• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Kabar Fakultas
  • Tembang Dolanan Anak-Anak Bukan Sembarang Lagu

Tembang Dolanan Anak-Anak Bukan Sembarang Lagu

  • 06 Oktober 2021, 06:57 WIB
  • Oleh: Satria
  • 12056
Tembang Dolanan Anak-Anak Bukan Sembarang Lagu

Tembang Dolanan atau lagu anak-anak bukanlah sekumpulan lagu remeh. Penelitian yang dilakukan oleh akademisi Sastra Jawa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM, Dr. Daru Winarti, terhadap lagu anak-anak masyarakat Jawa (tembang dolanan), terungkap bahwa lagu anak-anak itu ternyata mengandung sisi pembelajaran penting kepada anak-anak itu sendiri. Kehadiran tembang dolanan tersebut dapat menjadi wadah bagi anak-anak untuk mempelajari bahasa dan pengetahuan umum.  

Hal ini seperti lagu yang mengiringi permainan ‘Ancak-Ancak Alis’. Dalam permainan tersebut anak melantunkan lagu komunikatif, dimana pada penghujung lagu anak-anak harus menjawab pertanyaan, dan jawaban dari pertanyaan tersebut diketahui ialah urutan proses tumbuh kembang tanaman padi.  

 “Itu dari mulai proses tumbuh (padi) agak kecil, sampai tumbuh agak besar, sampai berbunga, itu ada namanya (kosakatanya)……. Ini (jelas) menjadi pelajaran bahasa yang sangat menyenangkan untuk anak-anak,” tutur Winarti ketika mempresentasikan hasil penelitiannya dalam serial seminar nasional tradisi lisan ‘Tembang Donalan Jawa: Jenis dan Perkembangannya’ yang diselenggarakan FIB UGM secara daring pada Senin, (4/10). 

Winarti mengungkapkan tembang dolanan telah ada sejak zaman dahulu, bahkan kondisinya lebih populer dari sekarang ini. Anak-anak melantunkan tembang dolanan di berbagai macam waktu, serta diketahui tidak harus untuk mengiringi suatu permainan tardisional tertentu. Tembang dolanan ada yang dilantunkan sewaktu mengasuh adik (menidurkan adik, menemani adik bermain, memandikan adik, atau menyemangati pada waktu adik sakit), kemudian juga dilantunkan ketika terjadi gejala alam seperti pelangi, bulan purnama, dan pada waktu dengan kondisi tertentu layaknya ketika ada yang buang angin (kentut), ada anak yang bermain curang, ada anak yang menangis, atau pada waktu mencari barang hilang. 

Oleh karena wujud tembang dolanan yang mengajarkan banyak hal kepada anak-anak tersebut, Dr. Daru Winarti berharap bahwa tembang dolanan dapat terus dilestarikan. 

 

Tembang Dolanan sebagai simbol budaya 

Guru besar antropologi UGM, Prof. Heddy Shri Ahimsa Putra, mengatakan kajian kepada tembang dolanan atau lagu anak-anak tersebut sangat menarik untuk dilakukan. Prof. Heddy menuturkan bahwa lagu anak-anak tersebut dapat menjadi data yang menarik untuk menggambarkan corak budaya dari masyarakat tersebut. Prof. Heddy pun mendorong penelitian-penelitian yang mengungkap lagu anak-anak di daerah lain.  

“Saya kira ini menarik untuk diteliti karena dari situ kita bisa melihat corak budaya tertentu dari masyarakat tersebut… ini saya kira kalau kita melakukan studi komparatif terkait hal ini akan banyak sekali yang kita dapatkan… ini kalau bisa digali akan bagus untuk bisa membuat gambar yang lebih jelas tentang pola kehidupan anak dan bagaimana mereka melalui (proses) sosialisasi,”  tutur Prof. Heddy dalam seminar yang sama. 

Untuk mengetahui kajian terkait tembang dolanan lebih jauh, Anda dapat mengikuti seminar dengan mengunjungi tautan disini. 

Penulis: Aji 

 

Berita Terkait

  • Lagu Anak Ikut Berperan dalam Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

    Wednesday,04 December 2013 - 14:36
  • Lomba Paduan Suara Menghidupkan Kembali Lagu Perjuangan di Kalangan Anak

    Tuesday,27 September 2016 - 15:58
  • Jazz Meriahkan Malam Temu Alumni FEB

    Monday,27 September 2010 - 11:07
  • Mahasiswa Kedokteran Rintis Rumah Bebas Asap rokok

    Monday,17 September 2012 - 14:56
  • Sibaya, Permainan Edukasi Anak Belajar Budaya Jawa

    Monday,01 November 2021 - 10:51

Rilis Berita

  • UGM Terlibat Aktif Dalam Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Tengah 03 February 2023
    Stunting masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Data Asian Development Bank mencatat ang
    Ika
  • Pimpinan UGM Tandatangani Komitmen Bersama Implementasi Manajemen Risiko 03 February 2023
    Penandatanganan Komitmen Bersama dilakukan oleh Majelis Wali Amanat, Rektor, Sena
    Gloria
  • Forgamas Dekatkan UGM Kepada Siswa Kelas XII di Banyumas 03 February 2023
    Forum Mahasiswa Gadjah Mada Banyumas (Formagamas) merupakan perkumpulan mahasiswa UGM se-Kabupate
    Agung
  • Fakultas Geografi UGM Dampingi Penyusunan Rencana Strategis Kabupaten Sukamara Kalteng 02 February 2023
    Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) menye
    Humas UGM
  • Pakar UGM: Lansia dan Warga Miskin DIY Perlu Mendapat Pemberdayaan dan Pendampingan Sosial 02 February 2023
    Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, berencana memberikan ban
    Gusti

Agenda

  • 07Feb Dies Natalis Fakultas Hukum UGM...
  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual