Ikhsan Mauludin, mahasiswa Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, UGM, berhasil meraih juara 1 pada National Essay Competition “Criticize Our Environment for Sustainable Development Goals” – ACCER IPB 2021.
Kompetisi ini diselenggarakan oleh Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor (IPB) diawali dengan pengumpulan naskah esai pada 2 April – 29 Mei 2021, tahap penyisihan pada 30 Mei – 3 Juni 2021, tahap lokakarya dan final pada 5 Juni 2021, dan pengumuman pada 12 Juni 2021 dengan 85 peserta tim.
Ikhsan berhasil menyisihkan 15 tim finalis dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Brawijaya, Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), dan Universitas Sriwijaya.
Ikhsan memaparkan esai yang ditulisnya mengungkap tentang perlunya intervensi terhadap kegiatan di Kampung Pakuncen agar kualitas air Sungai Winongo dapat memenuhi baku mutu kelas II yang telah ditetapkan. BOD merupakan parameter pengukuran jumlah oksigen yang dibutuhkan bakteri agar dapat mengurai zat organik yang larut dan tersuspensi dalam air buangan. Untuk sumber utama nitrat, nitrit, dan fosfat yang terkandung dalam air sungai tersebut berasal dari buangan rumah tangga, peternakan sapi, dan peternakan babi.
“Kebiasaan warga, tidak adanya infrastruktur standar, dan tidak adanya sistem yang baik menjadi penyebab utama permasalahan yang terjadi. Kondisi tersebut menjadi hambatan untuk mewujudkan sustainable development goals terutama pada tujuan clean water and sanitation, dan sustainable cities and communities,” ujarnya pada Selasa (6/7).
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa intervensi yang direkomendasikan untuk bisa dilakukan oleh masyarakat dan pemangku kepentingan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas air di Sungai Winongo dan meminimalkan hambatan yang ada adalah dengan pendekatan desain PMD dan modifikasi proses perencanaan.
Dalam kasus peningkatan kualitas air Sungai Winongo di Kampung Pakuncen, penerapan PMD hanya terfokus pada empat aspek: 1) melindungi aliran air yaitu perlunya mempertahankan siklus alami air; 2) melindungi kawasan penyangga sungai yaitu perlu adanya pembagian zona pembangunan dengan tujuan melindungi badan air dari efek limpasan; 3) melindungi area sensitif secara ekologis yaitu perlunya infrastruktur untuk mengendalikan lingkungan, baik dari segi estetika maupun kualitasnya; dan 4) manajemen jaringan air hujan, yaitu perlunya jaringan air hujan yang terkoneksi dan terkalkulasi dengan baik.
Dalam proses pelaksanaan lomba, Ikhsan sempat menemui tantangan karena banyak peserta yang lolos merupakan tim sedangkan ia mengikuti perlombaan secara individu.
“Brainstorming yang saya lakukan cukup memakan waktu dalam hal reading artikel jurnal, mencari preseden, merangkai kata, dan menyunting tulisan agar efektif, efisien, dan mudah dipahami. Selain itu, saya perlu memahami untuk melakukan pemodelan pada beberapa perangkat lunak yang baru saya kenali. Namun, ternyata hambatan dan tantangan tersebut membuahkan hasil dan semoga dapat bermanfaat bagi kelestarian lingkungan hidup,” ujarnya.
Ke depan ia berharap semoga perencanaan tata ruang di Indonesia terus berkembang dan selalu memberikan inovasi guna mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals) khususnya dalam aspek clean water and sanitation, dan sustainable cities and communities.
“Mulailah berbagi pengetahuan dan ide cemerlang yang kita miliki kepada masyarakat banyak agar kita dapat menciptakan Better Spaces, Better Living dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia juga makhluk hidup lain yang hidup di alam semesta,” pungkasnya.
Penulis: Desy