Perlu untuk kamu ketahui, selain Gedung Pusat UGM, gedung yang tidak kalah memiliki nilai historis tinggi lainnya di UGM adalah Gedung Pantjadarma. Lantas taukah kamu yang mana Gedung Pantjadarma tersebut?
Gedung Pantjadarma ini tidak lain adalah nama kepada lima gedung yang berada di Sekip UGM. Sekarang, Gedung Pantjadarma ini difungsikan sebagai gedung kuliah Sekolah Vokasi (SV) UGM.
Mantan Kabid Data Base Arsip UGM, Dra. Suwarni Darsohardjono, mengungkapkan setidaknya terdapat empat alasan kenapa Gedung Pantjadarma memiliki nilai historis tinggi. Pertama, proyek pembangun Gedung Pantjadarma tersebut sejatinya satu paket dengan pembangunan Gedung Pusat UGM. Hal ini kemudian mengartikan bahwa Gedung Pantjadarma juga termasuk kedalam proyek pembangunan pertama yang dibangun Pemerintahan Republik Indonesia setelah merdeka tahun 1945.
“Gedung itu (Pantjadarma) adalah proyek (pembangunan) pertama yang dibangun bangsa ini. Gedung Pusat dan Gedung Pantjadarma itu satu paket (proyek),” ungkap Suwarni dalam webinar nasional daring berjudul ‘Pengelolaan dan Pelestarian Cagar Budaya Indonesia dan Gedung Pantjadarma Universitas Gadjah Mada’ yang diselenggarakan oleh Prodi Pengelolaan Arsip dan Rekaman Informasi, SV UGM, pada Minggu, (19/11).
Kedua, sebagai proyek pembangunan pertama tersebut, Gedung Pantjadarma selanjutnya turut menjadi tanda atau titik awal Bangsa Indonesia menyadari pentingnya pendidikan.
Lalu ketiga, sebagaimana Gedung Pusat UGM, Gedung Pantjadarma juga diketahui merupakan bangunan pertama yang dibangun tanpa campur tangan pihak asing, atau dibangun oleh tangan para insinyur asli Bangsa Indonesia.
Serta keempat, Gedung Pantjadarma ternyata pernah menjadi saksi bisu diadakannya Konferensi Colombo Plan tahun 1959. Mengutip dari laman Kemenlu RI, Colombo Plan sendiri merupakan sebuah organisasi yang bertujuan untuk mendukung pembangunan ekonomi dan sosial negara anggota, memajukan kerja sama teknik serta membantu alih teknologi antar negara anggota, memfasilitasi transfer dan berbagi pengalaman pembangunan antar negara anggota sekawasan dengan penekanan pada konsep kerjasama Selatan-Selatan. Colombo Plan ini sudah didirikan sejak tahun 1951. Indonesia diketahui bergabung pada tahun 1953.
Penulis: Aji
Foto: Khazanah Arsip UGM