Tidak lama lagi, tahun ajaran baru akan segera dimulai. Namu berbeda dari tahun ajaran sebelumnya, pendidikan di perguruan tinggi akan berbeda pada tahun ajaran mendatang. Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud ristek) RI mulai dilaksanakan sejak semester depan. Dengan adanya program terbarukan ini, mahasiswa akan lebih banyak memiliki kesempatan untuk belajar di luar kampus.
Menyikapi hal tersebut, Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan (PPK) UGM, Prof. Djagal Wiseso Marseno, berharap mahasiswa dapat mempersiapkan strategi dalam mengikuti program MBKM tersebut.
“Oleh karena itu, ketika sudah menginjak tahun ke 3, (mahasiswa) harus menyediakan strategi untuk mengambil mata kuliah apa, keterampilan apa di luar prodi, di luar UGM, bahkan di luar perguruan tinggi, bisa diperusahaan dan lain sebagainya,” tutur Djagal dalam talkshow ‘Grebeg MBKM UGM (day1)’ yang disiarkan langsung melalui kanal Youtube Universitas Gadjah Mada pada Jumat, (6/8).
UGM menurut Djagal menggunakan strategi “UGM Kampus ‘Merdeka Terarah’” dalam menyikapi program MBKM yang diprakarsai Kemdikbud Ristek tersebut. Djagal mengatakan bahwa mahasiswa sebagai pembelajar pemula harus diarahkan untuk mengambil skill-skill atau mata kuliah yang bisa di akses di luar kampus.
Djagal mengatakan program MBKM sebetulnya sudah bisa diambil semenjak mahasiswa masuk semester tiga. Akan tetapi, dalam perhitungan ideal, mahasiswa sebaiknya mengikuti program MBKM pada semester 6, 7, dan 8. Hal ini guna untuk mencapai efektifitas dalam pelaksanaan program MBKM tersebut.
“Nah, untuk itu silakan adik-adik mahasiswa mengambil kemerdekaannya ini, bahkan kemerdekaan itu bisa diambil sejak semester 3, 4, atau 5, tetapi yang ideal itu adalah di semester atas, artinya (mahasiswa) punya bekal yang cukup dalam bidang keilmuan tertentu, lalu (baru kemudian) diperkaya dengan skill-skill dari luar perguruan tinggi atau dari luar program studinya,” jelas Djagal
UGM telah menyediakan tiga jenis jalur yang dapat dipilih mahasiswa dalam mengikuti program MBKM ini. Pertama adalah Jalur Merdeka Penuh, dimana mahasiswa dapat mengambil kuliah di luar selama penuh satu atau dua semester (20-40 SKS), dilaksanakan antara semester 6-8. Ada sembilan kegiatan kampus merdeka yang dapat diikuti mahasiswa, diantaranya adalah pertukaran mahasiswa, magang, mengajar di sekolah, penelitian, membangun desa, studi/proyek mandiri, kewirausahaan mahasiswa, proyek kemanusiaan, serta Bela Negara/ Komp Cadangan.
Jalur kedua adalah Jalur Biasa. Pada Jalur Biasa ini, mahasiswa tidak mengambil kuliah di luar prodi ataupun di luar perguruan tinggi. Mahasiswa akan mengikuti perkuliahan sesuai kurikulum yang telah disusun oleh prodi.
Jalur ketiga adalah Jalur Kombinasi Merdeka & Biasa. Pada jalur ini, mahasiswa tidak mengikuti MBKM seperti Jalur Merdeka Penuh atau Jalur Biasa, tetapi gabungan antara keduanya.
Menyikapi semua hal tersebut, Djagal berpesan kepada mahasiswa untuk tidak melebihi waktu tujuh tahun dalam menyelesaikan masa studi-nya. Sebab, jika mahasiswa tidak menyelesaikan masa studinya selama kurang dari tujuh tahun, maka mahasiswa tidak akan mendapatkan ijazah.
“Apapun kemerdekaannya tidak boleh lebih dari 7 tahun karena kalau lebih dari 7 tahun tidak akan mendapatkan ijazah, jadi jangan sampai asik memgambil mata kuliah ini itu di luar perguruan tinggi, di luar ugm, (menjadi) gelandang melebihi 7 tahun itu tidak mungkin, tidak bisa mendapatkan ijazah,” pungkas Djagal.
Penulis: Aji