Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi DIY, bekerja sama melaksanakan program peningkatan kesejahteraan yang diberi nama “Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)” melalui kegiatan KKN PPM UGM. Hal tersebut mengemuka dalam acara penandatanganan nota kesepahaman kerja sama antara BKKBN DIY dengan UGM, Kamis (11/3), di kompleks Kepatihan Yogyakarta. Penandatanganan kerjasama dilakukan oleh Kepala BKKBN DIY, Dra. Sri Arkandini, M.M., dengan Ketua LPPM UGM, Prof. Dr. Ir. Danang Parikesit, M.Sc., yang diwakili oleh Dr. Irkham Widiono.
Penandatanganan naskah kerja sama dilaksanakan bersamaan dengan rapat kerja daerah (rakerda) pembangunan kependudukan dan KB Provinsi DIY di Gedung Pracimosono, kompleks Kepatihan Yogyakarta. Penandatangan tersebut disaksikan langsung oleh Wakil Gubernur DIY, KGPA Paku Alam IX, dan Deputi Keluarga Berencana-Kesehatan Reproduksi BKKBN Pusat, dr. Neli Nangoy.
Kepada wartawan, Dr. Irkham Widiono mengatakan tujuan nota kesepahaman ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan UPPKS dan kualitas kehidupan masyarakat desa dengan sebuah program partisipatif yang akan ditentukan melalui kajian mendalam, mengacu pada potensi daerah. Selain itu, akan dilakukan penguatan kelembagaan lokal masyarakat di desa tempat lokasi kegiatan.
“Melalui kegiatan KKN PPM ini diharapkan mampu memelopori tumbuhnya prakarsa-prakarsa lokal serta menumbuhkan kemampuan kompetitif serta akses ke pihak perbankan dari keluarga UPPKS,” ujar Irkham.
Dalam laporannya, Sri Arkandini mengatakan kegiatan pemberdayaan ekonomi keluarga melalui kelompok UPPKS di DIY tercatat sebanyak 81.773 keluarga. Sejumlah 50.052 di antaranya adalah keluarga pra-sejahtera dan keluarga sejahtera tahap I. Pada tahap I, anggota UPPKS yang telah memiliki kegiatan usaha sebanyak 32.839.
Arkandini juga sempat menyinggung pencapaian peserta KB baru di DIY tahun 2009 mencapai 50.876 atau 106,01 persen dari target sebelumnya 47.991. Pelaksanaan program KB nasional di Provinsi DIY berhasil meningkatkan angka prevalensi ber-KB dari 78,03 persen di tahun 2008 menjadi 78,65 persen pada 2009. (Humas UGM/Gusti Grehenson)