Perubahan iklim saat ini menjadi isu penting yang dihadapi dunia. Besarnya dampak yang ditimbulkan mendorong berbagai pihak untuk melakukan langkah adaptasi dan mitigasi. Terkait dengan hal itu, UGM dan United Nation University (UNU) Jepang bekerja sama menyelenggarakan Konferensi Internasional “On the Role of Higher Education in Adapting to Eco-system and Climate Change” untuk merumuskan konsep dan strategi implementasi dalam menghadapi perubahan iklim. Seminar digelar Senin (8/3) di Sekolah Pascasarjana UGM.
Dalam kesempatan tersebut, Dirjen Dikti, Prof. dr. Fasil Jalal, Ph.D., mengatakan jalur pendidikan merupakan salah satu pintu strategis dalam mengadaptasikan perubahan iklim. “Pendidikan menjadi pilar utama dalam mengadaptasikan perubahan iklim kepada generasi muda,” kata Fasil.
Fasil Jalal menambahkan pihaknya menyediakan sejumlah dana penelitian untuk riset mengenai perubahan iklim. Penyediaan dana tersebut diharapkan dapat mendorong para peneliti dari berbagai bidang ilmu untuk berpartisipasi dalam upaya mengurangi pemanasan global akibat perubahan iklim.
Sementara itu, Dr. Emil Salim, pakar lingkungan, mengatakan untuk menghadapi persoalan perubahan iklim harus melibatkan berbagai pihak dari berbagai disiplin ilmu. “Untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan perubahan iklim ini, ilmuwan seyogianya membuka tembok-tembok disiplin keilmuan, saling bersinergi untuk mengatasi berbagai permasalahan yang muncul akibat perubahan iklim,” tuturnya.
Pendapat senada disampaikan oleh Prof. Taekuchi, Rektor UNU, bahwa untuk mengatasi perubahan iklim diperlukan kerja sama sektoral. Di samping itu, penting juga mengedukasi generasi muda untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Seminar yang digelar oleh Fakultas Teknik UGM ini juga mencoba merumuskan kurikulum dalam mengadaptasikan perubahan iklim, membangun strategi implementasi dari konsep adaptasi hingga tindakan nyata ke masyarakat. (Humas UGM/Ika)