Lulus dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) tinggi tidak menjadi jaminan bagi seseorang untuk sukses di dunia kerja. Yang menentukan sukses dan tidaknya seseorang justru kualitas personal dan kekuatan karakter. “Bukankah IPK 4 saja tidak menjamin kalau kita bisa lolos jadi ketua RT atau bisa dapat istri yang cantik? Karenanya IP saja tidak bisa menyelesaikan masalah kita di kehidupan nyata,” kata CEO Schlumberger Indonesia, Ahmad Yuniarto, dalam acara “CEO Talk” Career Days VI UGM 2010, Sabtu (6/3), di Grha Sabha Pramana.
Saat memberikan motivasi di hadapan ratusan lulusan mahasiswa perguruan tinggi di Yogyakarta, Yuniarto beberapa kali menegaskan pengalaman belajar di dalam kelas saja tidak cukup karena di lingkungan kerja dituntut untuk menonjol dan berkompetisi dengan rekan sesamanya. “Kita harus bisa menunjukkan bagaimana menonjol di antara orang-orang sehingga visible di antara orang-orang,” ujarnya.
Kemampuan menjadi seorang pemimpin juga tidak dapat mengandalkan nama almamater dan nilai-nilai yang tertera dalam ijazah. Namun, tercermin pula dalam sikap, tingkah laku, kualitas personal, dan karakter yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata.
Yuniarto menggambarkan kualitas seseorang yang layak sukses adalah seperti gunung es di lautan. Kekuatan sebuah gunung es tidak terlihat di permukaan, tetapi justru begitu kokoh dan kuat di bawahnya. “Karena menabrak gunung es inilah kapal Titanic tenggelam,” ujarnya.
Berani bersaing dengan banyak orang disertai sikap dan tingkah laku yang baik barangkali menjadi kunci suksesnya seseorang. Tentunya saran tersebut bukan sembarangan, mungkin saja berangkat dari pengalaman Yuniarto yang berhasil menjadi orang pertama Indonesia yang dipercaya sebagai CEO di Schlumberger. Bukan begitu Pak Yuniarto? (Humas UGM/Gusti Grehenson)