• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  • Kabar UGM
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Masyarakat Belum Kritis terhadap Media

Masyarakat Belum Kritis terhadap Media

  • 29 Maret 2010, 10:24 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 3047
  • PDF Version

Yogya (KU) – Media berperan penting dalam proses penguatan ketahanan masyarakat. Sebagai agen perubahan di masyarakat, media bahkan telah memberikan sumbangsih bagi proses bergulirnya demokrasi di Indonesia. Namun, untuk menginginkan media berperan penting dalam proses penguatan masyarakat, asumsi the second media age layak dipertimbangkan.

Hal itu mengemuka dalam Diskusi Publik ‘Peningkatan Ketahanan Masyarakat melalui Media Komunikasi’, Jumat (26/3) sore di Ruang Seminar Sekolah Pascasarjana UGM. Hadir sebagai pembicara, Kepala Badan Informasi Publik, Kemkominfo, Freddy H. Tulung, Anggota Dewan Pers, Wira Armada, S.H., M.A., M.B.A., Pakar Kebudayaan Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Timbul Haryono, dan Sosiolog UGM Prof. Dr. Heru Nugroho.

Menurut Heru Nugroho, terbentuknya the second media age harus didukung oleh informasi desentralistik, komunikasi dua arah, kontrol negara bersifat distributif, demokratisasi informasi, dan penguatan kesadaran individual. “Selama ini, dalam memberikan peran media senantiasa berangkat dari asumsi the first media age di mana informasi diproduksi secara terpusat, yakni satu untuk banyak khalayak dan arah komunikasi bersifat searah,” paparnya.

Heru berharap suatu saat akan muncul masyarakat yang cerdas dan kritis terhadap media. Dari masyarakat ini pula dapat muncul bentuk penolakan secara massif terhadap berbagai tayangan media yang dinilai tidak mendidik. “Saya membayangkan nanti akan muncul massa kritis yang melek terhadap media. Misalnya, ada anak muda yang buat kaos anti sinetron, tapi belum menggelinding menjadi gerakan volunteer. Namun jika LSM, universitas, dan masyarakat menjadi sebuah gerakan, saya yakin industri media kita akan berubah,” katanya.

Heru juga mengkritisi adanya konglomerasi media yang menyebabkan media sulit merealisasikan idealisme untuk menciptakan perubahan di masyarakat karena tuntutan owner ke arah ekonomi dan politik semata. Selain itu, Heru juga mengkritik pemerintah yang masih lemah dalam hal pengawasan dan pemberian sanksi terhadap media dalam penyampaian informasi dan hiburan yang tidak mendidik. “Kenyataan pasca reformasi, media banyak mengalami bias ekonomi politik. Pengawasaan yang dilakukan pemerintah sangat lemah, terbukti yang dilakukan PWI dan KPI sangat kurang,” tambahnya.

Sementara itu, Wira Armada menegaskan kualitas wartawan sangat menentukan peran media dalam memengaruhi kecerdasan dan opini serta ketahanan masyarakat. Dengan demikian, profesionalitas dan etika wartawan sangat diperlukan dalam jurnalisme. “Pers harus membangun nilai-nilai pers yang profesional dan beretika karena dapat meningkatkan ketahanan masyarakat. Sebaliknya, pers yang tidak profesional justru merusak demokrasi,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Pengamat UGM: Pers Jangan Percaya Rumor

    Monday,09 February 2015 - 13:41
  • Kompetensi Literasi Digital Masyarakat Indonesia Mulai Berkembang

    Tuesday,08 September 2020 - 15:02
  • Pimpinan UGM Berbuka Puasa Bersama Jurnalis Fortakgama

    Thursday,07 June 2018 - 11:54
  • Bedah Buku Hamparan Wacana dari Praktik Ideologi, Media hingga Kritik Postkolonial

    Thursday,15 November 2018 - 15:12
  • Peneliti UGM Kembangkan Melon Unggul TACAPA Dengan Media Tanam Abu Vulkanik

    Friday,25 July 2014 - 13:06

Rilis Berita

  • Booster Tetap Harus Dilakukan 04 July 2022
    Pemerintah melalui juru bicara Satgas COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, meminta kepada masyarakat u
    Agung
  • Penanganan PMK dan Hukumnya untuk Kurban Iduladha 04 July 2022
    Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mewabah di berbagai daerah di Indonesia sejak akhir April 2022 samp
    Satria
  • Dies ke-34 MM FEB UGM Luncurkan Buku “Mencetak Pemimpin Bisnis” 03 July 2022
    Program studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (MM FEB UG
    Gusti
  • Refleksi dan Proyeksi Pengelolaan Lingkungan Hidup Indonesia 02 July 2022
    Badan Standardisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Ke
    Satria
  • Mahasiswa UGM Raih Silver Medal dalam Inovation Exhibition di Malaysia 01 July 2022
    Sekelompok mahasiswa UGM membawa ide/gagasan yang diberi nama “Kiddie Wallet” ke 
    Satria

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

  • 21Jul The International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT)...
  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual