Lima mahasiswa yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) UGM yang tediri dari Ari Hasna Alifa (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam/FMIPA), Asa Pratiwi (FMIPA), Nellis Nadinda Putri Renata (Fakultas Biologi), Muhammad Rafie (Fakultas Biologi), dan Mutiara Tri Wulandari (Fakultas Biologi) dan dibimbing oleh dosen FMIPA UGM, Dra. Eko Tri Sulistyani, M.Sc., menginisiasi arisan Ecobrick sebagai metode baru dalam rangka mengedukasi anak-anak Kampung Sanggrahan Yogyakarta untuk mencintai lingkungan, menambah pentaquin umum dan wawasan kebudayaan.
Arisan ecobrick ini seperti halnya arisan pada umumnya, namun penggunaan uang diganti menjadi ecobrick yang mana setiap anggota wajib membayar arisan setiap minggu dalam bentuk botol ecobrick. Nantinya botol ecobrick ini akan dimanfaatkan untuk membuat berbagai kreasi yang dapat mengedukasi anak seperti peta Yogyakarta, nama-nama presiden RI, nama-nama planet, spinner wayang Ramayana.
“Arisan Ecobrick dapat digunakan anak-anak sebagai games “prajurit penyelamat bumi” untuk menanamkan jiwa sportif dan tanggung jawab. Proses pembuatannya bisa meningkatkan kreativitas dalam membentuk kreasi ecobrick. Dari kreasi itulah anak-anak memperoleh manfaat sebagai sarana bermain yang mengandung nilai edukasi,” jelas Eko.
Program yang dilaksanakan di Kampung Sanggrahan, Kelurahan Semaki, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta diawali dengan program arisan Ecobrick. Botol ecobrick yang didapatkan dari arisan, selanjutnya dicat dan dibuat kreasi. Botol-botol disusun menyerupai setengah lingkaran maupun bentuk lain yang menarik seperti menyerupai peta atau lainnya yang dituliskan berbagai pengetahuan. Koleksi bentuk ecobrick pun semakin banyak dan lengkap. Dari program ini anak-anak memiliki sarana kreatif untuk menghilangkan kebosanan.
“Program ini sangat membantu anak-anak mengurangi rasa bosan yang dirasakan 1 tahun belakang ini. Berkat arisan ecobrick, anak-anak mempunyai kegiatan produktif, mendapatkan pelajaran dan pengetahuan baru yang disampaikan oleh mahasiswa UGM dan harapannya kegiatan ini dapat dilakukan secara rutin dan terus menerus meskipun kelak pandemi sudah berakhir,” tutur Susilowati, salah satu orang tua di Kampung Sanggrahan.
Penulis: Khansa