Angka penularan covid yang mencapai hampir 55 ribu per hari di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang berlaku dari tanggal 3 – 20 Juli 2021 mengindikasikan akan diperpanjang kembali. Bahkan, wacana perpanjangan ini akan diberlakukan selama 6 minggu hingga bulan Agustus 2021.
Bagaimana pandangan seorang epidemiolog soal ini? dr. Citra Indriani, MPH, epidemiolog UGM, berpendapat cukup wajar jika pemerintah kemungkinan memperpanjang PPKM Darurat karena penularan covid terus naik dan angkanya cukup mengkhawatirkan.
“Kalau dilihat dari data kasus masih tinggi dan nampaknya kebijakan PPKM Darurat belum tampak karena transmisinya sudah sangat luas rantainya,” ujarnya di FKKMK UGM, Kamis (15/7).
Ia menyebut kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan tetap menjadi faktor yang utama naiknya angka penularan covid di tanah air. Kemungkinan lain adalah munculnya varian baru dari virus ini.
“Karena data Whole Genome Sequencing (WGS) di Yogyakarta yang dapat menunjukkan apakah memang karena varian baru sepertinya masih dalam proses,” ucapnya.
Terhadap isu yang beredar bahwa setiap orang akan tetap terpapar covid dan hanya tinggal menunggu giliran, Citra berpandangan tidak sepenuhnya benar. Sebab, jika memang sudah vaksin, patuh, stay at home dan menjalankan protokol kesehatan secara ketat hal itu tentunya tidak berlaku.
“Nah, sekarang tinggal pada pilihan, tinggal kita mau masuk dalam antrian apa tidak,” katanya.
Ia menyampaikan bagaimanapun PPKM Darurat sebisa mungkin tetap diperpanjang karena dampak pemberlakuan PPKM Darurat tahap I tanggal 3-20 Juli 2021 baru akan bisa diketahui dampaknya pada minggu depannya lagi. Dengen begitu, suasana slowing down yang akan tercipta bisa dipertahankan.
Citra meyakini jika PPKM Darurat bisa dipatuhi secara bersama, isolasi mandiri juga dijalankan sesuai aturan yang ada, dan semua lapisan masyarakat berkontribusi terhadap kepatuhan protokol kesehatan maka akan mendukung upaya pengendalian.
“Problemnya saat ini mobilitas ke kantor ke area hiburan, dari google.mobility itu terpantau sudah turun tajam trennya. Hanya mobility di residensial yang masih tinggi, tapi inipun wajar karena bagaimanapun yang di area residensial ini kan orang mencari kebutuhan harian di sekitar tempat tinggal,” paparnya.
Sebagai seorang epidemiolog, ia menandaskan saat ini hampir semua tempat berpotensi menimbulkan penularan sangat tinggi, tapi hal itu bisa diantisipasi jika semua pihak tetap disiplin protokol kesehatan. Jika perlu ada satgas dusun yang memonitor kepatuhan terhadap protokol kesehatan. “Itu akan lebih baik, sayangnya tidak semua jalan”, imbuhnya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Kompas.com