• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Pengukuhan Guru Besar
  • Prof Mora Claramita Dikukuhkan sebagai Guru Besar

Prof Mora Claramita Dikukuhkan sebagai Guru Besar

  • 01 Juli 2021, 13:04 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 19986
Prof Mora Claramita Dikukuhkan sebagai Guru Besar

Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKK-MK) UGM, Prof. dr. Mora Claramita, MHPE., Ph.D.,Sp.KKLP.,  dikukuhkan sebagai Guru Besar pada bidang pendidikan kedokteran dan profesi kesehatan, Kamis (1/7) di Balai Senat UGM. Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul Pengejawantahan ‘Tut Wuri Handayani’ pada Pendidikan Kedokteran dan Profesi Kesehatan dalam Konteks Keberagaman Lintas Budaya, Mora Claramita menegaskan ilmu kedokteran merupakan salah satu cabang ilmu hayati yang mempelajari manusia dan hubungannya dengan penyakit, agen, dan lingkungan penyebab sakit, rasa sakit, pencegahan sakit dan pengobatan. Namun, melihat kembali pakem kurikulum dan asesmen pendidikan kedokteran dan profesi kesehatan dari masa selalu sama. Padahal, kurikulum pendidikan kedokteran dan tenaga kesehatan di masa lalu kurang mempertimbangkan kemampuan yang saat ini dikenal dengan nama soft-skill atau keterampilan sosial.

“Saat ini standar pendidikan dokter Indonesia memberikan bekal kemampuan akan profesionalisme, komunikasi dan mawas diri selain kemampuan penguasaan keterampilan klinis dan pengelolaan masalah kesehatan,”kata Mora Claramita.

Mora Claramita menyampaikan bahwa Semboyan Tut Wuri Handayani yang diinisiasi oleh Ki Hajar Dewantara yang kini menjadi simbol Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI sudah ada sejak pada zaman kemerdekaan hingga sekarang. Dari semboyan itu seyogianya seluruh strata pendidikan di Indonesia termasuk pendidikan kedokteran dan profesi kesehatan, mampu melaksanakan pendidikan berbasis komunitas, penggunaan sumber belajar berdasarkan budaya dan adat setempat serta magang klinis di bidang kedokteran dan profesi kesehatan yang sangat cocok dengan filosofi nyantrik ala Taman Siswa, namun perlu mengedepankan dialog dua arah antara guru dan murid demi membantu konstruksi dan pemaknaan belajar mahasiswa.

Lebih jauh ia menjelaskan, Tut Wuri Handayani (TWH) dalam hubungan dokter, profesi kesehatan dan pasien ditandai dengan pengembangan kemampuan komunikasi yang baik yang menghargai terhadap latar belakang budaya pasien. Oleh karena itu, para dokter dan tenaga kesehatan diajak untuk terbiasa melakukan sapa, ajak bicara dan diskusi  untuk menjembatani budaya hierarkis dan kolektivistik. Sapa adalah komponen among dalam Tut Wuri Handayani yang berciri bahwa dokter dan tenaga kesehatan siap mendampingi pasien  di kala sehat dan sakit. Ajak bicara adalah komponen momong dalam TWH yang berarti mengikuti cerita pasien, memahami persepsi pasien di kala sehat dan sakit.

“Sedangkan komponen diskusi adalah bagian dari ngemong yang berarti pengambilan keputusan klinis yang harus diputuskan oleh pasien setelah menerima penjelasan dari dokter dan tenaga kesehatan,” ujarnya.

Proses pengambilan keputusan klinis dalam budaya kolektivistik, kata Mora, lebih banyak dipengaruhi oleh faktor keluarga, teman dekat, bahkan tetangga dan komunitas sehingga kewajiban petugas kesehatan adalah menyampaikan hak individu pasien dalam membuat keputusan klinis.

Kebiasaan melakukan sapa, ajak bicara dan diskusi dengan pasien merupakan pendekatan terhadap budaya hierarkis dalam rangka penekanan pada kemampuan membangun hubungan baik dan kesetaraan antara petugas kesehatan-pasien.

“Tujuannya meminimalisasi kesenjangan status sosial dan menjalin hubungan saling menghormati dan saling percaya seperti yang dicontohkan oleh Ki Hajar Dewantara,” jelasnya.

Pendidikan kedokteran dan profesi kesehatan mengasuh mahasiswa yang berusia dua puluhan tahun. Artinya pendidikan tinggi setingkat sarjana dan profesi berhadapan dengan sekelompok remaja atau dewasa muda dengan segala sifat fisik dan mental yang belum sempurna namun sebentar lagi akan menjadi calon pemimpin bangsa. Oleh karena itu, proses belajar sepanjang hayat harus ditekankan sehingga evaluasi belajar mahasiswa untuk terbiasa melakukan sapa, ajak bicara dan diskusi juga perlu menjadi perhatian.

Penulis : Gusti Grehenson
Foto      : Firsto 

Berita Terkait

  • 80 Persen Masalah Kesehatan Dikelola di Tingkat Primer

    Friday,30 October 2015 - 13:18
  • FK UGM Siapkan Pendidikan Dokter Layanan Primer

    Tuesday,10 February 2015 - 15:15
  • Prof. Drs. Nasroedin Berpulang

    Friday,02 February 2018 - 9:00
  • Mempromosikan Hidup Sehat di Kampus

    Friday,27 October 2017 - 16:28
  • Guru Besar FMIPA Prof. Drs. R. Soemantri Meninggal Dunia

    Monday,10 June 2013 - 9:57

Rilis Berita

  • Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Prof. Dr. Rachmat Djoko Pradopo Meninggal Dunia 03 June 2023
    Keluarga Besar Universitas Gadjah Mada berduka atas meninggalnya salah satu guru besar terbaiknya
    Satria
  • Membangun Kemandirian dan Pengembangan Wisata Melalui Desa Binaan HMP UGM 03 June 2023
    Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (HMP UGM) melalui Bidang Aksi Sosial (Aks
    Satria
  • RSA UGM Terima Penghargaan PPKM Award dari Menkes 02 June 2023
    Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM terus berkomitmen tinggi dalam memberikan pelayanan kesehatan
    Gusti
  • Universitas Gadjah Mada di Top 50 Dunia pada THE Impact Rankings 2023 01 June 2023
    Universitas Gadjah Mada (UGM) masuk dalam jajaran 50 perguruan tinggi terbaik dunia yang memberik
    Satria
  • Minim, Pemda Yang Mampu Susun RPPLH Sesuai Target 01 June 2023
    Percepatan industri telah menghasilkan berbagai dampak lingkungan. Salah satu isu yang banyak dip
    Satria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
  • 02Oct Conference of Critical Island Studies...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual