Mahasiswa UGM meneliti potensi kombinasi kurkumin dan gelatin sebagai terapi bedah free gingival graft untuk mengatasi masalah gusi turun. Mereka adalah Maharani Nur Azizah (FKG), Putri Anggraini Budianto (Fakultas Farmasi), dan Freisiane Rachmalia Sadono (FKG).
Maharani menyampaikan penelitian dilakukan melihat banyak masyarakat yang menderita gusi turun dengan keluhan gigi menjadi sensitif dan mengurangi estetika. Salah satu perawatan untuk gusi turun adalah cangkok langit-langit mulut atau biasa disebut (free gingival graft). Namun, prosedur bedah free gingival graft sering menimbulkan luka yang cukup luas di area langit-langit mulut dan berpotensi terjadi infeksi apabila tidak ditangani dengan tepat.
Kondisi tersebut mendorong ketiganya melakukan penelitian mengembangkan terapi pasca cangkok langit-langit mulut. Mereka memanfaatkan kurkumin yang dikenal bermanfaat sebagai agem anti inflamasi dan anti bakteri.
“Karena persentase kurkumin yang bisa diserap tubuh sangat rendah, kami mengombinasikan dengan gelatin yang sering dipakai untuk melepaskan senyawa obat langsung ke target,” paparnya, Senin (13/9).
Kombinasi kedua senyawa tersebut diharapkan bisa mengatasi kelemahan kurkumin. Dengan begitu, senyawa kurkumin yang dapat diserap tubuh lebih maksimal dan dapat meredakan radang pasca cangkok langit-langit mulut.
Maharani menjelaskan dalam penelitian mereka memanfaatkan teknologi komputasi dan database yaitu molecular docking. Percobaan molecular docking dilakukan dengan menguji senyawa kurkumin dan gelatin dengan reseptor dari faktor yang dapat menyebabkan radang, yaitu IL1R1. Setelah itu docking score menggunakan Command Prompt.
Semakin rendah atau negatif docking score menunjukkan bahwa kurkumin dan gelatin dapat mengikat lebih kuat pada IL1R1. Namun, dengan adanya ikatan hidrogen dari kurkumin dan gelatin dapat dapat membuat kurkumin terlepas ke reseptornya sehingga aksinya akan langsung bekerja.
“Dari uji molecular docking didapatkan hasil bahwa gabungan senyawa kurkumin dan gelatin memiliki potensi paling tinggi dalam mengurangi radang pasca cangkok langit-langit mulut dibandingkan kurkumin atau gelatin saja,” imbuh Putri.
Putri mengatakan penelitian yang dilakukan baru menggunakan teknologi komputasi dan tidak melakukan percobaan secara langsung di laboratorium. Namun demikian, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadi langkah awal untuk mengembangkan terapi pasca cangkok langit-langit mulut dengan menggunakan kedua senyawa tersebut.
Penulis: Ika
Foto:Hellosehat.com
Foto:Hellosehat.com