Penyebaran virus corona penyebab Covid-19 di tanah air masih saja terus terjadi. Bahkan, dalam beberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan. Pemerintah pun tak henti-henti mengingatkan masyarakat untuk patuh menjalankan protokol kesehatan, termasuk memakai masker.
Ketua Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada (RSA UGM), dr. Titien Budhiaty, M.Sc., Sp.PK., menyampaikan memakai masker merupakan hal wajib diterapkan di tengah pandemi Covid-19. Langkah ini menjadi salah satu kunci penting dalam pencegahan Covid-19 di masyarakat.
“Poin yang perlu diingat adalah gunakan masker dengan tepat dan benar serta diikuti perilaku memakai masker yang benar juga untuk mencegah paparan Covid-19,” tegasnya, Kamis (1/7).
Adapun masker yang disarankan bagi masyarakat adalah masker bedah/medis. Sementara masker kain tidak lagi direkomendasikan. Sebab, masker kain kurang memberikan perlindungan dari paparan virus corona.
“Masker yang dianjurkan adalah masker medis/bedah 3 lapis untuk penggunaan sehari-hari saat aktivitas di luar rumah,” jelas dokter spesialis patologi klinik ini.
Ia menuturkan saat ini Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) AS menganjurkan pemakaian dobel masker (masker bedah/medis dan kain) bagi masyarakat dunia untuk memberikan perlindungan terhadap infeksi Covid-19. Hal tersebut turut tersebut diamplifikasi oleh Satgas Covid-19 di tanah air.
“Dobel masker ini sebenarnya penekanannya lebih kepada bagaimana masker benar-benar melindungi saluran pernafasan karena penularan utama Covid-19 lewat saluran nafas,” terangnya.
Penggunaan dua masker yaitu masker bedah di dalam dan masker kain di luar, kata dia, dalam penelitian terdahulu disebutkan dapat memberikan perlindungan yang lebih besar. Sebab, jika hanya dengan masker medis biasanya masih menyisakan celah di bagian atas hidung dan pipi. Saat masker longgar berisiko menjadi jalan masuk virus melalui celah ini. Sementara masker kain lebih pas di wajah dan dapat diatur kekencangannya. Karenanya pemakaian dobel masker ini bisa memberikan perlindungan yang lebih baik.
“Sebenarnya 1 masker bedah cukup dengan mengikat/membuat simpul di ujung kiri kanan masker sehingga menutup celah bagian samping. Mau single atau dobel, syaratnya tetap harus pakai masker bedah utamanya,” paparnya.
Ketaatan memakai masker, disebutkan Titien, masih menjadi persoalan utama di masyarakat. Meski sudah menggunakan masker yang benar, tetapi belum diikuti dengan perilaku yang tepat. Misalnya, saat bicara masker justru diturunkan atau dibuka. Selain itu, sering memegang area depan masker yang menjadi area paling infeksius tanpa diikuti cuci tangan/ memakai handsanitizer setelahnya.
“Yang masih sulit, masyarakat masih sering menaik turunkan masker. Bahkan, tidak sedikit yang hanya mengalungkannya saja,” tuturnya.
Ia pun kembali mengingatkan masyarakat untuk memakai masker yang benar diikuti perilaku yang tepat. Sebelum memakai masker, dianjurkan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir/ handsanitizer. Lalu, pasang masker menutupi mulut, hidung, dan dagu. Tekan bagian atas masker agar mengikuti bentuk hidung dan pastikan tidak ada sela antara wajah dan masker. Kencangkan tali/ buat simpul di ujung masker apabila bagian samping terasa longgar hingga tertutp sempurna.
Selanjutnya, hindari menyentuh masker saat digunakan, jika tersentuh cuci tangan dengan sabun/handsanitizer. Ganti masker setelah 4 jam atau jika terasa basah/ lembab. Lepas masker melalui bagian tali, gunting dan segera buang ke tempat sampah.
“Segera cuci tangan dan mandi setelah beraktivitas di luar rumah,” terangnya.
Titin mengatakan memakai masker merupakan salah satu cara mencegah penyebaran Covid-19. Karenanya ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan menjaga jarak, menghindari kerumunan, membatasi mobilitas, mencuci tangan, serta menyukseskan program vaksinasi Covid-19 nasional.
Penulis: Ika