Tim PKM RSH (Riset Sosial Humaniora) UGM yang beranggotakan Fatimah, Syair, Fikri, dan Bangkit membuat riset pengaruh penggunaan media sosial di kalangan pemuda khususnya mahasiswa Indonesia atas tersebarnya isu sosial tentang Palestina.
Syair sebagai ketua tim menjelaskan penelitian ini menggunakan teori agenda setting dengan mengumpulkan data terkait dari lembaga sosial dan objek penelitian yaitu mahasiswa.
Ia menyampaikan bahwa data diperoleh dari data primer dan data sekunder secara daring. Pertama, data primer berasal dari kegiatan wawancara dan penyebaran kuesioner kepada mahasiswa yang bersifat tertutup. Pengumpulan data dari lembaga kemanusiaan dilakukan secara daring melalui platform zoom meeting. Mahasiswa yang menjadi objek penelitian tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera karena pulau tersebut memiliki banyak perguruan tinggi. Kedua, data sekunder diperoleh dari kegiatan observasi tidak langsung atau indirect observation yakni peneliti akan meneliti produk-produk komunikasi seperti studi pustaka terhadap jurnal maupun artikel yang berkaitan.
Setelah memperoleh data, Syair dkk. menemukan bahwa penggunaan media sosial memiliki perbedaan dari setiap platform, namun penggunanya didominasi oleh para pemuda.
“Dari sini bisa dikatakan bahwa pemudalah yang menjadi pemeran utama pada pergerakan media sosial baik sebagai penyebar informasi ataupun sebagai penerima informasi,” ujar Syair pada Selasa, (21/9).
Syair dkk. melihat bahwa perkembangan isu sosial tentang Palestina juga menyebar begitu pesat di media sosial. Selain itu, mereka melihat banyak respons dari banyak negara termasuk Indonesia akibat cepatnya penyebaran berita melalui media sosial.
“Misalnya, terdapat pernyataan dari Presiden Indonesia Joko Widodo terkait permasalahan yang terjadi di Palestina akibat ulah Israel. Selain itu, ada juga langkah dari Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi yang mendesak PBB terkait penyelesaian masalah antara Palestina dan Israel. Ada juga dari para publik figur Indonesia yang melakukan langkah-langkahnya dalam membantu permasalahan yang dialami oleh Palestina seperti melakukan penggalangan dana yang bisa terkumpul dengan cepat dan mendapat jumlah besar karena berita menyebar dengan cepat,” papar Syair.
Jika dilihat dari peran mahasiswa, hasil data yang diperoleh Syair dkk. menunjukkan bahwa isu Palestina merupakan hal yang penting bagi mahasiswa. Hal ini dikarenakan mahasiswa selalu ingin mengikuti berita tentang Palestina walau keterlibatannya masih berada di rata-rata tengah.
Jika dilihat dari rasa kepekaannya, Syair dkk. berpendapat bahwa mahasiswa memiliki kepekaan yang bisa dibilang tinggi karena mahasiswa merasa peduli ketika mendengar berita Palestina bahkan berdonasi.
Mereka berpendapat bahwa mahasiswa memiliki potensi yang tinggi untuk membantu perjuangan kemerdekaan Palestina. Peran agenda setting adalah memengaruhi kepekaan karena suatu peristiwa akan menjadi daya tarik tersendiri jika dikemas lebih menarik.
“Dalam dunia digital seperti sekarang di mana perkembangan teknologi dan media sosial sangat pesat, mahasiswa memiliki peran strategis dalam hal penyebaran informasi mengenai Palestina. Mahasiswa juga memiliki peran dalam meneguhkan kedudukan Indonesia dalam menolak penjajahan dunia dengan cara mengedukasi orang lain. Berkaitan dengan penyebaran informasi, agenda setting berperan dalam memengaruhi kepekaan mahasiswa Indonesia dengan cara menyebarkan informasi secara berulang dan masif,” ucap Syair.
Penulis: Desy