Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) Universitas Gadjah Mada mengadakan Southeast Asia Conference on Media, Cinema and Art (SEA-MCA) 2021 yang bertajuk “Rediscovering Southeast Asia Tenggara Amidst It’s Multi-Layered Burdens” akan dilaksanakan pada 4-5 Oktober 2021 secara daring. Konferensi yang dilaksanakan secara daring ini akan menghadirkan 79 pembicara dari berbagai akademisi dan seniman dari Indonesia, Malaysia, Hongkong dan Filipina.
Prof. Hermin Indah Wahyuni selaku Kepala PSSAT UGM mengatakan konferensi ini akan memaparkan berbagai kajian dan hasil riset soal dinamika sosial dan budaya masyarakat yang terjadi di kawasan Asia Tenggara belakangan ini. Namun, perkembangan sosial tersebut dilihat dari perspektif media, sinema dan seni. “Kita ingin menggali berbagai topik di Asia Tenggara yang kita anggap memiliki keunikan dan budaya masing-masing,” kata Hermin, Sabtu (2/9).
Dinamika kehidupan sosial dan politik di masyarakat Asia mengalami pasang surut dengan adanya perubahan di tingkat perubahan sosial politik yang menyertainya seperti yang terjadi di Thailand dan Myanmar. Perubahan tersebut dapat disaksikan lewat ekspresi dan kritik dalam bidang media, sinema dan seni. “Banyak topik yang menarik dari diskursus yang kita pelajari bahwa masyarakat Asia ini sangat dinamis,”ujarnya.
Ketua Program Studi Pengkajian Seni pertunjukan dan Seni Rupa, Sekolah Pascasarjana UGM, Dr. Budi Irawanto, mengatakan pihaknya menyambut baik ajakan PSSAT dalam penyelenggaraan konferensi yang membahas peran seni dalam mempengaruhi kehidupan demokrasi dan HAM di Asia Tenggara. “Seni memiliki kekuatan dalam mendorong dinamika perubahan sosial politik di kawasan Asia Tenggara. Sekarang ini seni bukan lagi bagian dari keindahan dan ekspresi semata , namun sudah masuk dalam persoalan sosial dan politik bahkan seni menyentuh dari sisi emosi dan daya kreatifnya,” katanya.
Penulis : Gusti Grehenson