula penyesuaian dalam pemanfaatan teknologi di bidang transportasi. Melalui kerja sama antara UGM dengan Kemenhub secara berkelanjutan diharapkan bisa mendorong terwujudnya transportasi yang aman, nyaman, cepat dan tepat waktu dengan memanfaatkan berbagai teknologi yang ada saat ini.
“UGM berterimakasih atas kerja sama ini dan harapannya kerja sama bisa terus dilakukan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi perhubungan masyarakat tanah air. Dengan kolaborasi berbagai pihak maka kemajuan bisa diraih bangsa dalam menatap masa depan,” terangnya.
Nota kesepahaman antar UGM dan Kemenhub berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, terhitung sejak tanggal ditandatangani dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu tertentu berdasarakan kesepakatan para pihak. Ruang lingkup nota kesepahaman bersama yang dilakukan antara lain adalah penyusunan laporan penelitian yang komprehensif, penyusunan laporan penelitian, ringkasan eksekutif, policy brief serta jurnal, dan pelaksanaan FGD/ webinar. Disamping itu, juga pertukaran pengetahuan dalam rangka peningkatan kompetensi sumber daya manusia.
Penulis: Ika
Foto: Firsto