Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prof. Dr. Pratikno, M.Soc., Sc., dan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Tekonologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, B.A., M.B.A., memberikan wejangan kepada 9.210 mahasiswa baru Program Sarjana dan Diploma IV UGM dalam upacara penerimaan mahasiswa baru UGM, Senin (2/8) secara daring.
Pratikno menyampaikan ucapakan selamat kepada para mahasiswa baru yang berhasil masuk UGM setelah melalui persaingan yang cukup ketat sebelumnya. Ia berharap para mahasiswa dapat memanfaatkan momentum kuliah di UGM. UGM memiliki kekuatan berada di Yogyakarta yang merupakan kota pendidikan sehingga para mahasiswa nantinya tidak hanya dapat belajar di kampus, tetapi juga belajar dari komunitas akademik, komunitas aktivis sosial yang ada di DIY serta belajar seni dan budaya.
“Saudara ke Jogja bukan jadi orang Jogja, tetapi untuk mengokohkan diri untuk menjadi Indonesia. Sebab, nantinya akan bergaul dengan berbagai macam ragam budaya, tidak hanya dari Sabang sampai Merauke tetapi juga mahasiswa asing,” tuturnya.
Mahasiswa tidak hanya dapat belajar keragaman latar budaya masyarakat Yogyakarta. Namun, bisa belajar dari latar keilmuan yang juga beragam. Sebab, di UGM memiliki banyak fakultas dan program studi sehingga bisa tidak hanya bisa belajar keilmuan yang dipilih, tetapi dapat mengkesplorasi keilmuan lainnya.
Ia menyampaikan bahwa kedepan seluruh persoalan di masyarakat tidak akan bisa dipecahkan dari satu disiplin ilmu saja, tetapi dari multidiplin keilmuan. Artinya, kompetensi yang dibutuhkan di masa depan adalah kompetensi hibrid antar bidang kelimuan. Hal ini menjadi kekayaan UGM yang memiliki keilmuan yang komprehensif.
“Di tahun pertama mahasiswa harus memanfaatkan diri untuk mengeksplor kekayaan UGM dan Yogyakarta, bahkan bisa mengekslpor Indonesia dan dunia secara virtual,” tuturnya.
Selain itu, ia berpesan kepada para mahasiswa baru untuk terus mengasah kemampuan dan keterampilan untuk belajar beragam ilmu serta dapat berinteraksi secara luas. Mahasiswa diharapkan tidak hanya berinteraksi dengan teman satu fakultas saja, tetapi juga teman antar fakultas, bahkan almuni dari berbagai profesi, dan industri.
Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka telah memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan talenta lebih luas. Kampus juga diberi kesempatan merdeka untuk berkolaborasi. Menurutnya, hal tersebut harus dimanfaatkan secara maksimal karena mahasiswa UGM dimandatkan bekerja untuk kemanusiaan dan kemajuan bangsa. Menjadi mahasiswa yang sejak awal berkontribusi memecahkan berbagai persoalan bangsa.
“Jadilah kontributor terhadap kemajuan bangsa dan problem solver kemanusiaan sejak dini,” imbuhnya.
Sementara Nadiem Makarim dalam kesempatan tersebut mengingatkan bahwa menjadi mahasiswa berarti memiliki kemerdekaan lebih luas untuk menentukan masa depan. Oleh sebab itu, Kemendikbudristek memberikan kesempatan bagi seluruh mahasiswa di Indonesia untuk belajar di luar prodi/kampus selama 3 semester melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Program tersebut dirancang untuk memberikan ruang kepada mahasiswa sesuai keragaman minat untuk mendapatkan pengalaman yang diajarkan dalam kelas.
Nadiem mengatakan jika komitmen pemerintah untuk memerdekakan pendidikan tinggi tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dan partisipasi dari mahasiswa dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Ia pun berpesan kepada para mahasiswa untuk memanfaatkan masa kuliah untuk mengenal diri, membangun jembatan untuk meraih mimpi, serta berkontribusi untuk negeri.
“Kami percaya kemerdekaan adalah nafas mahasiswa, nafas pemuda generasi penerus bangsa. Oleh karena itu, mari terus bergerak serentak mewujdukan Merdeka Belajar,” ajaknya.
Penulis: Ika