• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • RISBA Alternatif Rumah Berkelanjutan dan Aman Gempa

RISBA Alternatif Rumah Berkelanjutan dan Aman Gempa

  • 30 Agustus 2021, 17:12 WIB
  • Oleh: Gloria
  • 17557
RISBA Alternatif Rumah Berkelanjutan dan Aman Gempa

Pengajar Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan UGM, Ir. Ashar Saputra, S.T., M.T., Ph.D, menerangkan bahwa desain Rumah Instan Struktur Baja (RISBA) yang ia kembangkan menjadi alternatif penyediaan rumah masyarakat yang aman gempa dan bisa memenuhi prinsip berkelanjutan.

Struktur bangunan RISBA sudah melalui tahapan penelitian berupa analisis struktur, desain, dan pengujian di laboratorium untuk mengetahui kinerja ketahanan gempanya sehingga dapat mencegah kerusakan berat yang kerap terjadi pada rumah pada saat gempa.

“Dari hasil pengujian di laboratorium, struktur RISBA dapat memenuhi target kekuatan dan kekakuan untuk menahan beban gempa rencana dengan lokasi di Lombok Utara dan di Palu,” kata Ashar.

Ia memaparkan, jumlah rumah yang harus dibangun kembali karena rusak berat pada saat gempa terbilang cukup banyak, di antaranya lebih dari 400 ribu rumah pada gempa Aceh 2004, 250 ribu rumah pada gempa Yogyakarta 2006, 77 ribu rumah pada gempa NTB 2018, dan 65 ribu rumah pada gempa Sulawesi Tengah.

Secara teknis, kelemahan bangunan terhadap gaya gempa disebabkan oleh dua aspek sifat bahan bangunan yang digunakan yaitu sifat berat dan getas. Bahan bangunan berupa tembokan bata merah cukup berat sehingga gaya gempa yang harus ditanggung oleh struktur bangunan juga menjadi besar.

“Jika tidak tersedia kekuatan dan kekakuan yang mencukupi, bangunan rumah termasuk dinding pasangan bata akan runtuh. Keruntuhan dinding pasangan inilah yang pada gilirannya dapat menimpa penghuni rumah dan menimbulkan korban,” terangnya.

Sifat material bangunan rumah yang juga menyebabkan tidak tahan gempa adalah sifat yang getas atau mudah patah dengan adanya dorongan gempa. Pasangan bata dan komponen beton bertulang yang tidak memenuhi standar teknik akan bersifat getas sehingga mudah patah dan runtuh saat peristiwa gempa.

Untuk mencapai kualitas tahan gempa, awet, dan standar teknis, ia memilih bahan baja sebagai struktur utama. Secara mekanika, bahan baja memiliki perilaku yang ulet, liat, dan tidak mudah patah karena beban bolak-balik seperti yang ditimbulkan dari getaran gempa.

Selain itu, baja sudah tersedia di pasar dengan jumlah yang memadai untuk pembangunan secara massal dan sudah mengikuti standar SNI.

“Bahan baja memang tergolong mahal sebagai bahan konstruksi, namun dengan pemilihan penampang dan modifikasinya, persoalan harga ini bisa diatasi,” kata Ashar.

Rumah dengan teknologi RISBA sendiri telah cukup banyak diterapkan pada proses rekonstruksi pasca Gempa NTB, Gempa Sulawesi Tengah, dan juga baru-baru ini dibangun unit rumah contoh di Pulau Adonara, NTT pasca bencana Badai Seroja.

Menurutnya, pembangunan rumah RISBA di Adonara menjadi contoh bagaimana teknologi ini mudah dipahami dan dilaksanakan oleh masyarakat, di mana proses penjelasan teknis dilakukan hanya dalam waktu sekitar 2 jam kepada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Maumere.

“Tim mahasiswa merakit semua komponen di Kota Maumere dan mengirimkan komponen rumah menggunakan kapal tradisional setempat ke Pulau Adonara. Proses perakitan di lapangan dilaksanakan juga oleh tenaga mahasiswa secara bergantian menggunakan peralatan sederhana yang tersedia,” paparnya.

 

Penulis: Gloria

Berita Terkait

  • DERU UGM Bangun HUNTRAP di NTT

    Thursday,12 August 2021 - 7:05
  • “Bambu dan Palma sebagai Bahan Bangunan Rumah Tahan Gempa”

    Wednesday,31 January 2007 - 15:34
  • Mahasiswa UGM Teliti Rumah Tahan Gempa Suku Sasak Bayan

    Friday,02 September 2022 - 11:38
  • PT Mitsubishi dan PT Kaltim Methanol Peduli Gempa DIY dan Jateng

    Wednesday,21 June 2006 - 15:17
  • Ganjar Pranowo Kunjungi Lokasi KKN UGM Peduli Bencana Lombok

    Monday,28 January 2019 - 11:10

Rilis Berita

  • FTP UGM Bina Warga Sambak Magelang Kembangkan Digitally Agro Edutourism 01 February 2023
    Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (DTPB) Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM mendampin
    Ika
  • UGM Jalin Kerja Sama dengan Universitas Khairun dan PT Pertamina International Shipping 01 February 2023
    Universitas Gadjah Mada melakukan kesepakatan kerja sama dengan Universitas Khairun Ternate dan P
    Satria
  • Pakar UGM: Kemiskinan Seringkali Jadi Ajang Komoditas 31 January 2023
    Daerah Istimewa Yogyakarta ditetapkan sebagai provinsi termiskin di Pulau Jawa berdasarkan hasil
    Gusti
  • Pengamat UGM: Jangan Melihat Masyarakat Desa seperti 30-50 Tahun yang Lalu 31 January 2023
    Menuju pemilihan umum 2024, berbagai kampanye politik gencar dilakukan sejak tahun lalu
    Satria
  • FKKMK dan ANU Indonesia Project Meluncurkan Buku In Sickness and in Health: Diagnosing Indonesia 31 January 2023
    Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) da
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual