• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Kabar Fakultas
  • Mengenal Hubungan Beracun dan Menghindarinya

Mengenal Hubungan Beracun dan Menghindarinya

  • 25 September 2021, 17:59 WIB
  • Oleh: Satria
  • 21586
Mengenal Hubungan Beracun dan Menghindarinya

Universitas Gadjah Mada dideklarasikan sebagai Health Promoting University (HPU) pada 19 Juli 2019 sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan kampus sehat bagi seluruh sivitas akademika. Tujuh tema HPU UGM meliputi aktivitas fisik, pola makan sehat, kesehatan mental, literasi kesehatan, zero tolerance narkorba, tembakau  dan alkohol, zero tolerance kekerasan, perundungan dan pelecehan, serta pembentukan lingkungan hidup sehat, aman dan disabled friendly.

Hubungan beracun (toxic relationship) merupakan salah satu isu dalam tema HPU UGM yaitu kesehatan mental dan zero tolerance kekerasan, perundungan dan pelecehan. Hal ini disampaikan oleh Prof. Dra. R.A. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D (Psikolog, Ketua Health Promoting University UGM & Guru Besar FKKMK UGM) dalam seminar daring yang diadakan oleh KMK Pascasarjana UGM pada Sabtu, (25/9).

Yayi memaparkan bahwa dalam literatur, hubungan beracun dikenal dengan relationship abuse, yaitu hubungan yang disalahgunakan dan menimbulkan akibat yang kurang menyenangkan secara emosional, sosial, fisik dan seksual.

“Hubungan beracun kadang tidak disadari baik dalam berteman, berelasi (bila telah bekerja) dan berpacaran yang tidak sehat. Jadi, hubungan beracun tidak hanya untuk suami istri dan berpacaran. Hubungan ini hanya menguntungkan satu pihak, merugikan diri sendiri dan bisa merugikan orang lain (kalau kita sebagai pelaku),” ucapnya.

Yayi menjelaskan bahwa Catatan Tahunan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap perempuan tahun 2019 menunjukkan bahwa terdapat 13.568 kasus kekerasan. Sebagian diantaranya, yaitu 2.073 kasus kekerasan dalam hubungan berpacaran.

Selanjutnya Yayi menyampaikan klasifikasi pola dalam hubungan beracun.

“Dalam jurnal semiotika, ada yang mengklasifikasi pola hubungan beracun. Pertama, secure attachment. Jadi merasa tidak nyaman jika tidak ada dia. Kedua, cemas ambivalen. Hubungan beracun berada di antara perasaan senang dan takut. Seharusnya tidak ada perasaan itu kalau berada di dekat orang yang dicintai, namun hanya ada perasaan nyaman. Ketiga, cemas menghindar. Ini adalah hubungan yang sebenarnya kita ingin menghindar tetapi merasa tidak enak karena mungkin terus dicari,” ujarnya.

Perilaku toxic menurut Yayi dapat dikenali dengan beberapa ciri, yaitu terlalu sibuk dengan dunia maya, terus mengkritik, mengekspresikan ketidaksukaan secara tak langsung, menghindari hubungan emosional dengan orang lain, dan menyembunyikan masalah.

Sedangkan tanda-tanda hubungan beracun menurutnya adalah memanipulasi orang lain, tidak konsisten, tidak mau meminta maaf, tidak punya sifat empati dan simpati, dan hanya mau senangnya saja.

Terakhir, Yayi menjelaskan bahwa hubungan beracun dapat mengakibatkan cemas dan stres, mempunyai masalah kepercayaan, kesehatan mental yang terganggu, gangguan dalam kehidupan sehari-hari, serta trauma, tidak nyaman  dan tidak aman (insecure).

Oleh karena itu, Yayi menyampaikan cara mengatasi dan mencegah agar kita tidak terjebak dalam hubungan beracun adalah dengan berbicara. Pertama, berbicara secara efektif. Artinya, pembicara dan penerima mengerti pesan yang disampaikan. Kedua, secara asertif. Asertif berarti rasional, menyatakan secara langsung yang diingikan, menghargai dan memahami orang lain.

“Asertif artinya tegas, berterus terang dan kalau bisa secara definitif diucapkan. Misalnya mengucapkan kalau kita tidak suka dibatasi untuk bermain dengan orang lain. Kalau kita sudah berbicara, namun masih saja terjadi, sebaiknya berpikir panjang untuk tetap menjalin hubungan dengan orang tersebut terutama jika ingin melanjutkan hubungan ke pernikahan. Dalam psikologi pola perilaku, perulangannya ada sehingga harus dipikirkan kembali,”katanya.

Penulis: Desy

Berita Terkait

  • Sudah Saatnya Mahasiswa Mengenal Budaya Internasional

    Thursday,15 May 2008 - 14:48
  • UGM Kirim Tim Survei ke Dieng

    Tuesday,07 June 2011 - 9:14
  • Nilai Perdagangan RI-Amerika Latin Capai 6,7 Miliar Dollar

    Thursday,03 March 2011 - 17:10
  • ‘A Slice of India’, Mengenal India Lebih Dekat

    Tuesday,15 November 2011 - 14:27
  • Mahasiswa Asing Memeriahkan Garden Gathering

    Wednesday,14 December 2016 - 13:24

Rilis Berita

  • UGM Terlibat Aktif Dalam Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Tengah 03 February 2023
    Stunting masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Data Asian Development Bank mencatat ang
    Ika
  • Pimpinan UGM Tandatangani Komitmen Bersama Implementasi Manajemen Risiko 03 February 2023
    Penandatanganan Komitmen Bersama dilakukan oleh Majelis Wali Amanat, Rektor, Sena
    Gloria
  • Forgamas Dekatkan UGM Kepada Siswa Kelas XII di Banyumas 03 February 2023
    Forum Mahasiswa Gadjah Mada Banyumas (Formagamas) merupakan perkumpulan mahasiswa UGM se-Kabupate
    Agung
  • Fakultas Geografi UGM Dampingi Penyusunan Rencana Strategis Kabupaten Sukamara Kalteng 02 February 2023
    Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) menye
    Humas UGM
  • Pakar UGM: Lansia dan Warga Miskin DIY Perlu Mendapat Pemberdayaan dan Pendampingan Sosial 02 February 2023
    Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, berencana memberikan ban
    Gusti

Agenda

  • 07Feb Dies Natalis Fakultas Hukum UGM...
  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual