• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • KA Mestinya Mendominasi Perjalanan 1000 Km

KA Mestinya Mendominasi Perjalanan 1000 Km

  • 24 Maret 2008, 10:54 WIB
  • Oleh: Humas UGM
  • 2986

Menyusul larangan terbang Adam Air, beberapa penumpang pesawat udara merasakan dampaknya. Terlebih, mereka yang terbiasa menggunakan maskapai penerbangan itu.

Sebelum itu, beberapa perusahaan penerbangan mengalami hal serupa, seperti Bouraq, Sempati dan lain-lain. Meski begitu, kasus Adam Air sedikit berbeda.

Menurut Prof. Dr.-Ing. Ir. Ahmad Munawar, M.Sc, Adam Air dipandang telah menguasai 1/3 pangsa pasar di tanah air. Hal ini dinilai cukup tinggi dan memberi pengaruh pengguna pesawat terbang.

“Akan tetapi, keselamatan tetap menjadi pilihan utama untuk para penumpang,” ujarnya, Senin (24/3) di Kampus UGM.

Ahmad Munawar pun menegaskan, jika regulasi secara mendadak diperketat, tentu semakin banyak maskapai penerbangan terkena dampaknya. Regulasi memang perlu diperketat, namun denga cara perlahan-lahan, sehingga memungkinkan para maskapai penerbangan untuk melakukan pembenahan.

Selain itu, perlu dipikirkan moda (jenis) angkutan pengganti yang lain. Yaitu, moda transportasi yang mampu memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat.

“Untuk pulau Jawa, maka kereta api memiliki peluang sangat tinggi untuk mengisi kekosongan tersebut. Bahkan beberapa bulan lalu, UU perkeretaapian baru saja disahkan DPR. Ini memungkinkan investor swasta untuk masuk dalam bisnis perkeretaapian, yang relatif lebih kecil resikonya daripada transportasi udara,” tandas dosen Manajemen Lalulintas dan Manajemen Multi Moda, Magister Sistim dan Teknik Transportasi UGM ini.

Kata Munawar, menggunakan kereta api sesungguhnya memiliki banyak keuntungan. Letak stasiun yang umumnya dekat dengan pusat kota dinilai sebagai salah satu bentuk keuntungan tersebut.

Sementara itu, untuk transportasi udara masih dibutuhkan waktu lebih lama menuju ke bandara. “Dengan kemungkinan macet dijalan, terus chek in yang minimal harus satu jam sebelum keberangkatan pesawat, serta kemungkinan keterlambatan pesawat, maka sebenarnya kereta api lebih hemat waktu,” tambah pakar transportasi UGM ini.

Dibangunnya rel ganda di beberapa tempat menjadi bentuk keuntungan yang lain. Ia dinilai memperlancar waktu perjalanan kereta api.

“Hanya saja salah satu kelemahannya terdapat banyak perlintasan sebidang, yang tentunya sangat berbahaya bila tidak dilakukan penjagaan yang ketat, lebih-lebih jika frekuensi perjalanan kereta api sangat tinggi,” lanjut Munawar.

Dijelaskannya, di negara-negara maju kereta api menguasai sharing perjalanan (transport mode share) hingga jarak 1000 km. Di Indonesia, hal itu belum terjadi, dan diakui pula memang belum ada kereta api super cepat seperti Shinkansen (Jepang) atau TGV (Perancis).

“Namun dengan rel ganda di beberapa tempat memungkinkan untuk penambahan pengoperasian kereta api yang cukup nyaman seperti jenis-jenis ARGO. Karenanya, dengan peluang dukungan investor swasta, maka sesungguhnya pangsa pasar jarak yang relatif agak jauh seperti Yogya-Jakarta, Surabaya-Jakarta serta Semarang-Jakarta dapat dikuasai kereta api. Ini peluang yang perlu dimanfaatkan,” tandas Dosen Teknik Sipil FT UGM ini. (Humas UGM).

Berita Terkait

  • 1.300 Anggota Paduan Suara Akan Ramaikan AUBADE di UGM

    Friday,02 May 2014 - 12:41
  • Sistem Angkutan Massal, Solusi Atasi Kemacetan

    Monday,03 March 2014 - 15:54
  • Peta Rupa Bumi Skala 1:1000 Masih Minim

    Monday,06 June 2011 - 19:08
  • Mahasiswa UGM Mengenalkan 1000 HPK dengan Kalender Pintar Bayi Sehat

    Monday,06 June 2016 - 13:28
  • Beasiswa Kyoto Sangyo Untuk Mahasiswa UGM Korban Gempa

    Tuesday,29 August 2006 - 11:11

Rilis Berita

  • Pukat UGM Sesalkan Kemunduran Pemberantasan Korupsi di Indonesia 08 February 2023
    Peneliti Pusat Kajian AntiKorupsi (Pukat) Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yuris Rezha Kur
    Gusti
  • Belajar dari Gempa Turki, Masyarakat Perlu Memiliki Rencana Evakuasi Mandiri 07 February 2023
    Bencana gempa bumi dengan magnitudo 7,8 melanda Turki dan Suriah pada hari Selasa (6/2) kemarin.
    Gusti
  • Aplikasi Layanan Ramah Disabilitas Buatan Mahasiswa Difabel UGM Raih Perak di IPITEX Bangkok 07 February 2023
    Aplikasi layanan ramah disabilitas buatan mahasiswa penyandang disabilitas daksa dari Departemen
    Ika
  • SPs UGM Lakukan Pengabdian di KHDTK Getas Blora 07 February 2023
    Sekolah Pascasarjana UGM (SPs) mengadakan serangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Belu
    Agung
  • Cegah Diabetes Pada Anak Dengan Membatasi Makanan Manis dan Lakukan Aktivitas Fisik 06 February 2023
    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat kasus diabetes pada anak meningkat signifikan pada t
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual