• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Masih Banyak PR Dalam Reformasi Birokrasi

Masih Banyak PR Dalam Reformasi Birokrasi

  • 07 Oktober 2021, 05:55 WIB
  • Oleh: Satria
  • 18114
Masih Banyak PR Dalam Reformasi Birokrasi

Salah satu komponen yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan dalam pembangunan adalah tersedianya SDM nan “kuat”. Hal ini seperti pengalaman kesuksesan pembangunan di Korea Selatan. Berkat memiliki SDM yang kompeten, Korea yang mana kita ketahui merdeka tiga tahun setelah Indonesia, dan memiliki kondisi kemiskinan yang lebih parah dari Indonesia pada awal kemerdekaannya, nyatanya sekarang memiliki tingkat pendapatan yang jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia. 

Salah satu cara yang diketahui untuk menciptakan SDM yang “kuat” atau kompeten tersebut adalah dengan menerapkan merit system, yakni sebuah sistem manajemen (promosi dan perekrutan) pegawai pemerintahan berdasarkan kemampuan kandidat, bukan pada relasi politik mereka. Perlu untuk diketahui, Amerika Serikat telah menjalankan merit system sejak tahun 1880-an. Indonesia telah berusaha mengarahkan birokrasi kepada merit system tersebut sejak reformasi, namun penerapan secara eksplisit baru setelah diterbitkannya UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.  

Akan tetapi, dosen Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik (DMKP) Fisipol UGM, Prof. Agus Pramusinto, mengungkapkan masih terdapat banyak “pekerjaan rumah” bagi Indonesia dalam menciptakan ASN nan berkompeten tersebut.  

“Dalam prakteknya memang tidak seperti yang kita bayangkan (terlaksana dengan lancar), munculnya UU ini (UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara) (nyatanya) masih menyisakan banyak masalah karena memang ada warisan-warisan birokrasi sebelumnya,” tutur Prof. Agus Pramusinto yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) RI dalam webinar ‘Reformasi Tata Kelola dan Kepegawaian Sektor Publik di Indonesia’ nan diselenggarakan oleh DMKP Fisipol UGM pada Rabu, (6/10). 

Pertama terkait persoalan pegawai honorer. Sebagaimana yang kita ketahui, ASN terbagi kepada formasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Namun di lapangan, oleh karena keterbatasan posisi dalam birokrasi serta dihadapkan dengan kondisi tuntutan pelayanan publik yang tinggi, maka muncul pegawai honorer di luar rekrutmen dua formasi ASN di atas. Prof. Agus mengungkapkan lowongan pegawai honorer tersebut selalu menjadi komoditas politik. Pada saat pilkada lowongan pegawai honorer tersebut selalu “dijual” oleh para politisi.  

Kedua masih terdapat permasalahan dalam perekrutan ASN itu sendiri. Sekarang, ASN telah direkrut menggunakan CAT (Computer Assisted Test). Prof. Agus mengatakan bahwa perekrutan menggunakan CAT tersebut merupakan sebuah kemajuan besar, perekrutan ASN menjadi terbuka, transparan, dan akuntabel. CAT bahkan masuk kedalam 10 perekrutan pegawai terbaik di dunia versi bank dunia. Namun, permasalahannya terdapat di sisi substansi.  

Seleksi CAT dimana kita ketahui melakukan melakukan eliminasi dari seleksi pegawai, dimulai dari seleksi kompetensi dasar (SKD) dan dilanjutkan dengan seleksi kompetensi bidang (SKB). Prof. Agus menuturkan tingkat kelulusan dalam SKD sangat kecil, kisaran 10-15%, sehingga dapat mengeliminasi kandidat-kandidat dengan kemampuan kompetensi bidang tinggi. Sebab, ditemukan kandidat yang sejauh ini lolos kompetensi dasar sering kali memiliki kualitas buruk dalam kemampuan bidang. 

Permasalahan juga terdapat dalam tes wawasan kebangsaan dan tes kepribadian. Prof. Agus mengatakan bahwa tes wawasan kebangsaan yang bersifat hafalan tidak mengukur nasionalisme itu sendiri.  

“Jadi, meleset dari keinginan kita untuk mencari orang-orang terbaik,” tutur Prof. Agus. 

Sedangkan pada tes kepribadian, Prof. Agus mengatakan bahwa tes kepribadian juga cenderung meng-eliminasi para kandidat terbaik. Menurut Prof. Agus, tes kepribadian seharusnya mengukur kesesuai kandidat dengan posisi yang akan dia ampu nantinya, misalnya introvert dengan posisi A, ekstrovert dengan posisi B, dan lain-lain. 

Selain permasalahan di atas, ada banyak persoalan lainnya yang mesti diselesaikan. Hal ini seperti permasalahan netralitas ASN, permasalahan dalam promosi jabatan, dan lain sebagainya. Untuk mengetahui tantangan-tantangan lainnya dalam reformasi birokrasi, Anda dapat mengikuti webinar dengan mengunjungi tautan disini. 

Penulis: Aji 

 

Berita Terkait

  • Diperlukan Cara Baru Mengawal Agenda Reformasi Birokrasi

    Tuesday,15 September 2015 - 9:02
  • Pertaruhan Reformasi Birokrasi di Indonesia

    Tuesday,05 June 2012 - 12:53
  • Pakar UGM: Reformasi Birokrasi SBY Telah Gagal Sebelum Lahir

    Sunday,29 May 2011 - 8:39
  • Belum Akomodasi Perbedaan Karakteristik Lembaga, Reformasi Birokrasi Indonesia Jadi Tidak Efisien

    Tuesday,29 May 2012 - 18:53
  • Selama Belum Ada Reformasi Birokrasi, PNS Akan Cenderung Korup

    Wednesday,19 December 2007 - 15:32

Rilis Berita

  • Pukat UGM Sesalkan Kemunduran Pemberantasan Korupsi di Indonesia 08 February 2023
    Peneliti Pusat Kajian AntiKorupsi (Pukat) Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yuris Rezha Kur
    Gusti
  • Belajar dari Gempa Turki, Masyarakat Perlu Memiliki Rencana Evakuasi Mandiri 07 February 2023
    Bencana gempa bumi dengan magnitudo 7,8 melanda Turki dan Suriah pada hari Selasa (6/2) kemarin.
    Gusti
  • Aplikasi Layanan Ramah Disabilitas Buatan Mahasiswa Difabel UGM Raih Perak di IPITEX Bangkok 07 February 2023
    Aplikasi layanan ramah disabilitas buatan mahasiswa penyandang disabilitas daksa dari Departemen
    Ika
  • SPs UGM Lakukan Pengabdian di KHDTK Getas Blora 07 February 2023
    Sekolah Pascasarjana UGM (SPs) mengadakan serangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Belu
    Agung
  • Cegah Diabetes Pada Anak Dengan Membatasi Makanan Manis dan Lakukan Aktivitas Fisik 06 February 2023
    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat kasus diabetes pada anak meningkat signifikan pada t
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual