Prestasi kembali ditorehkan oleh salah satu dosen UGM. Mukhamad Ngainul Malawani, S.Si, M.Sc., Dosen Fakultas Geografi UGM, berhasil menjadi salah satu dari 4 penerima Penghargaan Prix Mahar Schützenberger 2021. Dengan penelitiannya “Dampak letusan gunung berapi terhadap evolusi bentang alam selama 3000 tahun di Lombok, Indonesia” . Ia berhasil mendapatkan penghargaan yang diberikan oleh Asosiasi AFIDES (Association Franco-Indonésienne pour le Développement des Sciences / Asosiasi Indonesia-Prancis untuk pengembangan ilmu pengetahuan) pada Kamis (21/9).
Selain Malawani, terdapat 3 peneliti lain yang mendapatkan penghargaan ini yaitu Andar Nubowo, M. Fadil Habibi Danufane, dan Gloria Truly Estrelita. Penghargaan ini diperuntukan bagi peneliti muda Indonesia terbaik pada tahun 2021.
Acara penghargaan yang dilakukan secara bauran daring dan luring ini dibuka oleh Duta Besar Indonesia untuk Perancis, Arrmanatha C. Nasir dan dilanjutkan ke pemberian medali serta diakhiri dengan pemaparan penelitian yang dilakukan oleh peraih penghargaan.
Dalam wawancara pada Kamis (30/9) Malawani menjelaskan penelitian yang ia lakukan adalah terkait dampak erupsi gunung api purba Samalas yang meletus pada abad ke 13 di pulau Lombok. Letusan tersebut sebagai salah satu penyebab hancurnya peradaban manusia masa lampau di Lombok dan perubahan bentang alam hampir di seluruh pulau.
“Untuk mengetahui dampak manusia pada masa tersebut, saya menggunakan dokumen sejarah seperti Babad Lombok sebagai sumber informasi peradaban Lombok masa lalu,” ungkapnya.
Babad Lombok ini adalah salah satu dokumen tertua yang secara komplet merekam proses terjadinya bencana dan proses bangkitnya peradaban pasca bencana. Temuan lain juga mengindikasikan bahwa Samalas pernah mengalami longsor pada tubuh gunung apinya yang merupakan longsoran gunung api terbesar di Indonesia.
Penelitian ini merupakan penelitian kerja sama antara Universitas Gadjah Mada, Paris 1 Panthéon-Sorbonne University, dan dukungan dari Universitas Mataram serta beberapa kolaborator dari Indonesia dan luar negeri.
Sebelumnya, beberapa dosen Fakultas Geografi UGM yang juga melanjutkan studi di Prancis meraih penghargaan serupa. Daftar pemenang terdahulu dari Fakultas Geografi UGM adalah Danang Sri Hadmoko pada tahun 2008, Estuning Tyas Wulan Mei pada tahun 2012, Sandy Budi Wibowo pada tahun 2015, dan Bachtiar Wahyu Mutaqin pada tahun 2018.
Penulis: Khansa