Data menyebutkan 70% kecelakaan pesawat Boeing terjadi di Indonesia. Akibat kejadian tersebut, sejumlah negara memberlakukan pelarangan terhadap maskapai penerbangan Indonesia. Termasuk, Negara Uni Eropa yang hingga kini masih memberlakukan pelarangan tersebut.
Tercatat selama tahun 2007, terdapat 7 pesawat Boeing mengalami kecelakaan ringan maupun berat. Lima diantaranya terjadi di Indonesia : 1) tanggal 1 Januari 2007 pesawat Boeing 737-400, maskapai Adam Air dengan lokasi kecelakaan di perariran Sulawesi. 2) tanggal 7 Maret 2007 pesawat Boeing 737-400, maskapai Garuda dengan lokasi kecelakaan di Yogyakarta. 3) tanggal 25 Mei 2007 pesawat Boeing 737-200, maskapai Garuda saat take off di Bandara Ahmad Yani Semarang. 4) tanggal 1 November 2007 pesawat Boeing 737-200 maskapai Garuda tergelincir saat mendarat di Bandara Abdurrahman Saleh, Malang Jawa Timur. 5) tanggal 14 Desember 2007 pesawat Boeing 737-400 jurusan Jakarta-Semarang, kembali ke Bandara Soekarno Hatta setelah terbang selama 30 menit, salah satu mesin mengeluarkan asap karena oli mesin bocor.
Di Indonesia, kejadian-kejadian tersebut sesungguhnya bisa ditangani oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Menurut Prof. Dr. Ir. Hamzah Berahim, M.T, KNKT yang bekerja menginvestigasi jika terjadi kecelakaan transportasi termasuk pesawat, senantiasa akan semakin baik jika terdapat badan lain yang ikut mengaudit manajemen Reliability-Centered Maintenance (RCM) sesuai dengan standar Operation Safety Audit (OSA).
“Dengan demikian, badan ini dapat memberikan sertifikat bahwa pesawat ini layak terbang, pun dengan peralatan transportasi yang lain, seperti kapal laut, kereta api dan lain-lain,†ungkap Hamzah Berahim, Senin (24/3) di Balai Senat UGM.
Ketua Magister Sistim Energi Elektrik menyampaikan hal itu, saat dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Teknik UGM. Kepala Lab. Teknologi Tegangan Tinggi mengucap pidato “Aspek-Aspek Riset Di Bidang Teknik Tenaga Listrik Dan Peningkatan Permintaan Yang Makin Cepatâ€.
Diawal-awal pidatonya dikatakan tantangan terbesar yang dihadapi dunia pada masa kini adalah mendapatkan sumber energi yang pada dasarnya tidak pernah habis untuk masa mendatang, menyediakan energi dimana diperlukan, mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain, serta menggunakannya tanpa menimbulkan pencemaran yang merusak lingkungan hidup. “Dewasa ini tenaga listrik sudah menjadi kebutuhan utama dan menjadi bagian hidup masyarakat, karena listrik telah membuktikan keunggulannya dibandingkan bentuk energi lainnya,†tambah pria kelahiran Gorontalo, 22 Mei 1945 ini.
Untuk itu, katanya, saat menghadapi era global perlu mendorong upaya untuk penataan pranata kebijakan baik di bidang industri maupun kegiatan riset dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk Teknik Tenaga Listrik. “Disadari atau tidak, bahwa kehidupan masyarakat dimasa mendatang akan sangat tergantung pada riset dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk Teknik Tenaga Listrik, oleh karena itu perlu memperluas dan menyelarasikan, memadukan dayaguna dan hasil guna SDM, dana, sarana dan prasarana riset yang tersedia dalam rangka pembangunan sistim inovasi nasional yang terpadu,†jelas suami Dra. Sri Rahayu Sumarah, SU, ayah empat anak ini. (Humas UGM)