Rumah susun asrama Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM yang difungsikan sebagai selter penanganan COVID-19 saat ini menampung 62 siswa serta 12 pembina dari SMP dan Pesantren Bumi Cendekia yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Para pasien mulai menempati fasilitas isolasi terpadu PIAT UGM, Selasa (24/8), setelah dirujuk dari Puskesmas Mlati 2.
“Kemarin ada 74 orang yang masuk untuk menghuni rusun, mereka adalah siswa dan juga beberapa pengelola pondok,” terang Kepala PIAT, Dr. Ir. Taryono, M.Sc., Rabu (25/8).
Rusun asrama PIAT UGM menjadi satu dari delapan fasilitas hunian yang dikelola UGM, yang disiapkan sebagai selter isolasi terpadu bagi pasien COVID-19 bergejala ringan.
Ia menerangkan, rusun yang baru diresmikan pada bulan Juli lalu telah diserahkan oleh UGM kepada Satgas COVID-19 DIY untuk menampung pasien terkonfirmasi yang memerlukan fasilitas isolasi khusus dengan pemantauan dari tenaga kesehatan.
Keberadaan fasilitas selter dengan sarana yang memadai diharapkan dapat mendukung upaya penanganan pasien COVID-19 dengan lebih baik serta mengurangi beban rumah sakit.
“Rusun PIAT memang sudah diserahkan oleh UGM ke Satgas COVID-19 DIY. Sejak diresmikan sudah ada beberapa pasien yang sempat menghuni, dan jika ada pasien yang mengalami perburukan akan langsung dirujuk ke rumah sakit,” imbuhnya.
Rusun asrama PIAT UGM terletak di Kelurahan Kalitirto, Berbah, Sleman, dan merupakan fasilitas tempat tinggal yang dibangun bagi mahasiswa serta peneliti PIAT UGM. Selter ini memiliki 43 kamar dan mampu menampung hingga 76 penghuni.
Taryono menerangkan, para pasien yang melakukan isolasi di selter ini mendapatkan fasilitas obat-obatan, peralatan mandi, serta makan tiga kali sehari.
“Ada tenaga kesehatan yang selalu berjaga di selter. Penghuni juga masih melakukan aktivitas seperti olahraga atau senam bersama di area yang tersedia,” imbuhnya.
Tenaga medis yang bertugas di selter meliputi dokter, perawat, serta apoteker, yang ditempatkan oleh Satgas COVID-19 DIY.
Dalam pengelolaan selter, PIAT UGM juga berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana dengan penanggung jawab Kodim Gunungkidul sebagai pengelola.
“Harapannya adik-adik siswa bisa menjalani isolasi dengan nyaman sehingga cepat pulih kembali tanpa ada perburukan kondisi dan bisa segera kembali ke pesantren,” kata Taryono.
Ia menambahkan, pihaknya telah membuat sejumlah pengaturan area untuk mencegah penularan dari penghuni ke masyarakat atau sivitas UGM yang beraktivitas di kawasan PIAT.
PIAT sendiri telah membuat pengaturan jam kerja bagi pegawai untuk membatasi jumlah pegawai yang beraktivitas di kawasan PIAT di waktu yang sama.
Penulis: Gloria
Foto: Firsto