• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Pakar Iklim UGM Paparkan Upaya Antisipasi Bencana Saat Hujan Lebat

Pakar Iklim UGM Paparkan Upaya Antisipasi Bencana Saat Hujan Lebat

  • 15 September 2021, 14:33 WIB
  • Oleh: Ika
  • 16487
Pakar Iklim UGM Paparkan Upaya Antisipasi Bencana Saat Hujan Lebat

BMKG memperkirakan terjadinya potensi hujan lebat  disertai petir atau angin kencang di 27 provinsi Indonesia selama periode 13-20 September 2021. Lalu, seperti apa persiapan yang harus dilakukan menghadapi kondisi tersebut? 

Pakar Klimatologi UGM, Dr. Emilya Nurjani, mengatakan terdapat dua upaya mitigasi yang dapat dilakukan yakni mitigasi struktural dan mitigasi non struktural. Mitigasi struktural merupakan langkah pengurangan risiko bencana melalui rekayasa teknis bangunan tahan bencana.  Sejumlah upaya mitigasi struktural yang bisa diambil menghadapi kerentanan bencana yang mungkin muncul akibat hujan lebat antara lain membersihkan sampah yang ada di selokan, sungai maupun tubuh airnya untuk meningkatkan volume tangkapan sungai saat hujan, memperbaiki tanggul baik tanggul beton atau tanggul alam sungai agar debit air sungai tidak meluap, memperbaiki pintu air bendung untuk pengaliran ke saluran irigasi, serta memperkuat zona perakaran tanaman di tebing bukit.

“Selain itu, juga membangun tebing tembok untuk mengurangi bahaya longsor di lereng-lereng yang berpotensi longsor,” kata Emilya, Rabu (15/9)

Berikutnya upaya mitigasi non struktural dengan kebijakan atau peraturan tertentu bisa dilakukan dengan sosialisasi kepada masyarakat secara bersama-sama terkait potensi bencana yang mungkin terjadi saat hujan lebat. Lalu, pemberdayaan masyarakat sebagai relawan, regulasi dan peraturan untuk mitigasi dan adaptasi bencana.

Sementara itu, lanjutnya, langkah-langkah yang harus disiapkan guna mengantisipasi bencana akibat hujan lebat salah satunya ada regulasi atau peraturan (SOP) yang menyangkut tugas yang harus dilakukan dan di wilayah mana, termasuk sumber pendanaan. Selanjutnya, sosialisasi kepada masyarakat setempat yang memiliki potensi terdampak ataupun tidak untuk lbih peduli terhadap upaya mitigasi dan adaptasi.

“Pemerintah pelru membangun teknologi untuk mitigasi dan adaptasi karena dengan peningkatan kapasitas maka risiko bencana akan berkurang,” terang Dosen Fakultas Geografi ini.

Lantas langkah apa yang bisa diambil masyarakat untuk mengantisipasi bencanan akibat hujan lebat? Emilya menjelaskan bahwa masyarakat dapat menerapkan teknologi rain water harvesting atau menampung air hujan yang jatuh di atap rumah lewat talang dan ditampung dalam penampungan air hujan. Air hasil tampungan bisa dimanfaatkan untuk simpanan air atau masukkan kedalam sumur resapan untuk pengisian air tanah, keperluan mencuci dan mandi, maupun untuk kolam. Langkah tersebut bisa ditempuh untuk mengurangi air hujan yang terbuang menjadi air larian yang bisa menadi air genangan.

Upaya lain dengan menebang cabang pohon yang sudah tinggi atau memangkas ujung-ujung pohon untuk mengantisipasi bencana angin kencang yang mungkin terjadi saat hujan lebat. Tak hanya itu, masyarakat di daerah pedesaan juga bisa membuat sumur resapan bersama (biopori) atau membersihkannya sehingga tebal air hujan yang ditampung bisa lebih banyak.

Penulis: Ika

Berita Terkait

  • DIY Rawan Angin Kencang

    Wednesday,31 January 2018 - 9:27
  • STRATEGI ANTISIPASI DAN EDUKASI BENCANA ALAM

    Thursday,04 August 2005 - 8:34
  • Jelang La Nina, Waspadai Bencana Banjir dan Tanah Longsor

    Wednesday,24 November 2021 - 15:20
  • Pakar UGM: Pahami Isu Perubahan Iklim dengan Benar

    Friday,23 September 2011 - 17:21
  • Pakar UGM: Waspada Awan ‘Tsunami’ Berpotensi Timbulkan Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

    Tuesday,11 August 2020 - 14:05

Rilis Berita

  • Cegah Diabetes Pada Anak Dengan Membatasi Makanan Manis dan Lakukan Aktivitas Fisik 06 February 2023
    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat kasus diabetes pada anak meningkat signifikan pada t
    Ika
  • Tim Peneliti UGM Lakukan Riset Inverter Statik Kereta Api 06 February 2023
    Tim peneliti dari Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik Univers
    Gusti
  • Mahasiswa KKN UGM Kembangkan Wisata Panas Bumi Kawah Sikidang 06 February 2023
    Dataran Tinggi Dieng merupakan kompleks gunung api. Selain menjadi sumber energi panas bumi denga
    Gusti
  • Lebih dari 3 Ribu Mahasiswa UGM Terima Insentif Prestasi Sebesar 2 Miliar di 2022 06 February 2023
    UGM berkomitmen kuat untuk terus mendukung dan memfasilitasi para mahasiswanya dalam pengembangan
    Satria
  • UGM Terlibat Aktif Dalam Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Tengah 03 February 2023
    Stunting masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Data Asian Development Bank mencatat ang
    Ika

Agenda

  • 07Feb Dies Natalis Fakultas Hukum UGM...
  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual