Stroke merupakan salah satu penyakit tidak menular yang paling mematikan di Indonesia, bahkan dunia. Namun tahukah kamu? Penyakit stroke tersebut dapat disembuhkan. Peluang kesembuhan terbesar bisa diperoleh ketika pasien stroke berhasil ditangani dalam waktu golden time period penanganan-nya.
Dokter spesialis saraf Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, dr. Fajar Maskuri, mengatakan pemulihan penyakit stroke disebabkan beberapa faktor. Faktor pertama adalah pada derajat ringan, sedang, dan berat dari penyakit stroke itu sendiri. Jika stroke tersebut ringan maka pemulihannya akan lebih cepat dibandingkan yang berat. Faktor kedua adalah perihal seberapa cepat pasien stroke tersebut mendapatkan penanganan. Jika pasien stroke tersebut dapat ditangani dalam golden time period penanganannya maka kemungkinan pemulihan akan lebih besar dan pemulihan akan lebih baik atau tanpa cacat.
“Pasien itu kalau dia stroke ditangani diawal/segera, kita mengenal istilahnya dengan itu golden time period. Golden time period itu adalah waktu yang paling bagus untuk menangani penyakit stroke. Kalau kita bisa mencapai waktu ini maka hasilnya itu lebih bagus, dibandingkan ketika ditangani (atau dibawa ke dokter) setelah sehari, dua hari, atau bahkan setelah seminggu baru dibawa kerumah sakit, wah itu sudah terlambat,” tutur dr. Fajar ketika menjadi pembicara dalam talkshow berjudul ‘Golden Periode Penaganan Darurat Stroke – Tik Talk Eps. 11’ yang dipublikasi melalui kanal Youtube Rumah Sakit Akademik UGM pada Senin (11/10).
Dokter Fajar menjelaskan golden time period terjadi selama 3,5 jam setelah pasien mengalami gejala stroke.
“(Jadi) jika bapak ibu menemukan keluarga atau tetangga curiga mengalami stroke maka bawa segera ke rumah sakit,” pungkas dr. Fajar.
Perlu diketahui, penyakit stroke sendiri merupakan gangguan pada fungsi otak yang disebabkan adanya gangguan peredaran darah di otak itu sendiri. Ada tujuh gejala umum penyakit stroke.
Pertama adalah kelemahan pada otot atau anggota gerak badan.
Kemudian kedua adalah gangguan sensasi pada kulit. Pasien mungkin saja terlihat normal dan bertenaga, namun jika ada separuh bagian tubuhnya mati rasa atau kesemutan maka hal itu juga menjadi gelaja stroke.
Ketiga adalah pelo, mulut perot, atau bentuk mulut menjadi jatuh atau pencong.
Keempat adalah gangguan lapang pandang, pasien mengalami kehilangan sebagian pandangannya, gelap separuh.
Kelima adalah gangguan komunikasi atau afasia. Dokter Fajar menjelaskan gangguan komunikasi ini ada dua bentuk, pertama gangguan pemahaman dan kedua gangguan bicara. Pada gangguan pemahaman, sang pasien dapat berbicara dengan lancar dan jelas, namun yang bersangkutan tidak dapat memahami perkataan dari lawan bicaranya. Sedangkan pada gangguan bicara, sang pasien dapat memahami lawan bicaranya, namun tidak bisa berbicara dengan jelas. Pasien dapat mengeluarkan suara, namun tidak membentuk kata atau bahasa yang jelas.
Keenam adalah gangguan memori. Hal ini seperti ketika sang pasien tiba-tiba melupakan siapa saja anggota keluarganya setelah bangun tidur.
Ketujuh adalah vertigo. Vertigo adalah kondisi dimana pasien mengalami pusing dan merasakan sensasi dia berputar terhadap lingkungannya.
Untuk mengetahui lebih jauh terkait penyakit stroke, bagaimana menanganinya, dan bagaimana RSA UGM menangani pasien stroke, silahkan kunjungi tautan disini.
Penulis: Aji