• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Masyarakat Belum Kritis terhadap Media

Masyarakat Belum Kritis terhadap Media

  • 29 Maret 2010, 10:24 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 3392

Yogya (KU) – Media berperan penting dalam proses penguatan ketahanan masyarakat. Sebagai agen perubahan di masyarakat, media bahkan telah memberikan sumbangsih bagi proses bergulirnya demokrasi di Indonesia. Namun, untuk menginginkan media berperan penting dalam proses penguatan masyarakat, asumsi the second media age layak dipertimbangkan.

Hal itu mengemuka dalam Diskusi Publik ‘Peningkatan Ketahanan Masyarakat melalui Media Komunikasi’, Jumat (26/3) sore di Ruang Seminar Sekolah Pascasarjana UGM. Hadir sebagai pembicara, Kepala Badan Informasi Publik, Kemkominfo, Freddy H. Tulung, Anggota Dewan Pers, Wira Armada, S.H., M.A., M.B.A., Pakar Kebudayaan Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Timbul Haryono, dan Sosiolog UGM Prof. Dr. Heru Nugroho.

Menurut Heru Nugroho, terbentuknya the second media age harus didukung oleh informasi desentralistik, komunikasi dua arah, kontrol negara bersifat distributif, demokratisasi informasi, dan penguatan kesadaran individual. “Selama ini, dalam memberikan peran media senantiasa berangkat dari asumsi the first media age di mana informasi diproduksi secara terpusat, yakni satu untuk banyak khalayak dan arah komunikasi bersifat searah,” paparnya.

Heru berharap suatu saat akan muncul masyarakat yang cerdas dan kritis terhadap media. Dari masyarakat ini pula dapat muncul bentuk penolakan secara massif terhadap berbagai tayangan media yang dinilai tidak mendidik. “Saya membayangkan nanti akan muncul massa kritis yang melek terhadap media. Misalnya, ada anak muda yang buat kaos anti sinetron, tapi belum menggelinding menjadi gerakan volunteer. Namun jika LSM, universitas, dan masyarakat menjadi sebuah gerakan, saya yakin industri media kita akan berubah,” katanya.

Heru juga mengkritisi adanya konglomerasi media yang menyebabkan media sulit merealisasikan idealisme untuk menciptakan perubahan di masyarakat karena tuntutan owner ke arah ekonomi dan politik semata. Selain itu, Heru juga mengkritik pemerintah yang masih lemah dalam hal pengawasan dan pemberian sanksi terhadap media dalam penyampaian informasi dan hiburan yang tidak mendidik. “Kenyataan pasca reformasi, media banyak mengalami bias ekonomi politik. Pengawasaan yang dilakukan pemerintah sangat lemah, terbukti yang dilakukan PWI dan KPI sangat kurang,” tambahnya.

Sementara itu, Wira Armada menegaskan kualitas wartawan sangat menentukan peran media dalam memengaruhi kecerdasan dan opini serta ketahanan masyarakat. Dengan demikian, profesionalitas dan etika wartawan sangat diperlukan dalam jurnalisme. “Pers harus membangun nilai-nilai pers yang profesional dan beretika karena dapat meningkatkan ketahanan masyarakat. Sebaliknya, pers yang tidak profesional justru merusak demokrasi,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Pengamat UGM: Pers Jangan Percaya Rumor

    Monday,09 February 2015 - 13:41
  • Diskusi Panel Ramadhan: Najwa Shihab Tegaskan Pentingnya Daya Pikir Kritis Sekalipun terhadap Konten Positif

    Friday,14 April 2023 - 14:53
  • Kompetensi Literasi Digital Masyarakat Indonesia Mulai Berkembang

    Tuesday,08 September 2020 - 15:02
  • Kepala PSPK Bambang Hudayana Dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Antropologi

    Thursday,19 January 2023 - 15:56
  • Pimpinan UGM Berbuka Puasa Bersama Jurnalis Fortakgama

    Thursday,07 June 2018 - 11:54

Rilis Berita

  • Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Prof. Dr. Rachmat Djoko Pradopo Meninggal Dunia 03 June 2023
    Keluarga Besar Universitas Gadjah Mada berduka atas meninggalnya salah satu guru besar terbaiknya
    Satria
  • Membangun Kemandirian dan Pengembangan Wisata Melalui Desa Binaan HMP UGM 03 June 2023
    Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (HMP UGM) melalui Bidang Aksi Sosial (Aks
    Satria
  • RSA UGM Terima Penghargaan PPKM Award dari Menkes 02 June 2023
    Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM terus berkomitmen tinggi dalam memberikan pelayanan kesehatan
    Gusti
  • Universitas Gadjah Mada di Top 50 Dunia pada THE Impact Rankings 2023 01 June 2023
    Universitas Gadjah Mada (UGM) masuk dalam jajaran 50 perguruan tinggi terbaik dunia yang memberik
    Satria
  • Minim, Pemda Yang Mampu Susun RPPLH Sesuai Target 01 June 2023
    Percepatan industri telah menghasilkan berbagai dampak lingkungan. Salah satu isu yang banyak dip
    Satria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
  • 02Oct Conference of Critical Island Studies...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual