Universitas Gadjah Mada menempati peringkat kelima perguruan tinggi terbaik di Indonesia pada Times Higher Education World University Ranking (THE WUR) 2022. UGM memperoleh nilai 19.8675 dari lima kriteria yang menjadi penilaian, yaitu teaching, research, citation, industry income, dan international outlook.
“UGM secara umum mengalami peningkatan dan penurunan di beberapa indikator,” ucap Kepala Kantor Jaminan Mutu UGM, Prof. Indra Wijaya Kusuma, Kamis (7/10).
THE WUR merupakan pemeringkatan yang dilakukan terhadap lebih dari 1.600 perguruan tinggi di 99 negara di dunia. Pemeringkatan dilakukan berdasarkan penilaian pada sejumlah indikator yang telah ditetapkan.
Dilihat dari masing-masing indikator penilaian, UGM menempati posisi ketiga di Indonesia pada indikator research (volume, income and reputation) dengan nilai 14.8, indikator industry income atau knowledge transfer dengan nilai 67.5, serta indikator international outlook (staff, students and research) dengan nilai 39.6.
Sementara itu, pada indikator teaching atau learning environment UGM memperoleh nilai 23.4 atau peringkat empat di Indonesia, dan pada indikator citations (research influence) menempati peringkat 12 dengan nilai 12.5.
Jika dibandingkan dengan penilaian pada THE WUR 2021 yang dirilis tahun 2020 lalu, UGM mengalami peningkatan nilai pada indikator industry income dari skor 61.4 menjadi 67.5. Peringkat UGM pada indikator ini juga mengalami peningkatan dari yang sebelumnya berada pada posisi lima di THE WUR 2021.
Peningkatan nilai juga terlihat pada indikator research yang memiliki bobot penilaian sebesar 30%, dari skor 11 menjadi 14.8, serta indikator international outlook dari skor 34.1 menjadi 39.6.
Indra menerangkan, pada THE WUR 2022 UGM mengalami penurunan pada indikator citation, di mana pada tahun sebelumnya UGM menempati peringkat ketujuh. UGM sendiri telah menyiapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan capaian pada indikator ini, di antaranya melalui kolaborasi riset internasional.
“UGM perlu melakukan kolaborasi dengan peneliti luar negeri untuk memperbaiki indikator tersebut. Kolaborasi riset internasional harus menjadi prioritas di masa mendatang,” terangnya.
Penulis: Gloria