• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Mahasiswa UGM Raih Penghargaan Penulisan Riset Disertasi Terbaik

Mahasiswa UGM Raih Penghargaan Penulisan Riset Disertasi Terbaik

  • 01 September 2021, 06:58 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 24181
Mahasiswa UGM Raih Penghargaan Penulisan Riset Disertasi Terbaik

Mahasiswa prodi S3 Indonesia Consortium for Religious Studies (ICRS) UGM, Maksimilianus Jemali, meraih penghargaan sebagai penulis proposal disertasi terbaik dalam ajang kompetisi nasional penulisan tesis dan disertasi yang diselenggarakan oleh lembaga Nusantara Institute. Dalam kompetisi yang bertajuk Nusantara Wiriting Grant, riset disertasi Maksimilianus masuk dalam daftar 10 pemenang proposal disertasi terbaik menyisihkan 130-an proposal yang berasal dari berbagai kampus di Indonesia dan mancanegara yang diumumkan pada 26 Agustus lalu.

Dihubungi pada hari Selasa (31/8), Maksimilianus mengaku tidak menyangka jika proposal disertasinya mendapat penghargaan terbaik untuk riset disertasi. Risetnya yang berjudul Hambor sebagai Narasi Kecil dalam Mengelola Konflik dan Situasi Damai di Flores, Manggarai, NTT merupakan riset soal tradisi yang terdapat dalam kebudayaan masyarakat di kabupaten Manggarai, Flores, NTT, untuk menyelesaikan  berbagai macam konflik yang terjadi di dalam kampung, baik di tingkat perorangan, keluarga, maupun antar suku. “Hambor dalam bahasa Manggarai yang berarti ‘damai atau harmoni’. Tradisi ini sudah ada sejak dahulu dan diwariskan turun-temurun. Dalam bahasa Manggarainya disebut, “mbate dise ame, serong dise empo, pede dise ende”,” katanya.

Putra asli Manggarai ini menuturkan Hambor semacam simpul perdamaian yang menciptakan integrasi keharmonisan dalam alam semesta. Orang Manggarai melihat semesta ini seperti jaring laba-laba raksasa. Menurutnya, setiap jaring atau elemen mesti berusaha untuk menjaga harmoninya dengan jaring yang lain. Kalau satu jaring putus, atau diabaikan oleh jaring yang lain, maka akan terjadi disharmoni atau disintegrasi. “Pemahaman ini menjadikan Hambor sebagai tradisi yang memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam keseharian masyarakat Manggarai karena diyakini sebagai entitas, tradisi yang mengharmoniskan manusia dengan semesta,” papar pria kelahiran Tuke, Ruteng Manggarai, Flores, NTT,  39 tahun lalu ini.

Melalui riset disertasi ini, kata Lian, demikian ia akrab disapa, ia ingin memperkenalkan tradisi lokal sebagai sebuah resolusi konflik dari kearifan lokal mayarakat untuk bisa diadopsi atau ditiru di tingkat nasional atau internasional. Tidak hanya sampai di situ, ia ingin Hambor bisa  menjadi inspirasi bagi generasi muda Manggarai untuk ikut mengeksplorasi budayanya masing-masing sebagai kekayaan Indonesia. “Kalau bukan kita, siapa lagi,”jelasnya. 

Bagi Lian, tradisi hambor ini tidak hanya dipakai dalam konteks resolusi konflik yang terjadi dalam sesama masyarakat Manggarai tetapi digunakan dalam tataran yang lebih luas. Sebab, Hambor bisa digunakan untuk merajut perdamaian dengan semua orang yang hidup dan tinggal di Manggarai dengan latar belakang agama, suku, budaya, dan etnik.

 “Saat ini di Manggarai ada banyak orang yang datang dari daerah lain dengan latar belakang budaya yang berbeda. Tentu, akan ada modifikasi dan revitalisasi. Namun, hambor menjadi simpul perbedaan dalam keberagaman. Jadi, hambor sebenarnya memiliki kontribusi yang krusial untuk memgembangkan perdamaian di tingkat lokal, misalnya perdamaian antarumat beragama di Manggarai. Muncul konsep “hambor Inter-religious” yang berpijak pada spirit perdamaian bersama dalam berbagai bidang kehidupan,”katanya.

Dalam konteks hukum positif, kata Lian, dari penelitian ini juga memberikan  penyadaran bahwa tidak setiap permasalahan harus diselesaikan secara hukum positif. “Kami memiliki tradisi resolusi konflik yang lebih menekankan persaudaraan dan kekeluargaan, namun tetap memperhatikan keadilan bagi pelaku dan korban,”katanya.

Soal sumber riset disertasinya, Lian menggunakan kajian pustaka dan riset lapangan. Kajian pustaka lebih kepada pergeseran kajian filsafat dari modernitas kepada postmodernitas. Ia mengambil pemikiran filsuf Francois Lyotard dan Pierre Bourdieu. Lalu, dari sumber data penelitian lapangan yang berlangsung sejak Juli 2020 hingga saat ini, ia melakukan wawancara dengan berbagai tokoh adat, tokoh budaya, tokoh agama, pemerintah, akademisi, dan tokoh-tokoh muda yang ada di Manggarai.  “Dari mereka saya memperoleh banyak informasi tentang Hambor dan ternyata tradisi ini sangat kaya dan memiliki makna yang sangat dalam terutama untuk orang-orang Manggarai,” ungkapnya.

Namun, yang menarik dari penelitian ini kata Lian, ia mendapat pengalaman dan pengetahuan baru serta kebanggaan baginya bahwa leluhurnya justru telah menciptakan tradisi luhur dalam bidang perdamaian yang sudah ada sejak lama dan terus dilestarikan. “Jujur sebelumnya saya tidak mengetahui tradisi ini secara komprehensif. Saya hanya mendengar sekilas saja dan itu selalu digaungkan ketika di kampung terjadi konflik. Tetapi ternyata, tradisi ini sepertinya memiliki nilai yang sangat kaya yang mesti tetap dipertahankan, dan mesti sesering mungkin dipublikasikan atau diceritakan sehingga bisa tetap dilestarikan sekaligus dikembangkan,” pungkasnya.

Penulis : Gusti Grehenson

Berita Terkait

  • Mahasiswa UGM Raih Golden Award dalam "Tokyo Tech Indonesian Commitment Award"

    Monday,15 November 2010 - 15:39
  • Mahasiswa UGM Raih Penghargaan Penulisan Riset Disertasi Terbaik

    Wednesday,01 September 2021 - 6:58
  • UGM RAIH 17 MEDALI PIMNAS XVIII 2005

    Tuesday,16 August 2005 - 14:52
  • FKH UGM Targetkan 16 Publikasi Internasional

    Friday,21 June 2013 - 15:19
  • Pustakawan UGM Raih Predikat Pustakawan Terbaik Nasional

    Tuesday,22 August 2017 - 6:49

Rilis Berita

  • FH UGM Gelar Konferensi Internasional Soal Problem Hukum di Era Pasca Pandemi 09 February 2023
    Program Studi Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada menggelar konferensi intern
    Gusti
  • UGM Jamin Tidak Ada Mahasiswa Berhenti Kuliah Karena Persoalan Biaya 09 February 2023
    Universitas Gadjah Mada berkomitmen mendukung para mahasiswa untuk dapat menjalani perkuliahan hi
    Satria
  • Pukat UGM Sesalkan Kemunduran Pemberantasan Korupsi di Indonesia 08 February 2023
    Peneliti Pusat Kajian AntiKorupsi (Pukat) Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yuris Rezha Kur
    Gusti
  • Belajar dari Gempa Turki, Masyarakat Perlu Memiliki Rencana Evakuasi Mandiri 07 February 2023
    Bencana gempa bumi dengan magnitudo 7,8 melanda Turki dan Suriah pada hari Selasa (6/2) kemarin.
    Gusti
  • Aplikasi Layanan Ramah Disabilitas Buatan Mahasiswa Difabel UGM Raih Perak di IPITEX Bangkok 07 February 2023
    Aplikasi layanan ramah disabilitas buatan mahasiswa penyandang disabilitas daksa dari Departemen
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual