Angelo Abil Wijaya, alumnus departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada Angkatan 2015, terpilih menjadi salah satu peserta Indonesia-South Korea New Southern Policy Young Professionals Lab.
Angelo terpilih sebagai delegasi setelah mengikuti proses seleksi yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation (KF). Dalam proses seleksi tersebut, Angelo menyampaikan rekomendasi kebijakan terkait arah kerja sama Indonesia dan Korea Selatan dalam kerangka New Southern Policy (NSP). Setelah proses seleksi tersebut, Angelo terpilih menjadi satu dari 10 profesional muda yang mengikuti kegiatan ini.
Kegiatan Indonesia-South Korea New Southern Policy Young Professionals Lab ini dilaksanakan pada 24-25 Mei 2021 di Jakarta dihadiri oleh pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan dari Indonesia dan Korea Selatan. Turut hadir Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan, Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Duta Besar Korea Selatan untuk ASEAN, Staf Ahli dari Kantor Kepresidenan Korea Selatan, hingga Direktur Jenderal Kerja Sama Asia Pasifik dan Afrika dari Kementerian Luar Negeri RI.
Adapun hasil akhir dari acara ini adalah sebuah Rekomendasi Kebijakan Kolektif yang disampaikan kepada Pemerintah RI melalui Kementerian Luar Negeri pada 10 Juni 2021. Selanjutnya, rekomendasi disampaikan kepada Pemerintah Korea Selatan melalui Kantor Komite Presiden Korea Selatan untuk New Southern Policy pada 15 Juni 2021. Dalam dua kesempatan itu Angelo merupakan perwakilan profesional muda diberi kesempatan untuk menyampaikan paparannya.
“Saat itu saya menyampaikan pentingnya peran Indonesia dalam menjadi driver dalam kebijakan NSP. Indonesia perlu memastikan agar NSP ini dapat menjawab kebutuhan dan kepentingan nasional,” katanya.
New Southern Policy atau Kebijakan Selatan Baru merupakan kebijakan luar negeri Korea Selatan yang dikeluarkan pada masa administrasi Presiden Moon Jae-in untuk meningkatkan hubungan dan kerja sama Korea Selatan dengan negara-negara Asia Tenggara dan India, termasuk Indonesia.
“Kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan melalui New Southern Policy dapat menjadi alternatif kerja sama middle power diplomacy, terutama di saat dinamika hubungan kekuatan besar dunia sedang tidak dapat diprediksi”, terangnya.
Penulis: Ika