Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Ir. Sakti Wahyu Trenggono, M.M., IPU., mendorong akademisi untuk berkontribusi dalam memajukan sektor kelautan dan perikanan Indonesia. Salah satunya dengan mengembangkan dan menguatkan riset, inovasi, serta teknologi bidang kelautan dan perikanan.
“Hasil-hasil riset menjadi bagian penting dalam proses penemuan teknologi dan inovasi. Karenanya kita mohon bantuan akademisi memikirkan kemajuan teknologi bidang kelautan dan perikanan Indonesia,” tuturnya, Senin (26/7) saat menyampaikan sambutan dalam webinar Seminar Nasional Perikanan (Semnaskan) UGM XVIII yang diselenggarakan Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM.
Trenggono menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi sumber daya yang besar dan menjadi andalan perekonomian nasional baik di sub sektor perikanan tangkap maupun perikanan budi daya. Bahkan, sektor ini mampu bertahan saat hantaman krisis moneter pada tahun 1998 dan pandemi Covid-19. Dengan adanya dukungan riset, inovasi, dan teknologi diharapkan dapat mendorong produktivitas dan kualitas hasil perikanan lebih optimal serta membantu pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi.
Dalam kesempatan itu, ia turut menyampaikan tiga program terobosan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tahun 2021-2024. Kebijakan tersebut diambil dalam rangka melaksanankan program pembangunan kelautan dan perikanan yang berkelanjutan untuk kesejahteraan.
Terobosan pertama, peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sumber daya alam perikanan tangkap untuk peningkatan kesejahteraan nelayan. Kedua, pengembangan budi daya untuk peningkatan ekspor yang didukung riset kelautan dan perikanan. Ketiga, pembangunan kampung-kampung perikanan budi daya tawar, payau, dan laut berbasis kearifan lokal.
Sementara Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU., ASEAN Eng., mengatakan pandemi Covid-19 telah berdampak pada krisis kesehatan global dan membawa tatanan kehidupan baru. Karenanya ketersediaan bahan pangan bergizi termasuk produk perikanan sangat penting untuk menciptakan kehidupan masyarakat sehat dan kuat.
“Dengan wilayah perairan dan lautan yang luas, sektor perikanan tangkap dan budi daya kelautan di Indonesia diharapkan bisa menjadi penggerak utama perekonomian nasional dan berkontribusi pada pasokan pangan global,” katanya.
Pengembangan sektor kelautan dan perikanan, lanjutnya, diarahkan menuju industri yang maju, efisien, dan berkelanjutan. Oleh sebab itu, pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan harus fokus menjaga kualitas, keanekaragaman, dan ketersediaan pangan bagi generasi saat ini dan mendatang. Disamping itu, juga dukungan IPTEK yang kekinian agar dalam pemanfaatannya berjalan secara efisien.
“Perlu sinergi antara kegiatan penelitian dan pembangunan kelautan dan perikanan agar bisa memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan yang berkelanjutan,” urainya.
Pada Semnaskan kali ini menghadirkan dua pembicara yaitu Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia, Prof. Dr. Rohmin Dahuri, yang memaparkan Gagasan dan Inovasi Pembangunan Akuakultur Indonesia dan Dosen Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada, Dr. Ir. Bambang Triyatmo, M.P yang menyampaikan presentasi tentang Manajemen Usaha Budi Daya Udang Tambak yang Berkelanjutan.
Ketua Panitia Semnaskan UGM, Indah Istiqomah, Ph.D., menjelaskan bahwa Semnaskan diselenggarakan sebagai ajang bagi para akademisi dan peneliti bidang kelautan dan perikanan berbagi pengalaman dan hasil riset. Selain itu, juga sebagai wahana untuk mengembangkan dan memperkuat jejaring. Kali ini, Semnaskan diikuti sebanyak 150 peserta dari kalangan akademisi dan peneliti dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, dan Ambon.
Para peserta seminar akan mempresentasikan hasil penelitian yang terbagi dalam sesi kelas paralel dalam tiga tema besar yakni akuakultur, teknologi perikanan, dan manajemen perikanan. Selanjutnya, mereka akan berdiskusi bersama dalam upaya memberikan solusi maupun rekomndasi untuk kemajuan sektor kelautan dan perikanan nasional.
Penulis: Ika