Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diluncurkan Kemdikbud Ristek telah dimulai. Melalui program MBKM itu, mahasiswa kemudian diberikan hak untuk belajar di luar program studinya selama tiga semester. Salah satu program turunan dan unggulan dari program MBKM tersebut adalah program beasiswa IISMA atau Indonesian International Student Mobility Awards. Beasiswa IISMA ini membuka kesempatan bagi mahasiswa dari perguruan tinggi Indonesia untuk kemudian mengikuti proses pembelajaran di perguruan tinggi luar negeri selama satu semester.
Pada program IISMA tahun ini, UGM mengirimkan 96 mahasiswa yang tergabung dari berbagai fakultas. Fakultas yang paling banyak mengirimkan delegasi mahasiswa adalah Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIPOL) dan Fakultas Ilmu Budaya (FIB), yaitu masing-masing sebanyak 20 mahasiswa. Lalu, disusul Fakultas Psikologi sebanyak 14 orang. Kemudian masing-masing 10 dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), dan Fakultas Teknik. Serta, selebihnya tersebar kepada delapan fakultas lainnya di UGM.
Negara tempat perguruan tinggi terbanyak yang dituju mahasiswa UGM diketahui adalah United Kingdom sebanyak 21 orang. Kemudian disusul United State of America (USA) sebanyak 19 orang. Selebihnya tersebar di berbagai negara seperti Canada, lalu ke negara-negara di Eropa Barat seperti Netherlands, Portugal, Spanyol, Ireland, Italy, dan lain sebagainya. Negara-negara Benua Asia juga tampak tidak kalah menjadi negara tujuan Mahasiswa UGM, seperti South Korea, Japan, Malaysia, Thailand, Singapore dan lain sebagainya.
Data dari Subdirektorat Kerja Sama Internasional DKUI UGM sebetulnya terdapat 109 mahasiswa UGM yang bakal berangkat dalam program IISMA. Jumlah tersebut sebagai jumlah terbanyak diantara perguruan tinggi di Indonesia dalam pengiriman mahasiswa ke luar negeri dalam program IISMA tahun ini. Namun, dikarenakan beberapa hal seperti closing of borders yang mengakibatkan keberangkatan dialihkan ke semester Genap tahun depan, 2022, beberapa mahasiswa memilih mundur karena harus segera lulus. Faktor penghalang lainnya adalah alasan kesehatan seperti positif Covid-19 dan sebagainya.
Kepala Subdirektorat Kerja Sama Internasional DKUI UGM, I Made Andi Arsana, mengungkap rasa syukur atas jumlah pengiriman mahasiswa UGM tersebut. Made Andi mengatakan pengiriman tersebut menandakan tingginya kesadaran mahasiswa UGM akan pentingnya interaksi antarbangsa. Hal ini dapat mendukung lulusan UGM menjadi bagian warga dunia yang bisa berperan dan bermanfaat positif di kancah global. Kemudian, pengiriman tersebut juga turut menunjukkan kualitas mahasiswa UGM yang dapat dipercaya kementrian untuk menjadi wakil Indonesia di pentas dunia.
“Ini patut kita syukuri,” tutur I Made Andi Arsana, Rabu (3/11).
Penulis: Aji