Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada (Pustral UGM) bersama Kominfo dan ASEAN Sekretariat menyelenggarakan ASEAN Regional Workshop. Penyelenggaraan ASEAN Regional Workshop yang secara khusus menyoroti fungsi V2X yang bersinggungan dengan Intelligent Transport Systems (ITS).
Caretaker Pustral UGM, Prof. Dr. Ir. Bambang Agus Kironoto, saat pembukaan workshop menyampaikan Pustral UGM merasa bersyukur dapat mengambil bagian dalam penelitian tentang penggunaan teknologi baru untuk membantu transformasi digital di sektor transportasi di ASEAN. Sebagai bagian dari penelitian, penyelenggaraan workshop diharapkan mampu sebagai platform untuk menyatukan praktik terbaik, pengalaman, dan berbagi informasi tentang adopsi V2X di Asia Tenggara.
Menurut Bambang, diskusi regional tentang masalah fungsi V2X ini penting karena menjadikan kawasan ASEAN menjadi lebih terhubung, sebagaimana tertuang dalam ASEAN ICT Masterplan (AIM2020) dan ASEAN Digital Masterplan (ADM2025). Dengan peningkatan mobilitas regional terutama di sepanjang ASEAN Highway diharapkan harmonisasi teknologi V2X akan memastikan perjalanan yang lebih menjamin keselamatan dan berkelanjutan.
“Karena pandemi maka workshop inipun disesuaikan menjadi kombinasi workshop online atau virtual dan offline. Meski begitu, kita semua yang hadir diharapkan mampu mengambil manfaat dari kesempatan berbagi informasi yang timbul dari kegiatan ini,” katanya, Kamis (16/9).
Menyoroti fungsi V2X yang bersinggungan dengan Intelligent Transport Systems (ITS) memungkinkan peningkatan keselamatan di jalan raya, efisiensi lalu lintas, dan pengurangan emisi. V2X (vehicle to everything) adalah istilah umum yang mengacu pada kendaraan yang berkomunikasi dan terhubung dengan hal-hal lain seperti kendaraan lain (Vehicle to Vehicle-V2V), infrastruktur (Vehicle to Infrastructure-V2I) serta pejalan kaki (Vehicle to Pedestrian-V2P).
Kegiatan workshop secara resmi dibuka Sofi Soeria Atmadja selaku Koordinator Kerjasama Regional Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Saat membuka acara, ia menyampaikan inisiatif penyelenggaraan workshop ini dikaitkan dengan penggunaan TIK berkelanjutan oleh sektor publik dan swasta sehingga di ASEAN nantinya dapat menjadi komunitas digital dan blok ekonomi terkemuka dengan mendapat dukungan layanan teknologi dan ekosistem digital yang aman dan transformatif.
Teknologi Vehicle-to-Everything (V2X), menurutnya, merupakan salah satu sarana yang memungkinkan untuk meningkatkan konektivitas ASEAN, terutama dalam mendukung peningkatan solusi TIK hijau dan transportasi yang berkelanjutan. Berdasarkan data tahun 2016-2019, setiap tahun di ASEAN, transportasi jalan raya menyumbang sekitar 415 juta ton emisi karbon CO2, konsumsi bahan bakar 123 Mtoe (Jutaan ton setara minyak) dan hilangnya lebih dari 113.000 jiwa akibat kecelakaan di jalan raya.
“Di masa depan V2X merupakan teknologi untuk transportasi modern yang lebih berkeselamatan dan berkelanjutan. Untuk itu diperlukan persiapan untuk mengadopsi teknologi ini termasuk infrastruktur dan sistem. Kementrian Kominfo mengambil peran sektor telekomunikasi dan digital untuk mempercepat adopsi teknologi V2X ini,” ucapnya.
Sementara itu, Takaaki Ando selaku Wakil Direktur Jenderal untuk Promosi Infrastruktur Digital Internasional Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang menyambut baik penyelenggaraan workshop ini dan merasa senang karena banyak negara anggota ASEAN yang hadir hari ini.
Ia mengatakan teknologi V2X sedang diuji di beberapa negara anggota ASEAN (AMS), dan penggunaan spektrum dan infrastruktur publik sedang diuji. Oleh karena itu, katanya, perlu ada kesamaan standar digital dan harmonisasi spektrum di tingkat regional ASEAN.
“Saya berharap masing-masing negara ASEAN dapat berbagi hasil, dan workshop ini dapat membantu membentuk pedoman dan policy paper, serta mendukung implementasi v2x di kawasan ASEAN,” ungkapnya.
Ia menjelaskan di Jepang ada kerja sama untuk membuat kendaraan otonom yang dapat beroperasi pada 2025. Kementrian Telekomunikasi dan Informatika Jepang dengan perannya melakukan pengembangan dan penelitian untuk pengembangan teknologi komunikasi nirkabel MIC. MIC ini mengatur pembagian frekuensi untuk memperkenalkan V2X baru di pita 5.9 Ghz.
“Sumber yang berbeda diperoleh untuk menyediakan kondisi lalu lintas real-time untuk kendaraan otonom. Jepang juga mendukung pengembangan V2X di luar negeri seperti di India untuk kendaraan darurat, menggunakan teknologi Jepang, dimana kendaraan menyingkir untuk kendaraan darurat,” jelasnya.
Penulis : Agung Nugroho