Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., ASEAN.Eng., menerima kunjungan Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Prof. Dr. Arif Satria sekaligus Ketua Forum Rektor Indonesia 2020 dan Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA. Kunjungan juga diisi tur kampus UGM guna persiapan kongres Forum Rektor Indonesia di UGM bulan Juli 2021.
Selaku calon penerima estafet ketua FRI, Panut Mulyono mengakui bila kunjungan ketua FRI membahas rencana kongres FRI. Ia mengatakan permasalahan pendidikan di tengah pandemi akan menjadi salah satu tema pokok pertemuan FRI di bulan Juli 2021.
Diakui atau tidak, katanya, kualitas pendidikan relatif menurun karena pandemi Covid-19. Meski begitu, semua perguruan tinggi juga tidak bisa serta merta terus membuka kuliah tatap muka tetapi harus terus memikirkan bagaimana sistem perkulihan yang baik agar bisa meningkatkan kualitas pendidikan di saat pandemi.
“Ya kita membahas tentang rencana kongres untuk Forum Rektor Indonesia. Pak Arif kan sekarang ketua FRI, pada kongres nanti akan saya lanjutkan karena saya sebagai ketua FRI terpilih setahun mendatang,” ucap Rektor UGM, Senin (21/6) di ruangannya.
Disamping membahas tanggal pelaksanaan kongres, kata Panut, pada kunjungan silaturahmi kali ini juga menentukan figur-figur yang akan diundang untuk mengisi acara tersebut. Diharapkan pada kongres nanti Presiden Jokowi bisa hadir sekaligus membuka Forum Rektor Indonesia 2021.
“Disini juga ada Prof. Wahab sebagai salah satu anggota Dewan Kehormatan FRI yang juga diharapkan memberikan saran-saran, nasihat-nasihat begitu untuk lancarnya organisasi FRI kedepan,” katanya.
Hal senada disampaikan Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Prof Dr Arif Satria, Ketua Forum Rektor Indonesia 2020. Disamping silaturahmi juga membicarakan persiapan kongres dengan Rektor UGM sebagai calon pengganti Ketua Umum FRI.
“Insya Allah pak Panut secara resmi akan dikukuhkan sebagai ketua umum FRI pada bulan Juli nanti saat kongres, dan kunjungan ini membicarakan tentang persiapan, agenda dan tata organisasi dan program-program yang harus dilanjutkan, yaitu program-program yang sudah dirintis bersama Kemenko PMK, Kemendagri dan Kemensos dan Dubes Palestina,” ungkapnya.
Arif Satria menyampaikan banyak hal dibicarakan dengan Rektor UGM dengan harapan agar keberlanjutan program FRI nantinya dapat berjalan dengan baik. Selain itu, juga mempersiapkan rekomendasi terkait pendidikan, ekonomi, politik, dan urgensi pokok-pokok menyangkut haluan negara.
“Itu nanti akan menjadi fokus juga untuk bisa disampaikan pada Presiden dan kepada publik soal pentingnya pokok-pokok haluan negara sebagai acuan untuk arah pembangunan Indonesia,” terangnya.
Menurutnya, hal paling krusial yang perlu mendapat sorotan FRI saat ini adalah soal pandemi dan merdeka belajar karena merdeka belajar ini dalam implementasinya memerlukan kerangka regulasi yang lebih kuat lagi.
“Memang ada UU, Peraturan Pemerintah, ada Permendikbud, tapi perlu dikaji lagi sejauh mana relevansinya untuk Kampus Merdeka ini. Kalau kita bisa merumuskan implementasi tentang kampus merdeka maka hal itu akan membuat perguruan tinggi di Indonesia ini lebih leluasa dan lebih mudah karena kerangka regulasinya jelas dan kerangka regulasinya sangat kondusif,” paparnya.
Sementara itu, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA menyatakan menjadi hal yang biasa sebelum pertemuan FRI, pengurus FRI melakukan peninjauan kampus. Dengan melakukan kunjungan ini diharapkan bisa menentukan gedung atau ruang jika memungkinkan kongres FRI dilakukan secara luring.
“Ini tadi keliling-keliling kampus UGM untuk melihat-lihat, apakah nanti dilaksanakan di Grha Sabha Pramana atau dimana. Atau apakah akan dilakukan secara daring kembali karena angka kasus penularan akhir-akhir ini kan sangat tinggi,” imbuhnya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Firsto