Tim iGEM Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil meraih medali perak dari the International Genetically Engineered Machine (iGEM) Competition 2021 yang berlangsung pada 4-14 November 2021 secara daring di Paris.
iGEM Competition merupakan kompetisi biologi sintetik internasional yang diselenggarakan oleh iGEM Foundation yang berbasis di Boston, Amerika Serikat. Kompetisi ini diperuntukkan bagi pelajar, mahasiswa, hingga perusahaan yang berasal dari berbagai negara. Pada kompetisi kali ini diikuti oleh 352 tim yang berasal dari lebih dari 40 negara, termasuk diantaranya tim-tim dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Stanford University, dan universitas top dunia lainnya.
Lebih dari 6.000 orang dari berbagai negara di dunia berkumpul pada puncak dari kompetisi yaitu acara iGEM Giant Jamboree yang pada kali ini dilaksanakan di Paris, Prancis dan diikuti oleh seluruh tim secara daring. Pada acara iGEM Giant Jamboree, dilakukan pameran proyek dari tiap tim yang berpartisipasi, salah satunya dari tim iGEM UGM Indonesia.
Tim UGM terpilih menjadi peraih medali perak dalam track environment dengan mengusung judul proyek penelitian “Auviola: a cyanide-regulating system for gold bioleaching and waste treatment towards sustainable non-mercury gold processing”. Tim UGM terdiri atas 12 mahasiswa dari berbagai latar bidang ilmu, yaitu Yustika Sari (Fakultas Biologi) sebagai student team leader, Farhan Wali (Fakultas Biologi), Setianing Wikanthi (Fakultas Pertanian), Ridwan Fathoni (Fakultas Pertanian), Wilda Asyrina Maris (Fakultas Pertanian), Azzahra Asysyifa (Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan), I Gusti Agung Arvin Nanda Pratama (Fakultas Teknik), Ahmad Zidan (Fakultas Teknik), Yafi Surya Permana (Fakultas Farmasi), Dennaya Kumara (Fakultas Farmasi), Shina Aulia Hassanah (Fakultas Ekonomika dan Bisnis), dan Waffiq Maaroja (Fakultas MIPA).
Team leader iGEM UGM, Yustika Sari, menuturkan timnya merupakan tim pertama dari UGM dan prestasi yang diraih merupakan hasil kerja keras dan proses yang panjang dari tim dan telah diinisiasi sejak 2019 lalu. Selain itu, juga dukungan dosen pembimbing, fakultas, serta universitas dan para mitra.
“Harapannya capaian ini dapat menginspirasi dan memberi semangat untuk tim UGM selanjutnya,” katanya.
Tim iGEM UGM dibimbing oleh dosen dan alumni dari berbagai bidang sebagai representasi multidisiplin ilmu. Pembimbing utama atau primary principal investigator yakni Dr. Yekti Asih Purwestri dari Fakultas Biologi. Tim iGEM UGM juga dibimbinng oleh dosen serta alumni dari berbagai fakultas, yakni Matin Nuhamunada, M.Sc., Aries Bagus Sasongko, S.Si., M.Biotech., Lisna Hidayati, S.Si., M. Biotech., Ahmad Ardi, S.Si. (Fakultas Biologi); Muhammad Saifur Rohman, S.P., M.Si., M.Eng, Ph.D., Widhi Dyah Sawitri, S.Si., M.Agr., Ph.D., Prof. Ir. Irfan Dwidya Prijambada, M.Eng., Ph.D. (Fakultas Pertanian); R. Afif Pranaya Jati, S.P., M.Sc., Imam Bagus Nugroho, M.Sc. (PAU Bioteknologi); serta Himawan Tri Bayu Murti Petrus, ST., M.E., D.Eng. dan Ir. Agus Prasetya, M.Eng.Sc., Ph.D. (Fakultas Teknik).
Yekti Asih mengatakan prestasi yang diperoleh merupakan buah dari kerja keras tim yang melibatkan mahasiswa dan dosen pembimbing dari beberapa fakultas di lingkungan UGM. Hal ini menunjukkan bahwa semangat kolaborasi dari berbagai disiplin ilmu yang ada di UGM merupakan kekuatan yang harus dikembangkan di masa mendatang dan menegaskan ilmu tidak dapat berdiri sendiri.
“Harapan ke depan semoga capaian ini akan lebih menyemangati kita untuk berkolaborasi antar disiplin ilmu dan memanfaatkan keberagaman ilmu di UGM untuk mengembangan biologi sintetik dalam membantu menjawab berbagai permasalahan bangsa,” terangnya.
Penulis: Ika