Yogya, KU
Mantan Ketua MPR Amein Rais meragukan jika Barack Obama apabila nantinya terpilih menjadi presiden Amerika akan mampu melepaskan diri dari kunkungan tekanan militer untuk menguasai wilayah timur tengah dalam hal ini invasi terhadap Irak, rencanan penyerangan terhadap Iran dan dukungan teradap Israel.
Menurut Amien, banyaknya penyumbang dana kampanye Obama yang berasal dari perusahaan korporasi yang bergerak dalam industri perminyakan salah satunya Exxon Mobile semakin meneguhkan kepentingan Amerika untuk menguasai Timur Tengah.
“Andai kata Obama pun jadi presiden, saya meragukan apa ia bisa keluar dari kunkungan military industrial complex, jangan-jangan Obama merupakan American Imperium with black face nantinya,“ kata Amien kepada wartawan, Rabu (26/3) di Kampus UGM.
Lebih lanjut pakar hubungan internasional UGM ini menambahkan, dana kampanye yang dimiliki oleh Obama saat ini jauh melebihi dari dana kampanye saingan terdekat di partai Demokrat, Hillary Clinton.
“Yang saya lihat penyumbang dana terbesar Obama adalah corporate-corporate seperti exxon mobile, sehingga Obama lebih besar dananya dari pada Hilary,†jelas Amien.
Bahkan, Amien juga sempat menyinggung biografi Obama yang merupakan anak dari keluarga broken home sehingga Amien mengkhawatirkan jika Obama bisa menjadi orang yang mudah frustasi dalam mengatasi segala hal.
“Ngomong-ngomomg Obama, saya baca biografi Obama, kok anak broken home menjadi capres gitu lho, Obama ini memiliki bapak yang istrinya empat dengan anak sembilan, dia tukang mabuk, matinya pun karena drug, meski dibilang saat ini Obama sekarang ini menjadi baik dan maju sebagai capres,†imbuh Amien.
Amein mengaskan, biaya perang Irak yang telah menghabiskan dana sedikitnya tiga trilyun dan kondisi ekonomi amerika yang saat ini mengalami resesi telah menyebabkan Amerika di posisi yang sangat dilematis. Meskipun demikian, Amien tetap meragukan militer Amerika akan meninggalkan tanah Irak dalam waktu dekat.
Selain itu, Amien menilai invasi amerika kepada Irak merupakan salah satu bentuk penjajahan dan koloni baru pada awal abad ke 21.
“Ini jelas sekali, Amerika sedang melakukan peperangan yang tidak mungkin dimenangkan, sekarang mereka terjebak pada dilema, mau mundur secara terhormat jelas tidak mungkin dilakukan karena sudah banyak ongkos yang sudah dikeluarkan, dan juga tidak ingin mau terhina seperti saat mereka kalah dari arena perang vietnam dahulunya,†tandasnya.
Meski pun kata Amein, dampak yang telah ditimbulkan akibat invasi tersebut telah menyebabkan sedikitnya 600 ribu warga Irak yang meninggal dunia dan 2 juta warga Irak yang telah melakukan eksodus ke berbagai negara seperti Siria dan Libanon. Kendati demikian, terang Amien, fakta tersebut tetap tidak juga menggugah negara-negara barat.
“Jadi Irak di tahun-tahun mendatang belum tahu endingnya seperti apa, bahkan Jhon Maccain selaku capres dari partai republik pernah mengatakan bahwa Amerika perlu seratus tahun lagi menduduki Irak,†katanya
Padahal, kata Amien, alasan yang pernah dikemukakan Bush pada saat awal-awal penyerangan terhadap Irak merupakan sebuah bentuk kebohongan besar. Bush menyebutkan jika Irak memiliki weapon make destruction (senjata pemusnah massal) dan mengkaitkan Irak dengan jaringan teroris Osama bin laden. Namun kesemua tuduhan tersebut tidak terbukti sama semaki sekali.
“Alasan ini sebenarya bagaimana upaya Bush untuk mencincang Saddam dan menjadikan irak sebagi dari okupasi dan koloni pada awal abnad 21 oleh Amerika,†katanya.
Selanjutnya, amien mengutip dari pernyataan Huntington bahwa upaya Amerika menduduki Irak ini merupakan sebuah bentuk elemen-elemen peradaban keagaman dan ras yang terselubung yang selalu menjadi pertimbangan penting bagi Amerika untuk menjalankan politik luar negerinya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)