• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Peranan Sistem Informasi Geografis dalam Manajemen Kebencanaan

Peranan Sistem Informasi Geografis dalam Manajemen Kebencanaan

  • 12 Juni 2021, 18:48 WIB
  • Oleh: Satria
  • 14190
Peranan Sistem Informasi Geografis dalam Manajemen Kebencanaan

Bencana merupakan peristiwa yang mencakup berbagai lingkup. Penyebab bencana hingga dampak bencana sangat luas dan dapat dipelajari oleh berbagai pendekatan Ilmu baik ilmu eksakta maupun ilmu sosial.

“Di Indonesia sendiri potensi kebencanaan cukup besar baik natural disaster maupun social disaster, tentunya kita ingin prediksi kita mengenai kebencanaan itu akurat sehingga kita memerlukan informasi yang cepat, lengkap, akurat, dan berguna, ” ujar Barandi Sapta Widartono, S.Si., M.Si., M.Sc, Kepala Laboratorium Penginderaan Jauh Departemen Teknologi Kebumian Sekolah Vokasi UGM, dalam webinar SIG UGM, Kamis (10/6).

Barandi juga menjelaskan bahwa disinilah peranan Sistem Informasi Geografi (SIG) dalam  sistem manajemen bencana. Contohnya scientific analysis tentang geologi yang bisa berkaitan dengan longsor dan meteorologi yang berkaitan dengan kekeringan dan banjir. Selain itu, SIG dapat mempermudah manajemen kebencanaan dalam berbagai lingkup dari lingkup global, nasional, regional, bahkan dalam lingkup lingkungan.

“SIG sendiri memberikan hasil yang sebenarnya berusaha untuk memodelkan keadaan dunia nyata dan ada berbagai macam pendekatan ilmu untuk menganalisisnya. Oleh sebab itu, hasil analisis dari masing masing SIG seringnya berbeda,” imbuh Barandi.

Hasil SIG, kata Barandi, sangat tergantung dengan kesesuaian data, proses pengolahan data, hingga tujuan yang ingin dicapai dari adanya analisis. Contohnya ketika memetakan bahaya gunung berapi tentunya akan bergantung dengan jarak lokasi. Berbeda dengan pemetaan covid yang sebenarnya memetakan perilaku masyarakat seperti transportasi hingga kebiasaan cuci tangan.

“Yang menjadi poin penting SIG ini sangat bermanfaat, namun hasil pemetaan lebih bergantung pada tahap analisis. Oleh sebab itu, peranan penting perguruan tinggi adalah mencetak sumber daya manusia yang berkompeten dari hal ini,” ujar Barandi.

Saat ini sudah terdapat infrastruktur data spasial sehingga data dapat digunakan bersama. Sehingga ketika menganalisis suatu bencana dapat dilakukan oleh berbagai pendekatan yang paling mendekati keadaan sebenarnya. Disamping itu, saat ini sudah terdapat aplikasi SIG yang cukup banyak untuk membantu dalam pengembagan manajemen kebencanan.

“Oleh sebab itu, pengembangan pengetahuan dan keterampilan kebencanaan menggunakan SIG ini sangat penting karena hasil analisis dari data kebencanaan dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan sehingga hasil keputusan tepat dan dapat bermanfaat bagi masyarakat,” jelasnya.

Penulis: Khansa

Berita Terkait

  • Geomorfologi Bencana Bantu Pengelolaan Wilayah Kepesisiran Secara Terpadu

    Thursday,22 May 2014 - 11:57
  • INDONESIA TIMPANG TENTANG BENCANA ALAM

    Tuesday,21 June 2005 - 12:49
  • DIY Diusulkan Tingkatkan Aksesibilitas Informasi Spasial Bencana Gunung Merapi

    Monday,13 April 2015 - 9:28
  • UGM Luncurkan Aplikasi Informasi Pengungsi Korban Bencana

    Friday,18 May 2018 - 11:08
  • UGM dan BNPB Jalin Kerja Sama Pendirian Pusat Pengembangan iptek di Bidang Kebencanaan

    Saturday,17 December 2011 - 12:29

Rilis Berita

  • Arie Sujito: Jadikan KKN Sebagai Panggilan Jiwa 06 June 2023
    Wakil Rektor Bidang  Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat dan Alumni, Universitas GAdja
    Gusti
  • Guru Besar Baru UGM Ratna Susandarini Angkat Pentingnya Revitalisasi Taksonomi 06 June 2023
    Krisis biodiversitas akibat kerusakan habitat, alih fungsi lahan, dan eksploitasi
    Gloria
  • Hakikat HAM 06 June 2023
    Oleh Dr. Bagus Riyono, M.A., Psikolog. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
    Universitas Gadjah Mada
  • LPPT UGM Raih Penghargaan dari Kemenkes RI 06 June 2023
    Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) UGM mendapat penghargaan dari Menteri Keseha
    Gusti
  • Tim Softball Puteri UGM Juara 2 UGM Softball Cup 2023 06 June 2023
    Tim softball puteri UGM berhasil menyabet juara 2 dalam kejuaraan UGM Softball Cup 2
    Ika

Agenda

  • 06Jun Pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. Dra. Ratna Susandarini, M.Sc....
  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual