• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Kabar Fakultas
  • Petani Tebu Butuh Keberpihakan

Petani Tebu Butuh Keberpihakan

  • 24 September 2021, 05:45 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 47754
Petani Tebu Butuh Keberpihakan

Di era tahun 1930-an, Indonesia yang dahulunya bernama Hindia Belanda pernah menjadi eksportir gula terbesar kedua di dunia setelah Kuba. Saat itu, produksi gula mencapai 2,9 juta ton per tahun dengan luas area perkebunan tebu mencapai 196 ribu hektare. Namun, 90 tahun kemudian di tahun 2020 dengan luas area lebih dari dua kali lipatnya, produksi gula hanya mencapai 2,5 juta ton. Bahkan, sejak 1970-an Indonesia tidak lagi menjadi negara eksportir, namun menjadi negara pengimpor gula.  “Terjadi penurunan produktivitas. Sejak 1970 kita jadi net importir gula,” kata Direktur Utama PTPN III, Dr. Mohammad Abdul Ghani, dalam webinar yang bertajuk Problematika Kebijakan dan Revitalisasi Industri Gula Nasional, Kamis (23/9).

Produksi gula nasional saat ini berasal dari 35 dari 45 pabrik gula yang masih beroperasi. Pada pertengahan Agustus, seluruh pabrik gula dibawah naungan PTPN digabung dalam satu entitas perusahaan gula nasional yang bernama PT Sinergi Gula Nusantara. Penggabungan seluruh pabrik gula lewat holding company tersebut ini diharapkan bisa meningkatkan kemandirian produksi gula nasional. Adanya holding ini menurut Abdul Gani dikarenakan selama ini ada penurunan kapabilitas, kapasitas dari sdm dan budaya kerja di pabrik gula milik PTPN sehingga dilakukan perombakan secara menyeluruh.

“Tujuan transformasi ini agar tercapai kemandirian industri gula nasional. Tahun 2024 kita tergetkan produksi capai 3,2 juta ton untuk gula konsumsi. Untuk gula buat produk makanan dan minuman belum sanggup karena masih adanya keterbatasan lahan,” papar alumnus UGM ini.

Untuk menggenjot produksi gula nasional tersebut, pihaknya akan menambah area baru lahan perkebunan tebu hingga 250 ribu hektare dengan bekerja sama dengan perhutani. Selain itu, juga melakukan pembenahan soal bibit tebu agar lebih berkualitas yang mampu meningkat produktivitas. “Ada persoalan soal bibit. Seluruh lahan kemitraan dengan petani nantinya menggunakan bibit yang tersertifikasi. Kesejahteraan petani juga diperhatikan dengan menekan biaya transportasi dan efisiensi produksi,” katanya.

Guru Besar Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UGM, Prof. Azwar Maas, mengatakan tantangan PTPN dalam meningkatkan produktivitas gula nasional tidak semudah membalikkan telapak tangan. Menurutnya, tanaman tebu memerlukan lahan khusus agar produktivitas meningkat. Ia menyebutkan tanah di Jawa dan Sumatera, Sulawesi merupakan daerah yang dianggap cocok untuk tanaman tebu. Namun demikian, di pulau Jawa tidak banyak lahan yang bisa dikonversi untuk perkebunan karena sudah terbatas. “Untuk pengembangan HGU nampaknya sulit karena pemda tidak semuanya mampu menyediakan lahan di atas 10 ribu hektare,” paparnya.

Fakta lain yang ia temukan di lapangan, kata Azwar, menunjukkan kinerja dari pabrik gula milik BUMN masih dalam langkah masih berjuang dan bertahan di tengah dunia bisnis dengan berbagai kendala baik dari segi budi daya, pasca budi daya dan pengelolaannya. Disamping itu, pengembangan produksi gula nasional menurutnya perlu dukungan dan keberpihakan dari pemerintah. “Di negara lain malah justru penanam tebu ada subsidinya dari pemerintah. Lihat saja Thailand bisa mengekspor karena kelebihan produksi. Ada campur tangan pemerintah yang pro tebu, ada subsidi sampai 30 persen. Keberpihakan pemerintah ini kita tunggu kapan masanya bisa dapat seperti itu,” tegasnya.

Sementara Guru Besar Bidang Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian UGM, Prof. Irham, mengatakan setiap kebijakan harus berbasis riset, namun kebijakan pertanian selama ini kurang berbasis riset. Ia mengusulkan adanya konsolidasi perkebunan tebu rakyat dengan melibatkan pabrik gula secara aktif. “Kita ingin suatu saat PTPN bisa jadi perusahaan berbasi riset seperti perusahaan di negara maju. Tujuannya untuk menjamin bibit yang berkulitas dan tepat waktu, menjamin ketersediaan pupuk, waktu tebang yang benar, transportasi tebu ke penggilingan yang tepat waktu serta adanya peningkatan kesejahteraan petani,” paparnya.

Penulis : Gusti Grehenson 

Berita Terkait

  • Atasi Uret, Jamur Metarhizium anisopliae Tingkatkan Produktivitas Tebu

    Thursday,20 June 2013 - 9:45
  • Mahasiswa UGM Kembangkan Teknik Pembibitan Tebu Berkualitas

    Friday,15 August 2014 - 12:03
  • Olah Ampas Tebu Jadi Silika Gel

    Monday,27 May 2013 - 10:29
  • Direktur Sugar Group Lulus Doktor Cumlaude

    Friday,07 September 2012 - 19:22
  • Peringatan KAA ke-58 : Politisi Harus Perjuangkan Demokrasi Ekonomi

    Friday,26 April 2013 - 10:26

Rilis Berita

  • Lustrum ke-12, Menuju Geografi Inovatif di Era Society 5.0 30 May 2023
    Tahun 2023, Fakultas Geografi UGM berusia 60 tahun. Sebuah waktu yang singkat untuk ukuran umur b
    Agung
  • Nano Kitosan Potensial Untuk Perawatan Gigi 30 May 2023
    Penyakit pulpa dan periapikal gigi masih menjadi persoalan kesehatan bagi masyarakat Indonesia. D
    Ika
  • Kajian Strategis Power Wheeling Pada Seminar Nasional BEM KM Universitas Gadjah Mada 30 May 2023
    BEM KM Universitas Gadjah Mada mengadakan kegiatan seminar nasional dengan topik power wheeling y
    Satria
  • Visualisasi Keragaman Budaya Indonesia Pada Kegiatan Cultural Festival 30 May 2023
    UGM Residence mengadakan kegiatan cultural festival di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada
    Satria
  • Fordigi Goes to Campus : Optimalisasi Digital Ability untuk Menghadapi Free-Market Ecosystem 30 May 2023
    Forum Digital BUMN (Fordigi) sebagai mitra Kementerian BUMN memiliki agenda berkeliling ke bebera
    Satria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
  • 02Oct Conference of Critical Island Studies...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual