UGM menjalin kerja sama dengan PT ThorCon Power Indonesia di bidang pendidikan, penelitian, serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pembangkit listrik tenaga nulir berbasis thorium.
Kerja sama ini ditandai dengan pendandatanganan nota kesepahaman oleh Rektor UGM dan Chief Operating Officer PT ThorCon Power Indonesia, Jumat (15/10) di Balairung UGM.
Dalam sambutannya, Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono M.Eng., D.Eng., IPU, ASEAN Eng., menyambut baik kerja sama ini untuk mendukung pemenuhan kebutuhan energi nasional melalui PLT nuklir.
“Dengan pertumbuhan perekonomian yang semakin maju, kebutuhan energi semakin masif dan kita tidak bisa mencukupinya dengan sumber-sumber fosil yang kita miliki baik secara kualitas maupun kuantitas,” terang Rektor.
Rektor menambahkan, saat ini banyak orang masih memiliki pandangan yang negatif terhadap PLT Nuklir. Selain itu, terdapat kekhawatiran dari para pengusaha di bidang terkait bahwa PLT nuklir akan menggantikan bahan bakar disel, batubara, dan lainnya.
“Masing-masing memiliki porsinya dan bisa menjalankan aktivitasnya dengan pengaturan yang baik, karena kita juga memiliki pembangkit listrik yang lain seperti tenaga angin dan matahari,” imbuhnya.
Di samping mengembangkan kajian terkait penerapan teknologi nuklir, menurutnya kedua institusi bisa memberikan edukasi kepada masyarakat akan keamanan teknologi ini serta dampak positif termasuk dalam aspek keberlanjutan lingkungan, selain dapat mencukupi kebutuhan industri.
“Mari bersama kita yakinkan bahwa PLTN aman, bersih, dan punya impak yang besar terhadap pertumbuhan perekonomian Ineonsia. Riset-riset kita kerjakan dengan serius, harapannya kita bisa menjadi yang terdepan,” kata Rektor.
Chief Operating Officer PT ThorCon Power Indonesia, Bob Sulaiman, menerangkan bahwa PLTN menjadi keniscayaan untuk memenuhi target penurunan emisi. Kerja sama yang dijalin dengan perguruan tinggi dilakukan sebagai persiapan pengembangan PLTN di Indonesia yang sudah menjadi wacana sejak puluhan tahun lalu.
“Mimpi terbangunnya PLTN kelihatannya sudah di depan mata karena saat ini pemerintah melihat bahwa target capaian emisi net zero di tahun 2060 tidak mungkin tercapai tanpa PLTN,” ungkapnya.
Sebelumnya perusahaan ini telah menjalin kerja sama dengan tiga perguruan tinggi untuk melakukan kajian akademis, survei penerimaan masyarakat, serta sejumlah kajian teknologi.
“UGM diharapkan bisa berpartisipasi aktif dalam mendukung implementasi PLTN di Indonesia, khususnya dari segi parisipasi desain. Selain itu, untuk konsultasi proses perizinan bisa melakukan pendampingan teknis,” terangnya.
Penulis: Gloria
Foto: Firsto