Tim Mahasiswa UGM yang terdiri dari Jacyntha Orinetha, Jihan Kaamillia Salsabil (Kedokteran Hewan, 2018) serta Salsabiela Milenia Putri (Farmasi, 2019) meneliti potensi Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dalam bentuk nanoemulsi sebagai alternatif pengganti Antibiotic Growth Promoter (AGP) pada ayam broiler. Mereka memanfaatkan nanoemulsi temulawak karena dianggap lebih mudah diserap tubuh serta mempunyai aktivitas sebagai antioksidan dan antibakteri yang baik.
Penelitian yang didanai Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) ini berawal dari keprihatinan mereka terhadap kasus penggunaan AGP yang dicampur dalam pakan ayam broiler yang diketahui dapat meningkatkan kejadian resistensi antibiotik pada berbagai mikroba serta menyebabkan gangguan kesehatan terutama bagi manusia yang mengonsumsi ayam tersebut.
Jacyntha dan teman-temannya menganggap bahwa temulawak selain dapat dijadikan alternatif AGP juga mengandung senyawa curcumene dari golongan terpene yang diketahui memiliki aktivitas antioksidan dan antibakteri yang baik.
“Alasan kami menggunakan temulawak selain mudah ditemukan dan melimpah juga memiliki aktivitas antibakteri dan antioksidan yang tinggi. Namun, karena sifatnya yang tidak larut dalam air maka kurang efektif jika digunakan,” ujar Salsa.
Jacyntha sebagai ketua tim menuturkan Ayam broiler termasuk sektor produksi hewan dengan penggunaan antibiotik pada pakan yang tertinggi. Sejak penggunaan AGP pada pakan ternak dilarang oleh pemerintah pada tahun 2018, beberapa sumber mengatakan masih ada oknum yang diam-diam menggunakan AGP dalam pakan karena minimnya alternatif pengganti AGP.
Jika kondisi tersebut dibiarkan secara terus menerus maka kasus resistensi mikroba terhadap antibiotik, termasuk E. coli dapat terus terjadi. Oleh karena itu, mereka melakukan riset ini dengan harapan dapat memecahkan masalah tersebut di kemudian hari.
Penelitian yang dilakukan secara kombinasi daring dan luring di bawah bimbingan drh. Anggi Muhtar Pratama, M.Sc. ini menunjukkan pemberian nanoemulsi temulawak dengan dosis 4 mg/kg BB dapat meningkatkan produktivitas ayam broiler, mempunyai status kesehatan yang baik, dan kejadian resistensi antibiotik amoksisilin dan ceftriaxone pada E. coli dapat dihindari. Meskipun demikian, nanoemulsi temulawak tersebut masih perlu diteliti lebih lanjut untuk menghasilkan data riset yang lebih komprehensif.
Penulis: Khansa