Alumnus Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada, Angelo Wijaya, baru-baru ini menghadiri KTT Pemuda G20 yang diadakan secara hybrid di Kota Milan dan Kota Bergamo, Italia. Pertemuan tersebut diadakan selama seminggu dari tanggal 19 hingga 23 Juli 2021 dan dihadiri oleh lebih dari 80 delegasi dari 20 anggota G20.
Angelo merupakan mahasiswa UGM pertama dalam sepuluh tahun yang lolos terpilih sebagai delegasi Indonesia untuk KTT Pemuda G20 atau yang juga dikenal sebagai Y20 Summit. Tahun ini, ia merupakan satu diantara tiga delegasi yang dikirim oleh Indonesia untuk mengikuti rangkaian acara Y20 Summit. Setiap tahunnya, ratusan pemuda Indonesia mendaftar untuk menjadi salah satu dari tiga perwakilan pemuda ini.
Pada pertemuan tersebut, Angelo mewakili suara dan aspirasi pemuda Indonesia yang dikumpulkan melalui tiga Focus Group Discussions, sebuah National Consultation, sebuah survei independent, dan sebuah survei yang dirancang bersama dengan UNICEF.
Sebelum pertemuan tingkat tinggi ini dilaksanakan, para perwakilan pemuda dari seluruh anggota G20 telah melakukan preliminary negotiation sejak awal tahun 2021. Angelo mewakili pemuda Indonesia dalam bernegosiasi dengan perwakilan G20 lainnya dalam bidang Innovation, Digitization, and Future of Work.
Aspirasi yang disampaikan selama pertemuan tersebut kemudian dirangkum kedalam sebuah Final Communique yang akhirnya disampaikan kepada Presidensi G20 tahun ini yaitu Pemerintah Italia. Selanjutnya, proposal ini akan disampaikan kepada para pemimpin pemerintahan dan pemimpin negara G20 pada G20 Summit yang akan diadakan di Kota Roma, Italia pada tanggal 30-31 Oktober 2021 mendatang.
Angelo mengaku bangga bahwa ketiga delegasi Indonesia tahun ini berhasil meloloskan proposal yang dibawa ke G20. Delegasi Indonesia juga berhasil mempelopori dukungan pemuda G20 terhadap pemerataan distribusi vaksin global melalui endorsement Y20 terhadap TRIPS Waiver yang tercantum di Communique Akhir Y20.
“Banyak sekali insights yang kami dapatkan dari para pemuda dari berbagai penjuru Indonesia yang telah menyampaikan aspirasinya melalui Focus Group Discussions, National Consultation, maupun survei,” katanya, di Kampus UGM, Selasa (31/8).
Menurutnya, pengalaman mewakili pemuda Indonesia di ajang ini benar-benar telah memperkaya pengetahuan dan pemahamannya terhadap kondisi dan juga potensi pemuda Indonesia saat ini. Selama persiapan sejak awal tahun 2021, ia pun mengaku mendapatkan banyak masukkan dan pengetahuan baru dari pertemuan-pertemuan dengan badan-badan internasional seperti OECD, UNICEF, UNEP, UNIDO, UN WOMEN, dan Bank Dunia.
“Pada isu Innovation, Digitization, dan Future of Work, delegasi Indonesia berhasil memasukkan proposal terkait perlindungan sosial yang lebih baik bagi para pekerja gig dan pekerja informal muda, serta terkait penyediaan program pelatihan (skilling, reskilling, and upskilling) yang lebih terjangkau bagi para pencari kerja muda. Hal ini penting bagi Indonesia karena kita harus berinvestasi pada pemuda Indonesia agar Indonesia dapat menuai manfaat dari bonus demografi hingga tahun 2038,” ucapnya.
Angelo pun merasa bersyukur karena mendapatkan dukungan penuh dari rekan-rekannya di Indonesian Youth Diplomacy, yang merupakan organisasi pemuda Indonesia yang secara resmi mengirimkan delegasi Indonesia untuk menghadiri Y20 Summit setiap tahunnya. Juga kepada Kementerian Koordinator Perekonomian RI, Kementerian Luar Negeri RI, Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, serta pihak-pihak lain yang telah secara aktif mendukung partisipasi pemuda Indonesia di ajang internasional seperti Y20 Summit ini.
“Saya berharap agar suara pemuda senantiasa didengarkan dan selalu dijadikan bahan pertimbangan pada pertemuan-pertemuan G20 selanjutnya, mengingat peran penting pemuda dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya.
Penulis : Agung Nugroho