Delapan atase pendidikan Indonesia di delapan negara sepakat akan membantu mempromosikan UGM di negara-negara tempat mereka ditugaskan. Promosi akan dilakukan untuk menarik minat mahasiswa asing berkuliah dan mengikuti program internasional yang ditawarkan UGM.
Demikian kesimpulan dari kunjungan delapan atase pendidikan ke UGM, Senin (8/3). Para atase yang datang adalah atase pendidikan di Filipina, Belanda, Amerika, Inggris, Malaysia, Jerman, Arab Saudi, dan Mesir.
Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri Kemendiknas RI, Dr. R. Agus Sartono, M.B.A., mengatakan kunjungan atase pendidikan ini adalah dalam rangka memperkuat kerja sama UGM dengan negara-negara tempat para atase pendidikan bertugas. “Melalui kunjungan ini, kita berharap setiap bentuk kerja sama dengan 13 negara yang ada atasenya bisa melibatkan atase pendidikan ini,” kata Agus Sartono.
Agus Sartono menjelaskan saat ini Indonesia memiliki 13 atase pendidikan di 13 negara. “Kita punya 13 atase pendidikan, mereka ini ada yang setengah tahun ini mengakhiri tugasnya, ada yang relatif baru. Dalam waktu dekat, kita akan mengadakan seleksi tiga atase pendidikan baru yang ditempatkan di RRC, India, dan Korea Selatan,” jelasnya.
Kunjungan kerja atase pendidikan ini diterima oleh Wakil Rektor Senior Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat (WRSP3M) UGM, Prof. Dr. Retno S.Sudibyo, M.Sc., Apt., dan Wakil Rektor Senior Bidang Administrasi, Keuangan, dan SDM UGM, Prof. Ainun Na’im, Ph.D. Dalam sambutannya, WRS P3M menyampaikan saat ini terdapat 856 mahasiswa asing dari 55 negara yang berkuliah di UGM. Tiap tahun, jumlah mahasiswa asing meningkat 18 persen. “Dari atase pendidikan ini saya harap jumlahnya bisa meningkat tiap tahunnya,” katanya.
Selain itu, disebutkan pula bahwa setiap tahun UGM menangani lebih dari 900 aktivitas riset dengan menghasilkan lebih dari 650 publikasi nasional dan internasional. Di samping program-program internasional yang ditawarkan untuk mahasiswa asing, UGM juga menawarkan program pemberdayaan masyarakat melalui KKN PPM. “Banyak mahasiswa asing terlibat kegiatan ini, di antaranya dari Jerman, Korea, Norwegia, dan Austria. Tiap tahun dialokasikan 100 miliar untuk kegiatan KKN PPM,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)