Kader Pelatihan Care for Children (CCD) dengan metode lengkap (ceramah, diskusi, video, demonstrasi dan praktik) telah terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap kader kesehatan. Penggunaan metode yang lebih lengkap dengan menggunakan demonstrasi dan latihan konseling juga telah terbukti meningkatkan pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan edukasi tanpa metode tersebut.
Demikian kesimpulan akhir disertasi Akhmadi, S.Kp., M.Kes., M.Kep., Sp.Kep.Kom saat menempuh ujian doktor di FKKMK UGM. Mempertahankan disertasi berjudul Upaya Optimalisasi Pertumbuhan Anak Bawah Dua Tahun Stunting melalui Peningkatan Peran Kader Tentang Pola Pengasuhan di Kulonprogo, Yogyakarta, ia menyampaikan pelatihan CCD dengan metode ceramah, diskusi, dan video tidak menunjukkan peningkatan sikap kader secara signifikan.
Oleh karena itu, pemberian edukasi dengan metode yang lebih komprehensif dan diberikan secara berkala sangat disarankan untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap kader kesehatan. Pelatihan CCD juga telah terbukti dapat meningkatkan efikasi diri dari kader kesehatan dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu.
“Pada penelitian ini didapatkan pelatihan CCD dengan metode lengkap maupun dengan metode ceramah dan video sama yang menunjukkan peningkatan efikasi diri dari kader kesehatan. Kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa materi dalam pelatihan CCD cukup untuk dapat meningkatkan efikasi diri kader kesehatan,” ujar Akhmadi, dosen Departemen Keperawatan dan Komunitas, FKKMK UGM dalam ujiannya, Rabu (13/10).
Akhmadi mengakui masalah stunting pada balita masih cukup serius, yaitu sebesar 37,2 persen dan proporsi balita yang tidak pernah ditimbang enam bulan terakhir semakin meningkat dari 25,5 persen pada tahun 2007 menjadi 34,3 persen pada tahun 2013. Prevalensi baduta stunting di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih cukup tinggi, yaitu sebesar 11 persen.
Dari keempat kabupaten dan satu kota yang terdapat di Yogyakarta, Kabupaten Kulonprogo terdapat baduta stunting 14,5 persen kedua terbesar setelah kota Yogyakarta yaitu 17 persen. Salah satu wilayah kerja yang masih mempunyai masalah stunting yaitu wilayah Puskesmas Kalibawang dan Puskesmas Samigaluh masing-masing sekitar 27,7 persen.
Selain kondisi kesehatan yang buruk, masalah stunting dalam jangka panjang pada anak bisa berakibat masalah perilaku, gangguan kognitif, akademis yang buruk, dan mengidap depresi sejak anak-anak. Ia bisa juga menyebabkan perilaku sosio-emosional negatif dan daya pikir kurang, termasuk kemampuan baca kurang, berhitung, penalaran, dan penguasaan kosa kata, dan mengakibatkan produktifitas berkurang hingga 46 persen saat dewasa.
Terkait permasalahan tersebut UNICEF bersama WHO pada tahun 2012 menyiapkan strategi berupa pelatihan Care for Child Development (CCD) sebagai materi konseling yang diberikan oleh tenaga kesehatan atau kader kesehatan kepada pengasuh utama tentang pengasuhan balita.
“Konseling ini diberikan untuk meningkatkan kualitas interaksi pengasuh utama dengan anak. Intervensi ini memberikan kesempatan orang dewasa untuk belajar menjadi lebih responsif terhadap anak sehingga dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal. Penerapan program CCD terbukti efektif dan efisien dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak serta berdampak positif terhadap orang tua, lingkungan dan petugas kesehatan,” paparnya.
Hanya saja, dalam penelitiannya ia menyisipkan budaya Jawa dalam modul CCD seperti pitutur, tembang, dolanan, tradisi lain sebagai bentuk kearifan lokal yang harus dikembangkan sebagai pembentuk karakter anak. Selain itu, pelatihan dengan CCD ini iapun menggunakan kearifan local yaitu “ngaruhke dan ngarahke” dimana kader tidak hanya menyapa orang tua ataupun pengasuh balita tetapi juga memberikan informasi serta mengarahkan terkait dengan pertumbuhan baduta stunting.
Dalam kesimpulan lainnya, ia menjelaskan Ibu Pelatihan CCD dengan metode lengkap yang diberikan pada kader kesehatan telah terbukti dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu. Peningkatan tersebut ditunjukkan dengan adanya perbedaan signifikan pada hasil statistik data antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Pelatihan CCD yang diberikan pada kader disertai dengan pendampingan kepada ibu merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu.
“Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan efikasi diri yang ditemukan pada ibu yang mendapatkan pendampingan dari kader yang telah dilatih dengan CCD. Peningkatan efikasi diri ditemukan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol,” katanya.
Penulis : Agung Nugroho